Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 12 Maret 2019

Imbauan di Penutup Debat//Hallo BPN (Surat Pembaca Kompas)


Imbauan di Penutup Debat

Debat kedua calon presiden telah berlangsung Minggu, 17 Februari 2019. Secara keseluruhan debat ini berlangsung lebih baik daripada debat pertama.

Baik calon presiden Joko Widodo maupun calon presiden Prabowo Subianto telah menyampaikan visi mereka di bidang energi, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup. Kita mengapresiasi kedua calon presiden untuk terus memperbaiki penampilan dalam debat mendatang dan menjaga debat tetap berkualitas.

Namun, ada satu usulan kepada KPU dan para calon presiden yang menurut saya cukup penting, yaitu agar dalam pernyataan penutup, setiap calon presiden mengimbau para pendukungnya bahwa setelah debat tidak saling menghujat baik di media sosial, sarana ibadah, maupun pelbagai media lainnya.

Hujatan, ejekan, dan makian sungguh tidak mendidik bangsa kita, hanya menimbulkan kebencian di antara setiap pendukung seperti yang kita lihat kini.

Mungkin para calon presiden dapat mengimbau para pendukungnya untuk menyampaikan kritik terhadap program lawan dengan lebih santun dan beretika, demi menghindari perpecahan sesama anak bangsa. Saya yakin kedua calon presiden tidak menghendaki terjadinya perpecahan di NKRI yang kita cintai bersama.

Mari kita jaga kebinekaan demi terciptanya Indonesia yang sejuk dan aman.

RUDI KARRYADI,
Cikunir, Bekasi

Hallo BPN

Ketika Presiden Joko Widodo mencanangkan program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) gratis, warga Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, menyambut antusias. Program PTSL sungguh didambakan, terutama oleh kami yang tidak mampu.

Kami telah memasukkan berkas-berkas permohonan pada 20 Mei 2018 dan katanya Desember 2018 selesai. Namun, sampai akhir Februari 2019 belum tuntas.

BPN seharusnya menginventarisasi siapa-siapa yang bermasalah, dokumen apa saja yang harus dilengkapi, dan menginformasikannya ke konsumen. Jangan hanya bicara.

Kami pribadi telah melengkapi berkas-berkas berupa akta jual-beli dari notaris, tanah tidak dalam sengketa disaksikan oleh Ketua RT/RW, fotokopi IMB, fotokopi PBB Lunas sampai 2018, hasil ukur ulang oleh petugas BPN Jakarta Barat, gambar rumah, dan seterusnya.

Untuk diketahui, warga Perumahan Cengkareng Indah tidak semua kaya, ada yang sederhana dan miskin. Kami pensiunan PNS dengan uang pensiun Rp 4,3 juta (golongan IV/e) mustahil mengurus sertifikat yang biayanya tinggi.

Sebenarnya kami sudah mengajukan permohonan pengurus sertifikat tahun 1984, tetapi tidak ada respons. Kami sangat dirugikan oleh pengembang Perumahan Cengkareng Indah PT Madona dan Kantor Agraria Jakarta Barat, yang katanya bersedia mengurus sertifikat, kenyataan sampai sekarang (35 tahun) belum juga tuntas padahal luas tanah hanya 90 meter persegi.

TH Soeprono
Perumahan Cengkareng
Indah, Jakarta Barat


Iklan dan Trotoar Membahayakan

Melewati putaran Tomang ke arah Slipi, Anda akan dikejutkan billboard raksasa yang sangat menyilaukan pada malam hari, dipasang pada pancang beton di sisi kiri.

Sangat tidak manusiawi memasang billboard yang membahayakan keselamatan pengguna jalan, yang notabene merupakan pembayar pajak.

Yang lain adalah tugu batas kecamatan yang memakai trotoar sehingga pejalan kaki tidak bisa berjalan di trotoar.

Contohlah negara maju yang sangat memperhatikan pelayanan publik. Gunakanlah studi banding untuk belajar dan membenahi Indonesia, bukan jalan-jalan dan belanja saja. Pemprov DKI, mohon ditertibkan semua yang menyangkut layanan publik ini.

Listya Prahastiwi

Babakan Ujung, Babakan, Tangerang

Kompas, 12 Maret 2019

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger