Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 04 Mei 2019

Keuangan Pengantin Baru (Kompas)

HANDINING
Anastasia Joice Tauris Santi, Wartawan Kompas

Pernikahan tidak saja mempersatukan dua pribadi dan dua keluarga, tetapi juga dua dompet yang berbeda.

Sayangnya, kadang kala pasangan muda yang baru menikah abai mendiskusikan masalah ini. Padahal, masalah keuangan merupakan salah satu sumber perceraian.

Idealnya, pasangan yang baru menikah sudah mendiskusikan perihal keuangan sebelum mengucapkan janji sehidup semati.

Penyamaan persepsi tentang penataan keuangan keluarga dan kebutuhan berinvestasi perlu dibicarakan sejak awal. Demikian pula dengan berapa pemasukan, berapa utang, dan berapa aset yang dimiliki masing-masing. Kejujuran menjadi dasar dari pembicaraan ini.

Idealnya, pasangan yang baru menikah sudah mendiskusikan perihal keuangan sebelum mengucapkan janji sehidup semati.

Cara seseorang mengelola uangnya tergantung juga dari bagaimana dia dibesarkan. Orang yang dibesarkan dalam keluarga yang selalu ribut tentang uang tentu memiliki persepsi berbeda dengan orang yang dibesarkan dalam keluarga yang adem ayem saja tentang uang.

Ada orang yang menjadi sangat pelit karena di masa kecilnya selalu kekurangan uang. Ada juga yang masa kecilnya selalu kekurangan, tetapi kemudian menjadi boros setelah mendapatkan penghasilan sendiri.

Percakapan tentang memori di masa lalu membuat pasangan akan saling memahami bagaimana persepsi kedua pengantin tentang uang.

KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA
Salah satu agenda pascapernikahan adalah pembicaraan tentang pengaturan keuangan keluarga.

Di beberapa negara, hal wajar jika pasangan yang akan menikah memiliki perjanjian pranikah tentang harta mereka. Biasanya perjanjian ini dimaksudkan untuk melindungi harta yang sudah didapatkan sebelum pernikahan.

Di Indonesia, perjanjian pranikah ini sudah banyak dilakukan anggota keluarga kaya yang memiliki aset berlimpah demi melindungi aset dan juga anak-anak jika di kemudian hari terjadi sesuatu dengan perkawinan mereka.

Setelah pesta pernikahan usai, mulailah membuat rancangan jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek misalnya tentang pengaturan rekening. Jika kedua pengantin baru bekerja, tentukan apakah akan tetap memiliki rekening sendiri-sendiri atau kombinasi. Masing-masing memiliki rekening untuk keperluan pribadi dan ada rekening bersama untuk keperluan keluarga.

KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Pasangan muda perlu membicarakan pengaturan keuangan keluarga sejak dini.

Tentukan juga siapa membayar apa, seperti membayar listrik, membayar keperluan dapur, hingga pengeluaran besar, semisal membayar kredit rumah. Jika ada utang, selesaikanlah utang tersebut sebelum kebutuhan lain tiba, seperti keperluan untuk anak. Jika memutuskan hanya ada satu pencari nafkah, pengelolaan keuangan keluarga tetap perlu dibicarakan .

Setelah pesta pernikahan usai, mulailah membuat rancangan jangka pendek dan jangka panjang.

Bicarakan juga rencana keuangan jangka menengah, misalnya upaya untuk mengumpulkan uang muka pembelian rumah. Demikian pula rencana jangka panjang, seperti persiapan biaya kuliah anak 20 tahun lagi, walaupun mungkin si anak belum lahir, atau persiapan dana pensiun yang akan digunakan 35 tahun lagi.

Hitung dengan cermat berapa pengeluaran rutin dan berapa kebutuhan untuk investasi. Ingatlah, semakin awal mulai berinvestasi semakin baik karena cicilan investasi bulanan semakin kecil.

KOMPAS/PRIYOMBODO
Rumah menjadi salah satu kebutuhan keluarga yang perlu sejak dini dikelola upaya pemenuhannya.

Perubahan polis asuransi

Sebagian orang sudah memiliki asuransi sebelum menikah. Sesudah menikah, tentu ada beberapa hal yang perlu disesuaikan, seperti penerima manfaat. Ketika masih bujangan, penerima manfaat mungkin kakak, adik, atau orangtua. Setelah menikah, tentu penerima manfaat utama adalah suami atau istri. Jangan lupa setelah menikah untuk mengubah penerima manfaat pada asuransi .

Selain itu, seiring dengan pernikahan, tentu perlu dihitung ulang berapa keperluan asuransi sesungguhnya karena ada tanggungan baru, yaitu istri atau suami. Jumlah uang pertanggungan juga bertambah agar mencukupi dan tidak terjadiunderinsure atau pertanggungan kurang dari kebutuhan.

Demikian pula jika memiliki asuransi kesehatan. Tambahkan suami atau istri sebagai penerima manfaat dari asuransi kesehatan. Tentu saja dengan konsekuensi pertambahan uang premi asuransi.

KOMPAS/ELSA EMIRIA LEBA
Pasangan perlu menghitung ulang kebutuhan asuransinya setelah menikah.

Anggaran keluarga juga perlu mulai dirancang. Jika biasanya gaji dihabiskan untuk kebutuhan sendiri, setelah berkeluarga tentu digunakan untuk keperluan keluarga. Membentuk kebiasaan membuat anggaran keluarga sangat baik agar kita mengetahui ke mana penghasilan yang kita peroleh, pos apa yang kelebihan pengeluaran, dan pos mana yang perlu menjadi prioritas.

Laporkan pula pernikahan kepada perusahaan karena istri akan mendapat beberapa manfaat dari perusahaan, seperti tunjangan kesehatan. Potongan Pajak Penghasilan yang dipungut oleh perusahaan pun akan berubah. Penghasilan tidak kena pajak akan naik karena suami telah memiliki istri.

Sementara untuk istri yang bekerja, tidak ada perubahan potongan pajak karena status perempuan pekerja akan tetap dihitung sebagai bujangan.

Selamat menempuh hidup baru, dengan pengaturan keuangan yang baru pula!

Kompas, 4 Mei 2019

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger