KOMPAS/ILHAM KHOIRI

Andreas Maryoto, Wartawan Senior Kompas

Instagram lebih dikenal sebagai media sosial yang memungkinkan semua orang "tampil" ke publik melalui foto dan video yang mereka unggah. Orang atau perusahaan juga sudah biasa menawarkan barang di Instagram, tetapi mereka belum bisa melakukan transaksi langsung. Instagram hanya menjadi semacam ruang pamer untuk produk-produk wirausaha dan perusahaan.

Namun, dalam waktu dekat, Instagram akan memungkinkan pengguna bisa langsung menjual produk, layaknya sebuah mal. Selamat datang mal Instagram!

Dalam pertemuan bertajuk F8 Developer Conference yang diadakan pekan ini di San Jose, California, Amerika Serikat, Instagram mengumumkan, pekan depan para pesohor  (influencer) dan perusahaan-perusahaan bisa menjual langsung produknya kepada pembeli tanpa perlu meninggalkan aplikasi itu. Mereka telah melakukan uji coba di beberapa akun milik pesohor. Jumlah pesohor yang terlibat dalam uji coba mencapai 40 orang, seperti Gigi Hadid, Huda Kattan, Yovanna Ventura, dan Kim Kardashian.

GETTY IMAGES/AFP/FUSTIN SULLIVAN

Instagram akan memungkinkan penggunanya untuk langsung menjual produk. Fitur itu telah diuji coba oleh para pesohor.

Caranya, para pesohor yang memakai produk atau terikat kontrak dengan produk tertentu cukup mengenakan produk itu dan akan ditandai (tagging) langsung, yang memungkinkan pembeli tinggal mengeklik di produk itu hingga masuk ke akun produk tersebut. Informasi ini akan langsung masuk ke akun penyedia produk. Penyedia produk akan membuat daftar barang yang dibeli, jumlah, harga, dan cara pembayaran secara langsung. Setelah proses ini, barang akan segera dikirim ke tujuan.

Baca juga: Krisis Politik dan Pilihan Mengeblok Media Sosial

Inovasi ini akan memberikan informasi kinerja unggahan produk mereka di Instagram serta memperkirakan potensi penjualan produk melalui perangkat lunak analitik yang diberikan kepada pesohor dan perusahaan yang memasang iklan produk. Selama ini, mereka hanya mendapatkan informasi analitik kinerja unggahan mereka secara manual dan metode sangat sederhana. Kini, mereka akan mendapat informasi analitik berbasis lalu lintas unggahan mereka secara nyata.

Beberapa pesohor yang bergabung dalam uji coba itu mengatakan, para pengikut mereka dan pengguna media sosial Instagram akan lebih mudah mengetahui produk yang digunakan dan mereka bisa langsung membeli. Para pesohor juga tidak diribetkan dengan urusan pesan-pesan langsung (direct messages) yang membuat mereka harus memiliki petugas yang membalas pesanan melalui fasilitas pesan langsung.

Perubahan ini juga akan memudahkan pemasang merek melakukan kesepakatan harga dengan para pesohor dan sebaliknya karena mereka mengetahui laporan analitik unggahan mereka.

GETTY IMAGES/PASCAL LE SEGRETAIN

Kim Kardashian, salah satu pesohor dengan pengikut di Instagram melebihi 100 juta pengikut, menjadi salah satu orang yang menjajal inovasi baru Instagram.

Sejauh ini, Instagram belum akan meminta pembayaran uang referal terkait dengan penjualan di platform itu. Namun, analis memperkirakan, pada masa mendatang mereka akan mendapat persentase dari penjualan di platform itu dan menghilangkan jasa percaloan digital melalui beberapa aplikasi.

Cara ini juga akan menghentikan rezim suka (like) dan komentar yang selama ini menjadi ukuran kesuksesan unggahan di Instagram, yang bisa diakali dengan bot alias mesin. Pesohor sekarang harus pintar membuat foto dan video, sementara para pengikut akan fokus ke foto dan video dibandingkan memberi tanda suka dan berkomentar di akun para pesohor.

Baca juga: Langkah Maju Inggris, Denda bagi Perusahaan Media Sosial untuk Konten Berbahaya

Masalah yang muncul dengan inovasi ini adalah bias kepentingan. Cara ini dikritik ketika media berbasis jurnalisme kemudian memasang unggahan foto atau video yang di dalamnya ada material iklan dan ditandai oleh sistem Instagram sehingga bisa dikesankan media ini menawarkan iklan produk melalui unggahan-unggahan mereka. Media akan mudah dituduh bias dengan kepentingan pemasang iklan. Media perlu melakukan inovasi dan juga penegasan batasan-batasan dalam aturan pemasangan foto.

AP PHOTO/ELISE AMENDOLA

Suasana di kantor Facebook di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu. Instagram, salah satu anak perusahaan Facebook, melakukan inovasi yang memungkinkan penjualan langsung suatu produk.

Perubahan besar-besaran ini terjadi di Facebook yang merupakan induk perusahaan dan anak perusahaannya, termasuk Instagram, karena bisnis Facebook harus mulai memutar haluan (turn around). Mereka harus mencari sumber pendapatan baru di tengah pengguna Facebook yang cenderung menua dan juga kritik terkait dengan keamanan data.