Situasi di antara Presiden Brasil Jair Bolsonaro dan Presiden Perancis Emmanuel Macron mulai panas ketika Macron menyatakan kebakaran hutan Amazon patut menjadi agenda prioritas dalam pertemuan G-7, kelompok tujuh negara maju di dunia. Presiden Macron, tuan rumah pertemuan itu, menyebutkan pula bahwa kebakaran di area Amazon yang masuk dalam wilayah Brasil merupakan krisis internasional.

Pertemuan G-7 akhirnya menyepakati dana 20 juta dollar AS (sekitar Rp 285,1 miliar) guna membantu Brasil menangani kebakaran hutan. Sebagian dari dana ini menurut rencana dipakai untuk mengirim pesawat pemadam.

Kebakaran di hutan Amazon memang membuat berbagai kalangan di dunia cemas. Hampir 73.000 kebakaran terjadi di Amazon pada Januari hingga Agustus 2019. Jumlah ini meningkat 83 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018, yakni 39.759 kejadian.

Brasil tercatat menguasai sekitar 60 persen hutan Amazon. Beberapa kalangan menilai, kebakaran yang dipicu oleh pembukaan lahan itu terjadi akibat kebijakan Bolsonaro yang mendorong pemanfaatan hutan Amazon secara ekonomi.

Meskipun sesungguhnya memerlukan bantuan untuk menangani kebakaran hutan, Bolsonaro tak suka dengan apa yang dilakukan Macron, yang juga menyebut Bolsonaro berbohong mengenai komitmennya terhadap lingkungan. Bagi Bolsonaro, apa yang dilakukan Macron mencampuri urusan dalam negeri. Situasi tak enak ini terjadi di tengah kritik Macron terhadap Bolsonaro karena memberi persetujuan lewat media sosial "komentar kasar" netizen terhadap istri Presiden Perancis.

Akhir kata, Brasil menolak bantuan G-7. Kepala Staf Kepresidenan Brasil Onyx Lorenzoni sampai menyebut, Eropa seharusnya menggunakan dana bantuan itu untuk mengatasi problem yang dihadapi oleh Eropa sendiri.

Jika menggunakan perspektif lebih luas, perseteruan Macron-Bolsonaro berakar pada perseteruan bagaimana mengelola kawasan hutan Amazon. Negara maju, terutama yang berada di Eropa, dinilai melulu gigih mengampanyekan konservasi hutan itu.

Namun, seperti diungkap Roberto Mangabeira Unger, pengajar di Harvard Law School, dalam The New York Times, hal yang harus dilakukan terlebih dahulu agar kelestarian Amazon terjaga ialah meningkatkan kualitas warga di kawasan hutan itu. Mereka harus menjadi lebih terdidik agar mampu berinovasi dan tak mengembangkan praktik ekonomi ekstraktif di Amazon sehingga akan hidup damai berdampingan dengan hutan tersebut.