ARSIP PRIBADI

Agustine

 

Pengasuhan cucu oleh kakek-neneknya sangat umum terjadi di negara dan budaya kita. Alasannya sangat beragam, bisa karena perceraian orangtua, karena orangtua bertugas jauh di luar kota, karena orangtua sakit atau meninggal, orangtua sama-sama harus bekerja keluar rumah setiap hari, dan sebagainya. Jadi dibutuhkan bantuan dari kakek-nenek, baik secara penuh maupun paruh waktu untuk mengasuh dan membesarkan cucu yang relatif masih kecil.

Problemnya, banyak yang meragukan dampak dari pengasuhan oleh kakek-nenek. Ada mitos yang mengatakan bahwa mereka cenderung memanjakan sehingga cucu tidak bisa mandiri. Atau, dengan kesabaran yang lebih besar, maka para cucu lebih lekat pada kakek-neneknya dan lebih mengidolakan mereka ketimbang orangtuanya sendiri. Ayah-ibu menjadi merasa tersaingi kemampuannya menjadi orangtua.

Makna mengasuh
Para kakek-nenek pasti tanpa ragu akan setuju bahwa cucu mereka adalah suatu berkah sejati dalam kehidupan. Dengan pengalaman yang dipersepsi cukup banyak dan waktu luang yang lebih panjang, banyak kakek-nenek dengan tangan terbuka menerima cucu untuk mereka asuh.

Lara Crisp (2017) mengatakan, kebanyakan kakek-nenek yang membantu pengasuhan cucu menikmati kesempatan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan mereka dan menemukan bahwa hal ini membantu mereka membangun hubungan yang kuat.

Banyak kakek-nenek mengatakan, merawat cucu membuat mereka tetap bugar. Dari sisi para cucu, kedekatan mereka dengan kakek-neneknya acap kali dirasakan lebih kuat dibandingkan dengan ayah-ibunya sendiri.

Keuntungan lain adalah kakek-nenek dapat meneruskan kearifan dan pengalaman mereka kepada cucu-cucu mereka. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa hubungan cucu dan kakek-neneknya memang bermanfaat penting bagi perkembangan cucu maupun kesejahteraan mental para kakek-nenek.

Membesarkan generasi kedua membawa banyak imbalan dan penghargaan, termasuk pemenuhan rasa aman kepada para cucu, mengembangkan hubungan yang lebih dalam, dan menjaga kebersamaan keluarga.

Tantangan
Tentu saja Anda ingin menjadi kakek-nenek yang berhasil, tetapi akan ada banyak hari ketika Anda merasa frustrasi dan kewalahan. Memang tergantung pada usia sang cucu, waktu dan energi Anda dapat disibukkan dengan segala sesuatu, mulai dari mengganti popok dan tangisan berlebihan dari cucu, panggilan guru sekolah tentang nilai yang buruk atau perilaku yang mengganggu, hingga mengkhawatirkan cucu remaja yang keluar terlalu malam atau mungkin menggunakan narkoba.

Jadi tantangannya adalah para kakek-nenek harus bersedia membatasi rencana mereka sendiri, kehidupan sosial, hobi, liburan, dan sebagainya agar sesuai dengan kebutuhan sang cucu.

Bagi para kakek-nenek tetap perlu ada keseimbangan antara menghabiskan waktu bersama cucu dan beristirahat. Selain itu, perlu pula memperhatikan kesehatan fisik, keadaan finansial yang mungkin menurun, atau tidak tersedia banyak energi untuk merawat anak kecil.

Tantangan lain adalah apabila terjadi ketidaksepakatan dengan orangtua tentang beberapa hal, seperti disiplin, waktu bermain, ataupun makanan bagi sang cucu. Artinya hidup tidaklah mudah untuk membesarkan cucu. Diperlukan beberapa prinsip dan kiat untuk menjalankannya. Berikut saya rangkumkan enam prinsip penting bagi para kakek-nenek dalam membesarkan cucu (Barbara Nathan, 2014).

1. Berikan cinta, kehangatan, dan dukungan
Cucu-cucu tidak akan selalu mendengarkan Anda dan Anda tidak akan selalu menyetujui perilaku mereka. Namun, berteriak dan hukuman fisik bukan jawabannya. Secara tenang tetapi tegas, komunikasikan kekecewaan Anda. Juga, sediakan lebih banyak waktu untuk mereka.

Jika itu berarti Anda kehilangan program TV favorit, tontonlah di kesempatan lain. Jika itu berarti harus lebih awal berhenti berlatih gamelan dengan sebaya lansia karena perlu menghadiri acara pertunjukan tari dari cucu Anda, lakukanlah.

Saat sarapan dan makan malam, bergabunglah dengan cucu dan tanyakan kegiatan mereka pada hari itu. Jika cucu Anda bermasalah dengan sesuatu, tunjukkan bahwa Anda peduli dan ingin membantu.

2. Kejujuran adalah dasar untuk hubungan baik
Tentunya Anda ingin cucu menghormati dan menghargai Anda. Jadi perlakukan mereka dengan hormat juga. Jika mereka telah cukup mampu memahami mengapa Anda dan bukan ayah-ibu yang merawat mereka, katakan apa adanya.

Misalnya, Anda dapat menjelaskan bahwa orangtua mereka tetap mencintai mereka, tetapi mereka perlu dibantu karena suatu masalah, jadi Andalah yang mengisinya saat ini.

Juga, yakinkan mereka bahwa apa yang terjadi dengan orangtua mereka bukanlah kesalahan sang cucu. Jangan biarkan cucu Anda mengetahui kebenaran berita dari sumber lain atau menjalani kehidupan dengan membenci orangtua mereka karena telah meninggalkan mereka.

3. Jangan berjanji yang tidak dapat Anda tepati
Jika cucu Anda terus menangisi ibunya atau menuntut Anda membeli mainan atau gawai yang mahal, Anda dapat tergoda untuk mengambil jalan keluar yang mudah, yaitu dengan menjanjikan "bulan dan bintang-bintang".

Tetapi jika itu tidak akan terjadi, Anda telah membuat ide yang buruk. Para cucu perlu memahami sejak usia dini bahwa mereka tidak dapat memiliki semua yang mereka inginkan dan bahwa mereka perlu bersyukur atas segala hal indah yang mereka miliki, dan itu termasuk memiliki Anda sebagai kakek-neneknya.

4. Biarkan cucu menjadi anak-anak
Anak-anak tumbuh sangat cepat. Sebagai kakek-nenek, Anda ingin menanamkan kearifan Anda sendiri untuk membimbing mereka di jalan agar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, penuh perhatian, dan produktif.

Ini memang baik, tetapi sama pentingnya untuk membiarkan cucu Anda menjaga keseimbangan yang sehat antara perilaku yang bisa Anda banggakan dan hanya perilaku bersenang-senang.

Biarkan sang cucu yang masih berusia di bawah 10 atau 11 tahun menjadi anak-anak yang riang bermain, bertualang, kreatif, spontan, menikmati tertawa dan bernyanyi dengan anak sebayanya di waktu luang atau liburnya.

5. Mantapkan disiplin dan bimbingan yang tepat
Membiarkan cucu menjadi anak-anak bukan berarti memberi mereka kebebasan untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan atau kapan pun mereka mau. Semua anak membutuhkan struktur dan keteraturan dalam kehidupan sehari-harinya dan Anda bertanggung jawab untuk menyediakannya.

Beragam jadwal, rutinitas, dan aturan adalah hal yang penting selama cucu berada dalam pengasuhan Anda. Bahkan jika mereka keberatan dan menuntut, tidak ingin membersihkan kamarnya atau tidak mau melakukan pekerjaan rumahnya, mereka akan bisa menghormati karena Anda telah mengerahkan otoritas Anda, dan dalam jangka panjang, mereka bahkan akan menghargainya.

Dengan telah terjadinya suatu pergolakan besar dalam kehidupan cucu, tidak hadirnya orangtua mereka, kemampuan Anda untuk menyediakan lingkungan yang lebih stabil dan dapat diprediksi akan membuat perbedaan besar bagi mereka.

6. Hargai keunikan tiap cucu
Jangan membandingkan para cucu dengan lainnya. Hal ini menyakitkan dan tidak produktif. Setiap individu unik dengan kualitasnya masing-masing.