AFP/SAUL LOEB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan pertemuan dengan Presiden Korea Utara Kim Jong Un di Singapura pada 12 Juni 2018 . Presiden Donald Trump pada Selasa (1/1/2019) mengatakan dirinya menantikan pertemuan berikutnya dengan Kim Jong Un menyusul pidato Kim yang menyatakan Pyongyang akan menempuh cara baru jika sanksi AS terhadap Korea Utara tidak dicabut.

Menyusul pidato Tahun Baru Kim Jong Un, perwakilan Korea Utara bertemu delegasi Amerika Serikat di Vietnam. Kim, kemarin, juga datang ke China.

Dalam pidato pada 1 Januari 2019, Kim menyatakan ingin kembali bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Pemimpin Korea Utara itu menyatakan pula keinginannya agar perlucutan nuklir atau denuklirisasi di Semenanjung Korea dilanjutkan. Namun, ia menunjukkan rasa frustrasi atas kebijakan AS yang mempertahankan sanksi atas Korut. Menurut dia, jika terus ditekan, tidak tertutup kemungkinan Korut menempuh cara yang berbeda.

Menyusul pesan Kim yang mengisyaratkan kesediaan bertemu Trump lagi, tim AS dan Korut dilaporkan telah beberapa kali berunding di Hanoi, Vietnam. Kedua pihak membahas rencana pertemuan lanjutan antara Trump dan Kim. Waktu dan tempat pertemuan kedua kalinya Trump dan Kim belum ditetapkan. Meski demikian, pemilihan Hanoi sebagai lokasi perundingan delegasi Korut-AS memunculkan spekulasi, kota itu mungkin menjadi lokasi pertemuan Trump dan Kim.

Sebelum ini, kedua pemimpin bertemu di Singapura, 12 Juni, dan sepakat mewujudkan denuklirisasi. Namun, sampai kini, nasib denuklirisasi tidak jelas. Korut kecewa karena masih dikenai sanksi, sebagaimana tecermin pada pidato Tahun Baru, sementara AS tetap pada keyakinan semula, yakni Korut belum melakukan langkah maju dalam denuklirisasi. Untuk menunjukkan niat baik, langkah denuklirisasi Korut antara lain harus diverifikasi oleh tim dari luar negara itu.

Dalam situasi ini, Kim datang ke Beijing, Selasa hingga Kamis besok, untuk bertemu Presiden Xi Jinping. Pertemuan ini merupakan yang keempat kalinya dalam periode setahun. Tiga pertemuan sebelumnya terjadi pada 2017.

Kedatangan kembali Pemimpin Korut—bertepatan dengan hari ulang tahunnya—ke Beijing memunculkan penilaian bahwa peluang terjadinya pertemuan Trump dengan Kim sangat besar. Penilaian ini muncul karena pada tahun lalu pertemuan bersejarah Trump dengan Kim didahului dengan langkah Pemimpin Korut menemui Presiden China.

Diperkirakan, selain mengoordinasikan langkah Pyongyang untuk mewujudkan denuklirisasi, kunjungan Kim ke Beijing bertujuan membahas pembangunan ekonomi di Korut. China merupakan mitra penting Korut. Selain sebagai sekutu utama, China merupakan partner dagang terbesar Korut.

Kunjungan Kim yang dilakukan atas undangan Xi itu menegaskan besarnya peran China bagi Korut dan bagi proses denuklirisasi. Hal yang menarik, Kim diundang bertepatan dengan berlangsungnya negosiasi China-AS untuk mengakhiri perang dagang.