ARSIP PRIBADI

Prita H. Ghozie

 

Pernah dengar mengenai sandwich generation? Meski dinamakan dari sebuah makanan, yaitu roti lapis, konsep ini merupakan suatu penanda dalam masyarakat, yakni ada sebuah generasi yang memiliki karakteristik seperti halnya isi roti lapis yang terjepit di antara dua roti.

Konsep mengenai generasi sandwich ini sendiri pertama kali muncul di tahun 1980-an, seperti yang tertera dalam jurnal ekonomi oleh Brody (1981) yang mendeskripsikan sebuah generasi (umumnya di usia produktif) yang terjepit di antara dua tugas utama, yaitu membesarkan anak dan juga merawat orangtua, bahkan keluarga besar. Tanggung jawab ini diidentifikasi sebagai dukungan penuh secara finansial serta moral. Apakah Anda juga mengalaminya?

Generasi sandwich merupakan salah satu fenomena yang tidak bisa dihindari oleh beberapa pihak. Di satu sisi Anda memiliki orangtua yang membutuhkan dukungan finansial karena mungkin mereka sudah tidak mampu bekerja secara produktif. Namun, di sisi lain Anda masih memiliki tanggungan, yaitu pasangan maupun anak.

Sebuah studi yang dilakukan oleh tiga ekonom, yaitu A Tur-Sinai, M Silverstein, dan N Lewin-Epstein, pada tahun 2018 ditemukan bahwa generasi sandwich yang sanggup memberikan dukungan finansial penuh kepada anak saja sebesar 28,2 persen, yang mampu memberikan dukungan finansial penuh kepada anak dan orangtua sebesar 1,4 persen, dan 63,6 persen lainnya hanya sanggup memberikan bantuan sewaktu-waktu.

Pengelolaan keuangan dalam situasi seperti ini pasti tidak mudah. Namun, bukan berarti hal ini tidak bisa disikapi dengan perencanaan keuangan yang baik.

Langkah-langkah
Pertama, komunikasikan dengan pasangan dan keluarga. Apabila Anda memiliki orangtua atau keluarga yang membutuhkan bantuan, langkah pertama adalah bicara dengan pasangan mengenai kebutuhan ini.

Hal ini untuk mengurangi rasa tidak nyaman terhadap pasangan dan rasa bersalah pada anak yang juga masih banyak membutuhkan perhatian. Apalagi jika dana untuk bantuan cukup besar nilainya. Setelah berkomunikasi, maka sepakat dengan pasangan untuk alokasi bujet yang sesuai dengan kemampuan finansial.

Selain dengan pasangan, komunikasi dengan orangtua serta keluarga besar juga penting untuk dilakukan. Terutama untuk generasi sandwich yang "wajib" membantu orangtua serta anggota keluarga lain, maka masing-masing sebaiknya memiliki pengertian dan toleransi.

Bagi pihak yang dibantu, dengan segala hormat juga bisa turut mengelola gaya hidupnya sebisa mungkin agar tidak terjadi pemborosan dalam biaya hidup. Apabila harus menurunkan biaya dengan cara pindah rumah tinggal misalnya, setiap pihak sebaiknya berhati lapang.

Kedua, menambah alokasi pos pengeluaran bulanan. Bantuan atau hadiah orangtua umumnya masuk ke dalam pos zakat dan bantuan yang jumlahnya 5 persen-10 persen dari penghasilan bulanan.

Namun, apabila bantuan bersifat wajib, harus dipindahkan alokasinya ke dalam pos biaya hidup rutin bulanan. Dengan demikian, dalam 50 persen-60 persen alokasi tersebut juga termasuk juga biaya untuk bantuan hidup orangtua.

Ketiga, penetapan dana darurat. Kebutuhan terhadap dana darurat sangat penting dalam situasi generasi sandwich yang wajib membantu hidup keluarga besar. Perhitungan tanggungan bukan lagi hanya pasangan dan anak, melainkan juga semua anggota keluarga yang dibantu.

Oleh sebab itu, khusus untuk generasi sandwich dibutuhkan sedikitnya 12 kali pengeluaran untuk kebutuhan dana darurat. Hal ini biasanya akan terpakai untuk kebutuhan biaya berobat, tambahan biaya pendidikan saudara, biaya perbaikan alat rumah tangga yang rusak, serta biaya perawat lansia atau asisten rumah tangga untuk orangtua.

Keempat, pembelian asuransi kesehatan. Fisik manusia umumnya akan mengalami penurunan kesehatan. Sehingga, jaminan kesehatan untuk orangtua sebaiknya dipersiapkan dengan baik.

Opsi wajib tentu saja kepemilikan BPJS kesehatan, yang sampai saat ini tidak memiliki batasan usia untuk menjadi peserta. Opsi tambahan adalah pembelian asuransi kesehatan swasta yang masih dapat melindungi orangtua hingga usia saat ini.

Jenis asuransi kesehatan yang dipilih bisa berupa penggantian santunan harian atau berupa penggantian biaya rawat inap dan lainnya sesuai dengan kelas yang dipilih.

Terakhir, mempersiapkan diri untuk generasi berikutnya. Apabila orangtua mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan saat ini, saya yakin Anda tidak ingin memberikan beban serupa bagi anak keturunan kelak. Investasi untuk dana pensiun merupakan hal wajib yang harus diupayakan oleh semua orang yang masih dalam masa produktif.

Apabila gaya hidup sebenarnya tidak sesuai dengan kemampuan finansial saat ini, akui dan perbaiki. Indikator kemampuan finansial adalah Anda sanggup menyisihkan minimal 10 persen dari penghasilan tiap tahun untuk investasi masa depan.