Dengan takzim Ben menulis kata pengantar pada naskah akhir skripsinya. Khusus kepada orangtuanya, Ben menulis, "Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya yang senantiasa memberi dukungan baik secara moral maupun material sehingga skripsi ini terwujud."
Ketika membaca kalimat pengantar itu, ayahnya berkomentar, "Benar, saya selalu memberi dukungan moral kepada kamu, tapi saya merasa tidak pernah memasok pasir, semen, kapur, dan semacamnya." Sang ayah rupanya bergurau seraya mengkritik pemakaian material pada pengantar itu yang dinilainya tak pas, kalaupun bukan salah. Pada hemat sang ayah kata material, yang diserap dari bahasa Belanda materiaal, merujuk "materi kasar" seperti bahan bangunan yang telah dicontohkan. Mestinya katamaterial diganti materiél—juga diserap dari Belanda materieel—jika yang dimaksud bertalian dengan materi atau kebendaan, misalnya uang kuliah.
Jalan pikiran Ben sebetulnya "konstitusional." Patuh pada Pedoman Umum Pembentukan Istilah, ia mengganti ejaan kata serapan dari bahasa Belanda yang berbunyi akhir -eel menjadi -al —contohnya actueel yang diubah jadi aktual mengikuti ejaan Anglo-Saxon. Rupanya ia lupa bahwa tak semua kata serapan asal Belanda berakhir -eel harus diubah jadi -al. Bunyi -eel pada kata Belanda yang tak punya padanan dalam bahasa Inggris, menurut Pedoman Istilah, tak perlu disulih jadi -al, melainkan -él sepertimaterieel/materiél tersebut. Juga moreelyang diubah jadi morél, bukan moral.
Kata materiaal dan materieel memang tercatat dalam khazanah bahasa Belanda. Dalam kamus umum bahasa itu materiaalberarti (1) gereedschap 'alat'; dan (2) ruwe grondstof 'bahan mentah', atawa bowstof'bahan bangunan'. Materiél berartilichamelijk, stoffelijk, hal-hal yang bersifat fisik atau kebendaan di luar bahan bangunan tadi.
Lazimnya "pasangan" atau "lawan"materiél adalah morél alih-alih moral. Pada pikiran orang Belanda, moreelbertautan dengan sikap etis yang "berdasar pada perasaan terdalam budi pekerti"—gegrond op het innerlijk gevoel van zedelijkheid. Akan halnya moraallebih bermakna filosofis yakni zedenleer, de leer der plichten en deugden—ajaran atau pelajaran tentang kebaikan dan kebajikan (lihat Verklarend handwordenboek der Nederlandse taal, 1983). Sebagai ungkapan apresiasi, moréldan materiél jamak disandingkan dalam sambutan/pidato atau pun teks tertulis, baik dalam suasana sedih maupun bahagia.
Jika digunakan untuk menggolongkan jenis atau sifat suatu bantuan sosial, moréldan materiél seperti menguatkan semangataltruistik—bahwa banyak cara membantu sesama yang membutuhkan. Tak harus selalu berupa materi, doa yang tulus dan simpati yang mendalam, misalnya, sangatlah bermakna bagi korban suatu musibah atau bencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar