Uni Emirat Arab (UEA) tak lagi bisa dibilang hanya negara kecil tanpa pengaruh di kawasan. Kalau selama ini UEA sering dikaitkan dengan Arab Saudi karena selalu berjalan seiring, di Yaman keduanya kini mulai "berpisah". Bahkan, UEA kini bersaing dengan Iran, Qatar, dan Arab Saudi di panggung geopolitik kawasan. (Kompas, 29/8/2019)

Di Sudan, UEA diberitakan memberikan uang miliaran dollar AS selama bertahun-tahun kepada Presiden Omar al-Bashir, sebelum akhirnya mencampakkannya. UEA kemudian mendukung pemimpin militer menggulingkan pemerintahan Bashir bulan April lalu yang banyak makan korban.

UEA juga membangun pangkalan militer di Eritrea dan Republik Somaliland yang dideklarasikan sepihak sekelompok milisi yang ingin berpisah dari Somalia. "Di mana pun Anda mengambil batu di tanduk Afrika, Anda menemukan UEA di sana," kata mantan pejabat administrasi Presiden AS Donald Trump yang tak mau disebut namanya kepada Reuters.

Direktur Eksekutif Human Right Watch Divisi Timur Tengah Sarah Leah Whitson mengatakan, UEA juga menyatakan diri sebagai kekuatan keuangan dan militer di daerah yang jauh dari lingkungan terdekatnya. "Apakah Somalia, atau Eritrea, atau Djibouti, atau Yaman, UEA bisa masuk tanpa meminta izin," katanya.

Di Yaman, UEA dan Arab Saudi memimpin koalisi untuk memerangi pemberontak Houthi yang didukung Iran. Namun, pasukan loyalis Presiden Abdurabbuh Mansour Hadi dukungan Arab Saudi dalam sebulan terakhir terlibat pertempuran dengan milisi Yaman yang didukung UEA.

UEA juga menjalin hubungan lebih dekat dengan Rusia, termasuk kemitraan strategis yang ditandatangani tahun lalu di bidang keamanan, perdagangan, dan pasar minyak. Dengan China, Sheikh Mohammed bin Zayed, putra mahkota Abu Dhabi yang juga penguasa de facto UEA, Juli lalu melakukan kunjungan tiga hari untuk forum ekonomi UEA-Cina.

UEA mulai berupaya memperluas pengaruh karena khawatir Musim Semi Arab yang menggulingkan rezim diktator di sejumlah negara Arab, seperti Mesir, Tunisia, Libya, dan Yaman, merembet ke negaranya. UEA bangkit mendukung dan mengucurkan dana serta senjata kepada gerakan kontrarevolusi di sejumlah negara Arab.