Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni dijadikan momentum untuk mempertegas lagi posisi Pancasila sebagai benteng pertahanan dan rumah bersama kebangsaan.
Penegasan tentang Pancasila sebagai benteng pertahanan dan rumah bersama kebangsaan disampaikan Presiden Joko Widodo pada pidato peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni lalu di Jakarta. Sebagai benteng pertahanan, nilai-nilai luhur Pancasila, seperti persatuan dan toleransi, merupakan kekuatan penangkal terhadap gempuran ideologi lain yang bertentangan dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Benteng pertahanan dalam arti fisik ataupun metaforis perlu diperkuat dalam upaya terus-menerus melindungi dan mengamankan rumah bersama untuk seluruh komponen bangsa. Konstruksi benteng pertahanan, yang dibangun dengan sistem nilai Pancasila dan semangat gotong royong, perlu diperkuat dan diperbesar dari waktu ke waktu di tengah arus perubahan zaman yang tidak pernah berhenti, ibarat sungai yang terus mengalir, panta rhei.
Keganasan arus perubahan belakangan ini bahkan digambarkan berlangsung begitu cepat dan serempak, membuat waktu tidak lagi berlari tunggang langgang, run away, atau terbang, time flies, tetapi sudah meluncur lebih cepat daripada terjangan badai dan tsunami, bahkan adu cepat dengan sambaran petir. Sejauh ini, bangsa Indonesia dinilai mampu melewati berbagai guncangan keras arus perubahan terutama karena terus bertumpu kuat pada Pancasila.
Posisi strategis Pancasila sebagai orientasi sistem nilai bangsa Indonesia bertambah relevan dalam menghadapi era pasca-kebenaran, post truth, yang mengguncang hebat dunia karena menjungkirbalikkan fakta, kebenaran, dan makna. Tekanan terasa semakin keras karena era pasca-kebenaran tumpang tindih dengan munculnya ideologi kekerasan, radikalisme, ekstremisme, negativisme, dan nihilisme.
Tentu saja tantangan selalu datang silih berganti. Jauh lebih penting sebenarnya bagaimana menanggapi tantangan. Sangat relevan pernyataan Presiden yang menegaskan, dengan berlandaskan Pancasila, bangsa Indonesia yang besar dan majemuk mampu menghadapi masa-masa sulit. Bahkan, bangsa Indonesia kian kokoh bersatu saat menghadapi tantangan.
Setelah jauh berjalan 74 tahun, Republik Indonesia diharapkan semakin memperkokoh semangat persatuan, persaudaraan, dan gotong royong yang mengacu pada Pancasila dalam perjalanan panjang jauh ke depan untuk menggapai kesejahteraan seperti amanat Mukadimah Konstitusi. Tidak perlu berkecil hati pula karena tidak sedikit bangsa di dunia selalu mampu mengubah tantangan menjadi peluang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar