REUTERS / MOHAMED AZAKIR

Demonstran berdiri di atas jembatan yang dihiasi bendera nasional selama protes anti-pemerintah di sepanjang jalan raya di Jal el-Dib, Lebanon, 21 Oktober 2019.

Turunnya Saad Hariri dari kursi PM Lebanon tak menyurutkan aksi demonstrasi. Demonstran menginginkan perombakan sistem politik konvensionalisme negaranya.

Hariri (49) sudah mundur dua kali sebagai perdana menteri (PM) dalam 10 tahun terakhir. Pada Selasa (29/10/2019), Hariri mundur setelah dua pekan terjadi demonstrasi oleh semua kelompok di hampir seluruh wilayah Lebanon. Namun, dengan sistem politik itu, dia seakan-akan membuang kekuasaan untuk kemudian "merebutnya" kembali.

Di Lebanon, jabatan presiden selalu diberikan kepada kelompok Kristen Maronit, PM merupakan jatah Muslim Sunni, dan ketua parlemen merupakan hak kelompok Islam Syiah. Tanpa perubahan sistem, posisi Hariri di pemerintahan baru pun dipastikan tak akan berubah. Dengan kata lain, sistem ini tak memungkinkan pergantian kekuasaan berjalan cepat.

Lebanon bisa terpecah belah oleh sebab perubahan sistem politik itu.

Presiden Michel Aoun, misalnya, sudah berusia 86 tahun dan Nabih Berri (80) menjabat ketua parlemen. Dia ketua parlemen yang paling lama menjabat di dunia, yakni 30 tahun. Perubahan sistem yang diinginkan demonstran cukup beralasan, tetapi harus disadari, Lebanon bisa terpecah belah oleh sebab perubahan sistem politik itu.

Apalagi, kelompok Sunni dan Syiah di Lebanon memiliki patron berbeda. Kelompok Sunni masih berpatron ke Arab Saudi, sedangkan kelompok Syiah cukup dekat dengan Iran. Padahal, kedua negara ini bersaing berebut pengaruh di Timur Tengah.

AFP/JOSEPH EID

Seorang perempuan pendemo Lebanon berjalan dengan bendera nasional di sepanjang jalan Fuad Chehab, dekat Lapangan Martir, di pusat ibukota Beirut pada (29/10/2019) atau pada hari ke-13 protes anti-pemerintah.

Selama dua pekan demonstrasi, bank-bank tutup dan hal itu bisa memicu krisis lebih parah di Lebanon. Ada kekhawatiran, pemerintah tak punya cukup devisa untuk membayar barang impor dan utang luar negeri. Asosiasi Bank di Lebanon mengatakan, kemungkinan bank baru akan buka pada hari Jumat (1/11/2019) ini.

Demonstrasi massal dipicu oleh rencana pengenaan pajak terhadap layanan media sosial, seperti Whatsapp, menyusul harga kebutuhan pokok yang terus melonjak dan korupsi yang kian marak. Mereka harus menanggung beban akibat salah urus ekonomi. "Biaya elite politik bermiliar dollar Amerika Serikat dibebankan pada masyarakat Lebanon dan salah urus ekonomi," kata Sami Atallah, ekonom yang juga Kepala Pusat Studi Kebijakan Lebanon.

Pengunduran diri Hariri tidak akan segera memperbaiki kondisi ekonomi dan politik Lebanon.

Utang Lebanon mencapai 150 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau sekitar 86 miliar dollar AS, yang sebagian besar berbunga tinggi. Atallah menegaskan, akibat kurangnya transparansi, masyarakat tidak tahu berapa tepatnya utang dan cadangan devisa Lebanon.