Realisasi Kilang BBM ke BBN
Rasanya sudah berlarut-larut realisasi dari Proyek Kilang BBM, entah karena apa. Proyek terakhir ialah kilang Balongan kurang lebih 25 tahun lalu. Padahal, kebutuhan BBM naik terus dan hanya setengahnya yang bisa dipenuhi dari produksi kilang dalam negeri: 800.000 bbl/hari. Sisanya dari impor.
Kita belum self supporting dari segi pengadaan BBM, masih tergantung pihak luar dan menguras devisa. Di sisi lain, produksi minyak mentah/crude oil pun terus menurun, jadi yang diimpor selain produk BBM, juga crude oil. Padahal, produksi minyak sawit kita (CPO) melimpah dan bisa menjadi sumber energi terbarukan atau BBN/bahan bakar nabati. Karena harga CPO jauh lebih murah daripada crude oil impor, kita harus bergegas mengembangkan BBN, jangan ketinggalan kereta.
Kilang BBN dengan CPO sebagai bahan baku harus segera dibangun secara besar-besaran. Pembangunan lebih baik jadi satu saja dengan area kilang BBM yang ada agar lebih efisien. Mengapa? Karena tidak perlu lahan lagi dan sudah tersedia semua keperluan proses produksi.
Apalagi jika dibandingkan dengan crude oil, dari segi proses CPO sebagai bahan baku punya kelebihan antara lain tidak menimbulkan polusi, tidak beracun, tidak berbau, lebih bersih, dan ramah lingkungan.
Paling tinggal menambah sumber daya manusia. Kerahkan para insinyur milenial kita, mulai dari teknologi, proses, hingga pengangkatan. Pasti kita mampu dan sudah saatnya berdikari. Dengan demikian, kita akan menjadi raja produk minyak BBN terbesar di dunia, bahkan kelak mungkin bisa berubah dari importir menjadi eksportir sehingga devisa bisa untuk kemakmuran rakyat.
A SOERITNO
Cipinang Baru, Jakarta
Menunggu SK Pensiun
Sehubungan dengan usulan dari KPP Pratama Tanjung Karang PPO-3005-05-2019-19 SU-4 tanggal 20 Desember 2018, atas nama Wahyudin, yang seharusnya pensiun terhitung Juni 2019, sampai surat ini dibuat Surat Keputusan Pensiun dari Kementerian Keuangan RI belum terbit.
Saya sudah lebih dari tiga bulan menunggu tanpa gaji. Padahal, gaji merupakan satu-satunya penghasilan untuk menyambung hidup.
Melalui surat pembaca ini saya mohon kiranya Kementerian Keuangan segera menerbitkan SK Pensiun saya.
Wahyudin
Jalan Eboni, Beringin Raya, Kemiling, Bandar Lampung
Transaksi Gagal
Saya bertransaksi di JD.ID 21 April 2019 dengan nomor pesanan 262 806 876, membeli Redmi 6A Rp 1.275.000.
Transaksi dinyatakan gagal dan saya pesan lagi, 23 April 2019, nomor pesanan 263 251 108. Berhasil dan diterima.
Namun, pada penagihan kartu kredit, transaksi yang gagal dihitung dan dijadikan cicilan 6 bulan Rp 212.500.
Transaksi yang berhasil, Rp 1.375.000, juga ditagih ke kartu kredit, tetapi tanpa cicilan.
Saya sudah menghubungi Customer JD.ID 8 Mei dan 19 Juni 2019. Hasilnya, uang saya tidak kembali.
Tony Andrianto
Studio 4 RCTI,
Kebon Jeruk, Jakarta
Program Lada
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan memasok bibit lada unggul ke sembilan provinsi lain di Indonesia dan menjadikan lada sebagai komoditas unggulan.
Dari pemberitaan koran lokal, Gubernur Babel mengatakan, penyiapan bibit lada adalah permintaan Kementerian Pertanian untuk mengembalikan kejayaan rempah.
Ketika saya observasi ke Desa Simpang Katis dan Desa Jelutung, Kabupaten Bangka Tengah, bibit lada pemberian pemerintah banyak yang mati meskipun ada sertifikatnya. Saya curiga, terlalu banyak manipulasi atas kualitas bibit.
Walid Muhammad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar