Pembangunan SDM
Das sollen dan das sein banyak digunakan dalam hal-hal yang mengacu pada masalah hukum. Namun, kali ini saya meminjam ungkapan di atas untuk mengkaji tekad Presiden Joko Widodo membangun SDM.
Kompas, 16 Agustus 2019, menyajikan dua tulisan yang saling berkaitan, yaitu Tajuk Rencana dengan judul "Pemerataan Kemerdekaan" dan tulisan Yudi Latif pada hari yang sama: "Membangun Manusia Merdeka".
Kedua tulisan mewakili harapan rakyat untuk mendorong Presiden Jokowi fokus memenuhi janji kemerdekaan, yakni terwujudnya masyarakat adil makmur.
Terima kasih kepada Kompas yang ajek memerangi korupsi, hal yang ditekankan pada akhir Tajuk Rencana. Ini semua adalah cita-cita, das sollen. Bagaimana dengan kenyataan, das sein?
Yudi Latif menyatakan pentingnya mutu tenaga kependidikan, yang hanya dapat dicapai dengan meningkatkan derajat guru. Ia mencontohkan Finlandia dan Jepang, di mana profesi guru sangat prestisius dengan status terhormat dan gaji tinggi.
Di Finlandia, hanya lulusan perguruan tinggi terbaik yang bisa menjadi guru. Tetapi bukan semata mata hal ini yang menjadikan Finlandia memiliki sistem pendidikan terbaik dunia. Pelatihan calon guru mirip pendidikan dokter yang mengasah profesi di rumah sakit pendidikan. Di Indonesia, profesi guru disanjung tetapi kesejahteraan belum diperhatikan. Rendahnya imbalan guru honorer sudah menjadi rahasia umum.
Maka, sekarang adalah saat yang tepat membangun sumber daya manusia, dimulai dengan penghargaan yang layak bagi para guru. Kompas dapat menyajikan jumlah penjarahan oleh koruptor yang sebenarnya juga hak para guru. Keberpihakan dan kemauan politik pemerintah dapat mengubah kondisi guru Indonesia ke taraf lebih terhormat. Kita memerlukan Menteri Pendidikan yang menghayati peran guru dalam membangun bangsa.
Yudi Latif menggambarkan bahwa membangun manusia tidak semudah membangun infrastruktur fisik. Presiden Jokowi dalam satu wawancara dengan tepat menyatakan bahwa pendidikan awal dimulai dengan penekanan pada budi pekerti, bukan pada hal lain.
Hadisudjono Sastrosatomo
Jalan Pariaman, Pasar Manggis, Setiabudi,
Jakarta 12970
Dana Bapertarum
Saya, H Ambo Upe, guru madya pada UPT SMPN 1 Labakkang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan.
NIP 196103261990032003/ 131912287. Saya bersyukur proses administrasi pensiunan saya di PT Taspen berjalan lancar. Namun, urusan Taperum di Bapertarum bermasalah, karena tak ada lagi kerja sama antara PT Taspen dan Bapertarum. Juga tak ada kantor perwakilan Bapertarum di daerah.
Petugas PT Taspen memberi saya sejumlah nomor telepon layanan, termasuk call center Kantor Bapertarum di Jakarta. Nomor-nomor itu saya hubungi berkali-kali, tetapi sampai sekarang tidak ada satu pun yang diangkat.
H Ambo Upe
Griya Biring Kassi Indah RT 002 RW 005,
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan
Brosur di Pameran
Tiap tahun saya ke pameran di Jakarta Convention Center, seperti Deep Extreme Indonesia, Gebyar Wisata Nusantara, Pekan Lingkungan Hidup, dan sejenisnya.
Di tiap booth/lapak pasti ada leaflet dan brosur gratis, terbuat dari art paper yang mengilap. Sampai rumah, kertas pun dibuang.
Untuk mengurangi sampah, peserta pameran bisa mengganti art paper dengan kartu pos dengan materi lebih singkat dan padat. Sisi sebaliknya kartu pos bisa digunakan sebagai kartu ucapan sekaligus menumbuhkan kegiatan menulis surat via pos.
Vita Priyambada
Kompleks Perhubungan,
Jatiwaringin, Jakarta 13620
Tidak ada komentar:
Posting Komentar