Mengamati usaha rintisan pada saat ini membuat kita bertanya mengenai arah masa depan mereka. Usaha-usaha rintisan dengan valuasi besar ternyata harus bekerja lebih keras lagi. Mereka harus menunjukkan arah bisnis yang jelas atau malah beberapa investor mulai meminta peta jalan menuju profit setelah sekian lama mereka menginjeksi dana.
Di sisi lain, kompetisi antarusaha rintisan juga makin kencang. Beberapa model bisnis yang ujungnya membuat diskon atau lebih dikenal dengan "bakar uang" dinilai tak bisa lagi dipertahankan. Kini mereka berada di simpang jalan.
Uber berusaha mati-matian memperbaiki kinerja keuangan mereka. Laporan keuangan kuartal kedua jauh dari harapan. Pendapatan yang diperkirakan mencapai 3,3 miliar dollar AS ternyata hanya 3,17 miliar dollar AS. Usaha rintisan ini mengembangkan usaha baru tekfin dengan investasi dan merekrut tenaga kerja baru. Diharapkan, mereka mendapatkan pendapatan baru pada masa depan.
Di sisi lain, mereka melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 435 karyawan demi mengurangi beban biaya. Usaha inti mereka, yaitu transportasi daring, tak bisa lagi diandalkan karena tak ada inovasi baru selain terus-menerus menyubsidi harga yang dinikmati konsumen. Kompetitor mereka di beberapa negara juga melakukan hal yang sama.
Di dalam negeri, suasana yang sama juga tengah terjadi. Gojek dan Grab berkompetisi di subsidi harga atau diskon untuk konsumen. Tak ada pembedaan antarkeduanya. Konsumen pun memilih memiliki dua aplikasi itu dan akan selalu membandingkan harga di kedua aplikasi. Mereka akan memilih layanan yang paling murah.
Sampai kapan mereka akan seperti ini? Gofood sebenarnya memiliki kisah lain. Usaha ini mulai menampakkan bisnis yang jelas, tetapi kini Grabfood juga masuk ke zona mapan yang sudah diraih Gofood. Akibatnya, perang diskon kembali terjadi. Kondisi ini sama terjadi di sejumlah negara. Foodpanda di India sampai mengurangi subsidi harga dan mereka memilih mencoba berinovasi dengan membuat label makanan sendiri.
Tentu saja mereka ingin memasuki zona profit secepatnya seperti Google, Facebook, Alibaba, ataupun Amazon. Investor pun makin tak sabar untuk melihat capaian-capaian bisnis di usaha rintisan yang dimasukinya.
Meski demikian, pergulatan untuk mencapai titik itu juga tak mudah. Sejauh bisnis mereka bisa dijiplak, kompetisi usaha rintisan di bidang itu makin sengit. Ketika pembeda tak juga ditemukan, mereka terus berkompetisi di area yang sama hingga tak jelas ujungnya.
Kisah Uber memasuki bisnis baru, yaitu melakukan diversifikasi ke tekfin, meski terlambat, menunjukkan upaya mereka untuk mencari sumber pendapatan lain.
Sebenarnya, diversifikasi bisnis juga tetap diperlukan oleh usaha rintisan yang telah mapan agar tidak terlena dengan keuntungan yang telah didapat. Keterlenaan ini diingatkan oleh beberapa kalangan karena bisa membahayakan masa depan bisnis mereka.
Penjualan bisa mengering dan konsumen membutuhkan produk atau layanan baru menjadi alasan mereka agar usaha rintisan yang mapan melakukan diversifikasi. Kompetisi yang tinggi juga menjadi alasan diversifikasi. Mereka yang membuat diversifikasi akan selangkah lebih maju ketika calon kompetitor bakal masuk di bisnis yang sama.
Kunci dari upaya untuk mencari sumber pendapatan baru adalah mengamati secara jernih aset yang dimiliki. Kesuksesan bisnis yang tengah dijalankan bisa menginspirasi bisnis baru dengan melihat kekuatan mereka. Cara ini membantu kita untuk mengalokasikan keterampilan, waktu, dan dana untuk mendapatkan bisnis baru melalui kekuatan yang selama ini dimiliki.
Dengan alokasi tersebut, kita bisa melakukan penambahan nilai terhadap suatu produk atau menemukan produk baru di samping tentunya bisa memasuki pasar baru. Oleh karena itu, pimpinan puncak di usaha rintisan tak boleh berfokus hanya pada pendapatan mereka selama ini. Mereka harus melirik pendapatan lain.
Usaha rintisan secara khusus di Indonesia mungkin berada di simpang jalan. Mereka akan ada yang selamat, tetapi mungkin ada pula yang harus merger dan sangat mungkin ada yang mati. Mereka yang selamat adalah mereka yang memenangi kompetisi yang mungkin agak berdarah-darah atau mereka yang bisa menemukan jalan baru dan dengan cepat meraih itu atau mereka bisa menemukan pembeda di antara pelaku bisnis lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar