Samsuridjal Djauzi
Tahun ini, demam berdarah marak kembali. Di kelas anak saya, lima siswa dirawat karena demam berdarah. Semua dapat sembuh dengan baik. Namun, kami sebagai orangtua selalu diliputi rasa khawatir kalau anak atau keluarga ada yang terserang demam berdarah.
Demam berdarah (DB) menurut dokter sukar diduga. Anak mengalami demam dan kemudian dapat masuk masa krisis. Pemantauan harus dilakukan secara cermat, jangan sampai lalai sehingga pasien meninggal.
Belakangan ini kita jarang melihat iklan televisi tentang cara mencegah berkembangnya jentik nyamuk. Dulu televisi rajin menyiarkan 3M untuk mencegah air tergenang tempat jentik nyamuk berkembang biak. Berita perihal DB juga kurang diliput. Padahal, kewaspadaan masyarakat biasanya meningkat jika pemberitaan gencar.
Seingat saya sudah puluhan tahun DB menyerang masyarakat kita dan sampai saat ini kita belum mampu memberantas DB. Apakah memang tidak mungkin memberantas DB? Kemajuan apa dalam bidang kedokteran yang dapat dimanfaatkan untuk memberantasnya? Apakah ada contoh daerah yang berhasil memberantas DB?
Sebagai seorang ibu, saya berdoa agar pemerintah dapat berhasil secepatnya memberantas DB. Terima kasih atas perhatian dokter.
N di B
Saya rasa keinginan ibu merupakan keinginan kita bersama. Setiap tahun puluhan ribu orang dirawat di rumah sakit karena demam berdarah. Beberapa rumah sakit sempat sampai penuh tempat tidurnya karena pasien yang terserang demam berdarah banyak sekali.
Diagnosis demam berdarah memerlukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan tersebut perlu diulang secara berkala. Anak atau orang dewasa yang terserang demam berdarah terpaksa tak sekolah atau tak bekerja. Jika dirawat, diperlukan infus cairan dan pasien dirawat lima sampai tujuh hari.
Tentulah besar biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya pengobatan ataupun biaya tak langsung akibat tak dapat bekerja. Demam berdarah sering terjadi pada anak, tetapi sekarang banyak juga orang dewasa terdiagnosis demam berdarah.
Jika dulu hanya beberapa provinsi yang melaporkan demam berdarah, sekarang hampir di seluruh Indonesia ada laporan demam berdarah. Dulu demam berdarah sering menyerang orang di kota besar. Sekarang kejadian demam berdarah di pedesaan mulai sering. Demam berdarah dapat menyebabkan kematian, terutama jika kepedulian terhadap penyakit ini kurang baik.
Sering ibu yang panas anaknya mulai turun merasa senang. Anaknya tak demam lagi, jadi diam dan lemas. Sang ibu menyangka anaknya sudah sembuh, padahal anaknya sedang memasuki masa krisis dan dapat menjadi syok yang berisiko kematian. Sebaliknya, pada masa demam berdarah, banyak pula ibu yang ketakutan anaknya terkena demam berdarah, padahal anak tersebut hanya menderita infeksi tenggorok.
Penanggulangan demam berdarah memerlukan kerja sama pemerintah dan masyarakat. Kita tahu bahwa virus demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Agar nyamuk ini tidak ada di lingkungan kita, jentiknya harus kita musnahkan atau kita cegah untuk berkembang.
Karena itu, salah satu upaya yang penting dalam pencegahan penularan demam berdarah adalah mencegah jentik nyamuk berkembang biak di air tergenang. Biasanya air tergenang di kolam, tempat penampungan air, kaleng bekas, lubang, bahkan juga di ban bekas yang dibiarkan. Jika air tersebut mengandung jentik nyamuk, jentik tersebut dapat tumbuh menjadi nyamuk dewasa dan siap menularkan virus demam berdarah dari orang yang sakit kepada orang-orang sekitarnya.
Penularan dapat terjadi di rumah ataupun di luar rumah, seperti di sekolah, di kantor, dan tempat lain. Air tergenang juga dapat terkumpul di bangunan yang terbengkalai. Biasanya karena bangunannya terbengkalai, tak ada orang yang peduli terhadap genangan air di situ yang dapat menjadi tempat tumbuh jentik nyamuk.
Jadi, pemberantasan jentik nyamuk tak cukup hanya di permukiman, tapi juga harus dilaksanakan di kantor, asrama, rumah-rumah, ataupun bangunan kosong. Nyamuk dapat terbang dan dapat menularkan virus demam berdarah ke lokasi yang cukup jauh. Pemerintah telah mempunyai program pemberantasan jentik nyamuk. Di setiap kelurahan ada juru pemantau jentik (jumantik).
Namun, kita tidak dapat menyerahkan seluruh kegiatan pemberantasan jentik ini hanya kepada jumantik. Kita harus mengawasi agar di rumah, sekolah, kantor, dan lingkungan kita tak ada air tergenang. Jika ada air tergenang, harus sering dibuang atau diganti untuk mencegah jentik nyamuk tumbuh.
Jumantik mungkin saja tak berhasil masuk ke rumah kita karena tak ada orang di rumah ataupun rumah terkunci. Jadi, kita dapat belajar kepada jumantik cara mengenal jentik sehingga setiap penghuni rumah dapat mencegah jentik nyamuk tumbuh dan berkembang.
Kewaspadaan terhadap bahaya jentik nyamuk ini harus menyeluruh. Jika di satu permukiman ada penghuni yang tidak peduli, bukan dia saja yang berisiko terinfeksi demam berdarah, tetapi semua orang di sekitarnya juga mungkin terinfeksi demam berdarah. Selain membuang air tergenang, jentik nyamuk juga dapat dibunuh dengan larvasida baik yang berupa bahan kimia maupun bahan biologis.
Bagaimana dengan vaksin? Vaksin demam berdarah telah ada dan dinyatakan cukup efektif dalam melindungi anak berusia 9 sampai 16 tahun. Vaksin ini dapat digunakan sebagai tambahan upaya selain mencegah air tergenang tempat tumbuhnya jentik nyamuk. Vaksin harus disuntikkan tiga kali. Namun, kita jangan terlalu mengandalkan vaksin demam berdarah. Upaya pemeliharaan lingkungan yang mencegah nyamuk untuk berkembang harus tetap dilakukan.
Bersama negara lain kita harus berupa keras mencegah penularan demam berdarah. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan pada 2020 jumlah orang yang sakit karena demam berdarah menurun 25 persen dan jumlah kematian menurun 50 persen dibandingkan dengan 2012.
Jadi, memang untuk bebas sama sekali dari demam berdarah tidaklah mudah. Namun, kita dapat menurunkan kesakitan dan kematian akibat demam berdarah secara nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar