Peradaban baru tidak hanya sekadar menghadirkan aset fisik, seperti infrastruktur, tetapi juga membangun kekuatan SDM. Dengan SDM berkualitas, cita-cita Indonesia Maju bisa terwujud.
Dalam konteks pembangunan pertanian, komitmen pemerintah menyejahterakan petani tak perlu dipertanyakan. Petani sebagai pelaku utama produksi pangan, bagian integral dalam pembangunan pertanian. Keberhasilan pembangunan pertanian terletak pada kekuatan petani. Karena itu, kesejahteraan petani harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Upaya awal yang sudah dan akan terus dilakukan ialah menyinergikan dan mengoptimalkan program dan anggaran dari kementerian/lembaga (K/L) lain guna mendukung pembangunan pertanian. Filosofi pembangunan pertanian yang akan dikembangkan adalah program and budget for agriculture bukan program and budget in agriculture. Melalui upaya ini, Kementan menargetkan dapat tumbuh 5 persen.
Dengan anggaran sangat terbatas, menggalang sumber daya dari luar jadi pilihan rasional. Sinergi dengan K/L lain akan diwujudkan dalam bentuk: (a) peningkatan produksi dan produktivitas; (b) efisiensi usaha pertanian (rendah biaya); (c) ekspansi pertanian melalui optimalisasi pemanfaatan lahan dan penyediaan air; dan (d) mekanisasi dan dukungan inovasi teknologi.
Karena itu, kesejahteraan petani harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Untuk mengimplementasikan sejumlah program itu, Kementan sedang menyiapkan skema dukungan permodalan melalui Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) yang disinergikan dengan kredit usaha rakyat (KUR). Alokasi KUR untuk pertanian pada 2020 diharapkan Rp 50 triliun dari total KUR Rp 190 triliun. Menteri Pertanian menginginkan sekitar 26,4 persen dari total KUR masuk sektor pertanian.
KUR ditujukan untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian dari hulu hingga ke hilir. KUR ini diharapkan dapat memperkuat potensi pertanian di daerah. Untuk memberikan perlindungan usaha pertanian, khususnya yang berskala relatif kecil, optimalisasi dan perluasan cakupan asuransi pertanian jadi agenda prioritas. Skema subsidi dan bantuan pemerintah akan lebih diarahkan untuk mendorong peningkatan produksi dan produktivitas secara nyata serta berkeadilan.
Melalui filosofi program and budget for agriculture, Kementan juga akan mendorong peran swasta dan perbankan lebih besar dalam pembangunan pertanian. Manajemen korporasi akan dijadikan basis utama. Dengan cara ini, keterlibatan swasta dan perbankan dapat secara nyata memberikan dampak kesejahteraan petani dan keluarganya.
Pemberlakuan manajemen korporasi diarahkan untuk pengembangan agroindustri yang dapat menciptakan nilai tambah produk sehingga petani bisa menghasilkan produk pertanian yang kompetitif untuk diekspor. Dengan demikian, desain pembangunan pertanian ke depan akan sejalan dengan visi Presiden Jokowi yang akan menjadikan ekspor dan investasi sumber pertumbuhan dan penyerapan tenaga kerja.
Regenerasi petani
Komitmen peningkatan kesejahteraan petani sebetulnya mulai membuahkan hasil, tecermin dari peningkatan nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar usaha pertanian (NTUP) sebagai indikator kesejahteraan petani. Data BPS, NTP periode Januari-Oktober 2019 mencapai 102,99, tertinggi selama enam tahun terakhir, dari 102,07 pada periode sama 2014, 101,33 (2015), 101,70 (2016), 100,91 (2017), 102,23 (2018). Begitu pun NTUP Januari-Oktober 2019 yang mencapai 112,21, tertinggi dalam enam tahun terakhir, meningkat dari 105,83 pada periode sama 2014, 107,00 (2015), 109,81 (2016), 109,71 (2017), dan 111,77 (2018).
Upaya pemerintah tak berhenti di sini. Kita menyadari tenaga kerja pertanian masih didominasi petani berpendidikan rendah. Hal ini diperparah penguasaan lahan yang relatif sempit (petani gurem). Mengatasi ini, efisiensi usaha tani melalui modernisasi pertanian telah masuk dalam berbagai program. Perlu waktu bagi pertanian kita untuk mengatasi ketertinggalan atau minimal menyamai pertanian negara maju.
Pertanian konvensional menyebabkan sektor ini tak banyak dilirik kaum milenial. Ke depannya, pemerintah sebagai fasilitator terus meningkatkan kualitas SDM pertanian seraya membuat pertanian menarik dan menguntungkan. Pertanian harus menjadi sektor mandiri dan modern sehingga membuat keluarga petani sejahtera dan generasi muda melihatnya sebagai profesi yang menarik.
Peningkatan kualitas SDM masuk program prioritas. Upaya ini dilakukan terintegrasi dalam Komando Strategis Pertanian (Kostra Tani) yang berbasis di kecamatan. Kostra Tani mulai 2020 punya peran strategis dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pertanian, yaitu (a) Pusat Data dan informasi, (b) Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian, (c) Pusat Pembelajaran dan Pelatihan Petani; (d) Pusat Konsultasi Agribisnis; (e) Pusat Pengembangan Jejaring Kemitraan.
Sebagai bagian dari Kostra Tani, akan dibangun fasilitas war room guna memonitor semua data pertanian dan mengoptimalkan peran penyuluh sebagai pendamping petani. Para pegiat pertanian di tingkat kecamatan akan dilengkapi informasi pertanian lengkap dan perangkat digital yang bisa memantau kapan dan berapa luasan panen, waktu tanam, potensi serangan hama penyakit dan cara penanggulangan, serta informasi dinamika pasar dalam dan luar negeri hingga distribusi tenaga kerja dan pergerakan alat mesin pertanian.
Untuk menarik minat generasi milenial, disiapkan program Kawasan Pertanian Terintegrasi Maju, Mandiri, dan Modern seluas 50.000 hektar di 10-15 provinsi. Di kawasan itu akan dikembangkan pertanian modern yang didukung teknologi informasi (IT). Melalui show window itu, diharapkan generasi milenial bisa belajar sekaligus magang jadi petani modern.
Petani didorong menggunakan inovasi teknologi unggulan terkini, seperti benih/bibit unggul dengan potensi hasil yang tinggi.
Pengembangan kawasan terintegrasi modern dan maju berbasis keunggulan lokal ini akan dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan penguasaan lahan petani. Petani didorong menggunakan inovasi teknologi unggulan terkini, seperti benih/bibit unggul dengan potensi hasil yang tinggi. Petani juga diberi kebebasan dan didorong mengembangkan komoditas yang mampu memberikan keuntungan paling baik.
Melalui pengembangan pertanian modern dan wawasan pertanian terintegrasi, akan mampu meningkatkan efisiensi biaya produksi dan produktivitas serta nilai tambah secara signifikan. Kesejahteraan dan penghasilan petani akan semakin meningkat, bahkan lebih baik ketimbang sektor lain. PR menyejahterakan petani tak bisa dikerjakan sendiri. Kita harus menyatukan kekuatan semua elemen bangsa untuk memajukan pertanian Indonesia.
Kuntoro Boga Andri Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian
Kompas, 27 November 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar