Pada akhir pekan ini, pertemuan puncak Asia Tenggara, atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, digelar di Thailand. Berbarengan dengan hajatan ini, digelar KTT Asia Timur yang intinya merupakan forum untuk mempertemukan para pemimpin negara Asia Tenggara dengan kekuatan strategis lainnya. Tak hanya diikuti 10 pemimpin negara Asia Tenggara, KTT Asia Timur juga menyertakan delapan pemimpin negara mitra ASEAN, seperti Amerika Serikat (AS), China, Jepang, dan Rusia.
Pada pertemuan di Thailand itu, Presiden AS Donald Trump tak datang, digantikan Menteri Perdagangan Wilbur Ross serta Penasihat Keamanan Nasional Robert C O'Brien. Hal ini dinilai sejumlah kalangan dapat menimbulkan keraguan atas komitmen AS terhadap ASEAN dan kawasan itu. Ketidakhadiran Trump juga dilihat melemahkan pernyataan AS bahwa negara itu berkomitmen terhadap Indo-Pasifik. Di sisi lain, China akan diwakili Perdana Menteri Li Keqiang, sedangkan Jepang direpresentasikan oleh PM Shinzo Abe.
Ketidakhadiran Trump juga dilihat melemahkan pernyataan AS bahwa negara itu berkomitmen terhadap Indo-Pasifik.
KTT Asia Timur di Thailand digelar di tengah menguatnya persaingan China dan AS. Kedua negara terlibat dalam perang dagang, saling menerapkan tarif impor, yang memberi dampak tak menggembirakan bagi pertumbuhan ekonomi dunia. Di Laut China Selatan, kedua negara "beradu kekuatan".
Beberapa kali AS mengirim pesawat dan kapal mendekati sejumlah pulau di perairan itu, yang diklaim sebagai wilayah China. Bagi Washington, hal ini bertujuan memastikan prinsip kebebasan bernavigasi tetap terjaga di perairan internasional Laut China Selatan. Sebaliknya, bagi Beijing, hal itu nyata-nyata merupakan bentuk provokasi.
Di tengah persaingan AS-China ini, Beijing melancarkan diplomasi pemberian fasilitas pinjaman untuk pembangunan infrastruktur ke banyak negara, termasuk anggota ASEAN. Prakarsa ini menjangkau hingga ke Afrika serta Eropa.
Indonesia bersama ASEAN berupaya membuat Asia Tenggara dan Indo-Pasifik (kawasan yang meliputi Samudra Hindia serta Pasifik) tetap aman serta damai di tengah persaingan AS dengan China. Konsep kerja sama Indo-Pasifik yang inklusif dan saling menguntungkan terus dikembangkan serta coba diwujudkan guna memastikan tantangan keamanan terbaru di kawasan teratasi.
Baca juga : Trump Melemahkan ASasia tenggara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar