ARSIP PRIBADI

Samsuridjal Djauzi

 

Teknologi informasi telah banyak mengubah kehidupan kita. Pada telepon genggam tersedia berbagai kemudahan. Dengan telepon genggam, kita dapat membaca berita, menonton film, mencari lokasi, bahkan juga menyimpan data.

Sebagai seorang pengusaha, saya juga menyaksikan kemajuan teknologi informasi telah banyak dimanfaatkan dalam bidang bisnis. Bisnis daring semakin meningkat dan sekarang pemasaran daring juga semakin marak. Sebagian fungsi bank telah diambil oleh fintech (financial technology). Bahkan, pengajaran jarak jauh juga semakin sering dilakukan.

Saya penderita diabetes melitus sejak 15 tahun yang lalu. Saya sendiri merasakan banyak perubahan dalam layanan kedokteran. Dulu untuk mendapat informasi mengenai penyakit saya, saya hanya dapat menghubungi dokter atau perawat saya. Sekarang saya dapat mencari informasi mengenai diabetes di berbagai sumber yang dapat dipercaya. Saya dapat mencari menu makanan sesuai dengan pengaturan makan saya.

Saya juga dapat mencari manfaat obat-obatan yang saya gunakan serta efek sampingnya. Bahkan, sekarang saya menggunakan arloji pintar yang dapat mengukur langkah dan jumlah kalori terpakai ketika saya melakukan kegiatan jalan kaki pada pagi hari. Saya juga secara teratur mengukur kadar gula darah dan tekanan darah saya. Pemantauan penyakit saya tak hanya dapat dilakukan sewaktu berkonsultasi dengan dokter, tetapi juga sebagian dapat saya lakukan sendiri.

Belum lama teman saya menjalani operasi dengan cara operasi menggunakan robot. Dia tetap menjalani operasi, tetapi dengan robotic surgery ini operasi berjalan lebih cepat, trauma lebih sedikit, juga perdarahan minimal. Biaya operasi lebih mahal, tetapi cara operasi ini mungkin akan semakin banyak dipakai dan semakin berkembang.

Keponakan saya yang menjalani pemeriksaan kandungan untuk kehamilan pertamanya pernah merasa risau karena hasil USG bayinya mencurigakan, kemungkinan mengalami kelainan bawaan. Untuk itu, perlu dilakukan pemeriksaan genetik dari darah ibu.

Untunglah hasilnya baik. Jadi, semakin rinci kita tahu juga dapat menimbulkan kekhawatiran. Pertanyaan saya, bagaimana kira-kira pengaruh teknologi informasi terhadap layanan kesehatan, terutama layanan kedokteran. Apakah layanan kedokteran akan semakin rumit ataukah akan semakin sederhana? Apakah masyarakat akan menikmati kualitas hidup yang lebih baik dan semakin bahagia? Terima kasih atas penjelasan Dokter.

B di J

Tak dapat dimungkiri kemajuan teknologi informasi telah mengubah hidup kita dalam berbagai segi. Anda telah merasakannya pada segi bisnis. Dalam layanan kesehatan juga terjadi perubahan yang cepat. Contohnya untuk pemeriksaan laboratorium CD4 yang menggambarkan kekebalan tubuh kita biasanya digunakan alat flow cytometry. Alat ini mahal, harganya miliaran rupiah, dan harus dioperasikan oleh teknisi yang terdidik dan terampil.

Sekarang pemeriksaan CD4 dapat dilakukan dengan cartridge yang dimasukkan ke alat pembaca. Harga alat tersebut jauh lebih murah, sekitar Rp 200 juta, dan pemeriksaan dapat dilakukan oleh tenaga yang mendapat pelatihan sederhana. Proses yang terjadi dalam alat tersebut mungkin amat rumit, tetapi penggunaannya sederhana.

Pemeriksaan dapat diadakan dalam waktu singkat, bahkan alat ini dapat dioperasikan tanpa ada tenaga listrik, jadi amat bermanfaat untuk daerah terpencil. Layanan ini disebut sebagai layanan point of care dan sekarang semakin banyak layanan yang tergolong point of care ini.

"Telemedicine" sudah lama dikenal. Namun, dengan adanya kemajuan teknologi informasi, telemedicine dapat dilaksanakan dengan lebih baik dan lebih cepat. Seorang dokter di daerah terpencil, yang memerlukan konsultasi rekaman jantung (EKG) kepada dokter jantung di kota besar, sekarang dengan mudah dapat mengirimkan rekaman tersebut melalui Whatsapp atau e-mail dan secara cepat dapat dibalas oleh dokter spesialis jantung.

Peter Diamandis, dokter lulusan Universitas Harvard yang banyak meramalkan pengaruh teknologi informasi di berbagai bidang, termasuk kedokteran, meramalkan pada 2030 dunia kita akan banyak berubah. Perubahan tersebut sulit kita bayangkan karena terjadi dengan cepat.

Artificial intelligence, machine learning dan deep learning juga akan dimanfaatkan di dunia kedokteran dan akan mempermudah dan mempercepat diagnosis, terapi, ataupun administrasi kesehatan. Tahun ini sebuah laporan di jurnal menunjukkan bahwa ketepatan pembacaan foto rontgen dada oleh artificial intelligence lebih tepat daripada dokter.

Namun, sebenarnya yang kita harapkan teknologi tersebut dapat membantu dokter, terutama dalam pekerjaan yang bersifat otomatisasi. Dengan demikian, pasien tidak perlu menunggu lama hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagnosis penyakitnya. Dalam bidang terapi akan berkembang precision medicine.

Pemberian obat dan dosis obat akan bersifat individual. Setiap individu dapat diketahui kecenderungan reaksinya terhadap obat, dosis yang tepat, serta cara pengobatan yang lebih terarah melalui faktor genetik, jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi badan, serta faktor-faktor lainnya. Jadi, kemungkinan kita tak akan sama lagi dalam menggunakan obat, tiap orang akan menggunakan dosis serta lama pengobatan yang cocok bagi dirinya.

Dalam BPJS, kita memerlukan ribuan tenaga untuk merangkum dan memverifikasi data diagnosis dan tindakan medis. Proses ini cukup rumit dan menyebabkan terlambatnya pembayaran ke unit pelayanan. Pada masa depan, jika kesepakatan telah dicapai, artificial intelligence dapat mempercepat proses tersebut. Selain itu, diharapkan human error yang biasa terjadi dapat dikurangi dengan bantuan artificial intelligence.

Peter Diamandis amat optimistis dengan masa depan umat manusia. Dia meramalkan pada 2030 pangan cukup, energi terbarukan juga akan melimpah. Asalkan manusia menghilangkan sikap serakahnya, umat manusia akan hidup cukup. Bahkan, manusia akan punya banyak waktu untuk beristirahat dan menikmati waktu dengan keluarga. Banyak pekerjaan yang dapat dikerjakan dari rumah. Waktu kerja yang 8 jam sehari mungkin cukup beberapa jam saja berkat bantuan teknologi.

Teknologi juga akan menjawab rasa keingintahuan kita. Mungkin saja orangtua yang baru punya anak ingin tahu bagaimana kesehatan anaknya pada masa depan. Predictive medicine akan berkembang. Berbagai pemeriksaan mungkin akan dapat meramalkan apakah anak itu akan berisiko terkena diabetes melitus atau kanker, misalnya. Namun, jika hal itu bisa diramalkan, apakah pengetahuan tersebut akan menyebabkan orangtuanya menjadi lebih senang ataukah sebaliknya.

Kemajuan teknologi informasi dapat bersifat eksponensial. Gabungan otak manusia dan teknologi informasi akan mempercepat kemajuan teknologi. Namun, kemajuan teknologi harus dikendalikan oleh manusia.

Manusia harus memutuskan apakah teknologi yang bermanfaat akan meningkatkan kesejahteraan ataukah justru akan menghancurkan kehidupan manusia. Sekarang dunia sudah kesulitan untuk mengendalikan perlombaan senjata nuklir. Kesepakatan penghentian perlombaan senjata nuklir terancam batal.