ARSIP PRIBADI

Samsuridjal Djauzi

 

Sebulan yang lalu, kami mengantar asisten rumah tangga kami pulang ke desanya yang tak jauh dari Bogor. Desanya di atas bukit dan ternyata kami baru tahu bahwa seluruh desa mengalami kesulitan mencari air bersih.

Sumber air bersih yang diharapkan adalah sebuah sungai kecil. Sungai itu digunakan oleh warga sebagai sumber air untuk minum dan oleh sebagian warga sungai itu juga digunakan untuk mandi dan buang kotoran. Tak heran cukup banyak warga yang mengalami sakit, padahal puskesmas terdekat berjarak sekitar 5 km. Itu pun harus menggunakan ojek melalui jalan yang berbatu.

Sebagai seorang mantan kepala sekolah, saya merasa prihatin menyaksikan penduduk setempat mengonsumsi air sungai yang warnanya kekuningan. Meski masyarakat menyaringnya dan memasaknya, saya khawatir air tersebut tidak layak untuk diminum.

Kita sudah 74 tahun merdeka, namun kita belum mampu menyediakan air bersih bagi seluruh masyarakat kita. Sepengetahuan saya, salah satu faktor penting untuk menyehatkan masyarakat adalah air bersih yang layak untuk diminum. Sebenarnya di kota besar sekalipun masih banyak warga yang harus membeli air karena belum ada layanan air bersih untuk mereka.

Untuk mereka yang mampu mungkin masalah air bersih untuk minum ini merupakan masalah kecil. Mereka dapat membelinya di mana-mana. Namun, bagi warga yang penghasilannya terbatas, pengeluaran untuk air bersih ini merupakan beban yang tak ringan.

Apakah sudah ada kepala daerah yang mampu menyediakan air bersih untuk seluruh warganya di Indonesia? Apakah penyediaan air bersih sudah menjadi program yang diprioritaskan dalam pembangunan di daerah? Kita masih saja menyaksikan di media bagaimana warga harus berjalan kaki ke sumber air bersih yang cukup jauh dan mengangkut air bersih untuk keperluan rumah tangga. Kita saksikan perempuan dan anak-anak harus bekerja keras untuk menyediakan air bersih untuk keperluan di rumah.

Apakah Kementerian Kesehatan sudah mempunyai program untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat? Saya percaya para pakar kesehatan tentu memahami pentingnya air bersih untuk kesehatan. Masyarakat di perdesaan juga sering harus mengonsumsi air yang tercemar dengan bahan kimia yang sudah tentu mengganggu kesehatan.

Bilakah air bersih akan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia? Adakah teknologi yang tepat guna yang dapat membantu penyediaan air bersih sehingga rakyat Indonesia dapat mengonsumsi air bersih yang layak untuk kesehatan serta dapat tersedia secara murah? Terima kasih atas penjelasan Dokter.

M di J 
Dalam bidang kesehatan masyarakat amat disadari air bersih merupakan faktor penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Anda benar, kita semua prihatin nyatanya belum seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati air bersih.

Jika di banyak negara air yang keluar dari pipa leding di rumah sudah layak diminum tanpa dimasak terlebih dahulu, di negeri kita sebagian masyarakat masih harus berjuang untuk memperoleh air bersih, terutama pada musim kering.

Sudah saatnya kita bersama berupaya agar seluruh warga negara Indonesia dapat menikmati air bersih. Sampai sekarang baru sekitar 80 persen masyarakat yang dapat mengonsumsi air bersih. Bahkan cukup banyak warga yang ragu meminum air bersih yang keluar dari pipa leding di rumah mereka sehingga penjualan air minum botol dan galon laku keras.

Sebenarnya, keraguan ini tak perlu terjadi karena pengujian pada air yang keluar dari pipa leding di rumah tangga dibandingkan air yang dijual di botol atau galon tidak banyak berbeda.

Kedua sumber air minum ini layak untuk diminum setelah dimasak. Air yang layak diminum menurut kesehatan harus memenuhi sejumlah syarat, seperti jernih, tak berbau, PH-nya dalam rentang yang diizinkan, mengandung sejumlah mineral yang diperlukan tubuh, serta tak tercemar unsur kimia yang berbahaya bagi tubuh.

Masyarakat dapat memeriksakan sumber air minum rumah tangga ke laboratorium lingkungan terdekat dengan biaya pemeriksaan yang tidak mahal.

Namun, harus diakui di sebagian daerah negeri kita, air bersih langka dan tidak mencukupi untuk kebutuhan masyarakat. Sebagian warga harus menggunakan air dari sungai yang keruh serta tak layak minum. Selain untuk air minum, sungai juga digunakan untuk mandi, mencuci, bahkan juga untuk membuang air besar.

Kegiatan ini berisiko menularkan penyakit yang ditularkan melalui air tercemar, seperti diare, hepatitis A, dan demam tifoid. Meningkatkan penyediaan air bersih akan dapat mencegah masyarakat terkena penyakit yang dapat ditularkan melalui air tercemar. Penyediaan air bersih bukan tugas Kementerian Kesehatan.

Kebutuhan air bersih harus disediakan oleh kementerian lain. Jadi, meski para pakar kesehatan yang menyadari benar pentingnya air bersih, mereka tak dapat membangun sendiri sumber air bersih untuk masyarakat.

Kementerian Kesehatan menerbitkan informasi tentang syarat-syarat air yang dapat diminum juga mengenai cara memproses air agar layak diminum.

Negeri kita luas serta jumlah penduduknya besar, namun sebenarnya hal tersebut tidak harus menjadi alasan bahwa kita tak mampu menyediakan air bersih bagi seluruh rakyat kita. Seperti Anda utarakan, penyediaan air bersih harus menjadi program utama pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Kita telah mampu membangun infrastruktur yang membutuhkan dana besar dan teknologi yang sulit, seperti bandara, pelabuhan, dan jalan tol. Jadi, seharusnya dengan memusatkan perhatian pada penyediaan air bersih, kita percaya pemerintah mampu menyediakan air bersih bagi seluruh warganya.

Sementara itu, kepedulian akademisi, pihak swasta, serta lembaga swadaya masyarakat harus ditingkatkan untuk menyediakan air bersih bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sumber-sumber air bersih yang ada harus dijaga, sumber baru harus diadakan, dan sumber air bersih tersebut harus dijaga dari pencemaran, baik akibat perilaku masyarakat maupun pabrik-pabrik yang membuang limbah ke sungai.

Selain air bersih, masalah kesehatan lain yang tak kalah pentingnya adalah jamban keluarga. Saudara-saudara kita di desa banyak yang belum mempunyai jamban keluarga atas berbagai alasan sehingga terpaksa membuang kotoran ke sungai.

Kementerian Kesehatan telah menyusun sejumlah pencapaian untuk sumber air bersih dan jamban keluarga ini, namun sekali lagi pengadaannya bergantung pada kegiatan kementerian lain.

Jadi, kerja sama dan kepedulian terhadap kesehatan dari sejumlah kementerian merupakan faktor penting agar masyarakat kita mampu mengonsumsi air bersih serta mempunyai jamban keluarga.

Sementara itu, di permukiman mewah kita sering menyaksikan penggunaan air bersih yang boros seperti untuk mencuci mobil dan sebagainya. Jadi, di satu pihak saudara kita masih banyak yang belum menikmati air bersih, di sisi lain banyak warga kita yang boros dengan air bersih.