Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 21 Januari 2019

Televisi Berlebihan//Tiket Malaysia Lebih Murah//Tanggapan Palyja (Surat Pembaca Kompas)


Televisi Berlebihan

Libur antarsemester membuat saya lebih sering menonton televisi. Ternyata televisi sama berisiknya dalam memberitakan kasus prostitusi daring dengan media sosial.

Masih wajar jika yang dikabarkan adalah perkembangan penegakan hukum oleh polisi akan kasus itu. Namun, tragisnya, beberapa stasiun televisi melakukan hal yang, menurut saya, kelewatan.

Berhari-hari kabar prostitusi daring itu dijadikan topik utama. Berbagai pihak yang relevansinya amat kurang—bahkan tidak ada—diundang dalam aneka reality show untuk diajak membahas kasus tersebut.

Malahan, beberapa pemandu acara menjadikannya sebagai bahan guyonan secara intensif.

Bukan saya sok moralis, tapi coba bayangkan apabila justru anggota keluarga atau teman dekat kita yang terlibat dalam kasus prostitusi itu? Apakah kita akan tetap bisa tertawa? Sebagai manusia, marilah tetap saling menyayangi dan menghormati satu sama lain.

Andri Josua Sianipar  Jl Otista III Dalam, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur

Tiket Malaysia Lebih Murah

Cukup mengejutkan membaca berita "Tiket Mahal, Warga Transit di Malaysia" di Kompas (13/1/2019). Timbul tanyaan, kalau maskapai penerbangan dari Kuala Lumpur, Malaysia, bisa memberikan harga jauh lebih murah, berarti harga tiket maskapai Indonesia cukup mahal.

Contoh yang tertulis dalam berita itu, tiket Kuala Lumpur (Malaysia)-Jakarta cuma Rp 1 juta, sementara tiket maskapai Indonesia untuk rute Banda Aceh-Jakarta kini Rp 1,6 juta, bahkan bisa Rp 2,3 juta.

Setidaknya berita itu kini memunculkan persepsi bahwa selama ini kita dibohongi dengan istilah maskapai bertarif rendah sebab kenyataan ada maskapai negara tetangga bisa memberikan tarif yang benar-benar terjangkau para penumpangnya.

Jika Kementerian Perhubungan beralasan penetapan harga tiket sudah diatur dengan batas atas dan bawah, pada kenyataan maskapai asal Malaysia tetap lebih murah. Lalu sebenarnya apa penyebab mahalnya harga tiket penerbangan kita?

Dalam era keterbukaan ini sudah bukan waktunya bagi semua pemangku kepentingan di segala sektor, termasuk maskapai penerbangan, menutupi fakta terhadap publik. Perlu dijawab tanyaan, sebenarnya komponen apa saja yang kita hitung untuk menentukan satuan harga tiket pesawat udara?

Jika tetap ada dusta di antara kita, jangan harap bisnis yang penuh persaingan ini semakin berkembang!

A RISTANTO Jatimakmur, Pondokgede, Bekasi, Jawa Barat

Tanggapan Palyja

Kami memahami kekecewaan Saudara Nani Rengka di Kompas (3/1/2019), "Layanan Buruk", dan memohon maaf atas ketaknyamanan yang terjadi.

Berhubung data pelanggan kurang lengkap, yaitu nomor identitas pelanggan, kami kesulitan menindaklanjuti ke lokasi dimaksud.

Secara umum dapat kami sampaikan bahwa terhambatnya distribusi suplai air bersih ke area Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, dan sekitarnya dipengaruhi beberapa faktor.

Minimnya suplai air curah: sumber air bersih ke area Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, dan sekitarnya berasal dari Pusat Distribusi dan Penampungan Air 4 Kebon Jeruk dan dari Cikokol.

Untuk itu, Palyja berkoordinasi secara intensif dengan pihak terkait demi stabilitas distribusi air curah.

Lokasi terjauh: perlu waktu dan tekanan signifikan untuk dapat mendistribusikan air ke area Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, dan sekitarnya. Palyja telah memasang pompa demi meningkatkan tekanan pada jaringan.

Ada perbaikan di pipa jaringan dan ada kerusakan/ gangguan di pipa jaringan 1. Selain mengirim mobil tangki air sebagai bantuan darurat, Palyja juga memompa di jaringan menuju area terdampak untuk mempercepat pemulihan gangguan.

Untuk meminimalkan dampak gangguan suplai air, kami mengimbau pelanggan memiliki tempat penampungan air di saat suplai air bagus.

Lydia Astriningworo Kepala Divisi Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Palyja

Kompas, 21 Januari 2019

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger