Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 21 November 2019

TAJUK RENCANA Bekerja Total Bersama

Pemerintah dan semua pemangku kepentingan harus bekerja sama melakukan "total football", mengatasi dampak global terhadap perekonomian nasional.

Tekanan global terhadap perekonomian nasional tecermin pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019. Penerimaan pajak turun dan defisit anggaran akan melebar.

KOMPAS/PRIYOMBODO

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kiri) beserta jajarannya bersiap memulai konferensi pers APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) edisi November 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (18/11/2019).

Akibat tekanan dari luar cukup berat, terutama disebabkan perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir, semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, kalangan pelaku usaha, dan masyarakat perlu bersama-sama berupaya menjaga pertumbuhan kita. Sekat-sekat kepentingan sektoral harus hilang dengan membangun etos kerja bersama.

Ekspor kita masih bergantung pada komoditas yang memiliki siklus dan harganya dipengaruhi kondisi perekonomian global. Oleh karena itu, ke depan pekerjaan rumah yang harus dituntaskan adalah membangun industri pengolahan dan industri dasar di dalam negeri.

Upaya membuka pasar baru sudah diupayakan bukan hanya melalui Kementerian Perdagangan, melainkan juga Kementerian Luar Negeri. Kita berharap pasar baru, terutama Afrika yang sedang tumbuh, dapat menjadi tujuan ekspor kita.

Meskipun ketika mengekspor, kita juga harus siap mengimpor agar perdagangan global tetap tumbuh dan saling memberi manfaat, dan apa yang bisa kita produksi di dalam negeri harusnya dikembangkan. Kita dapat mengurangi impor bahan makanan, seperti gula, garam, buah, dan sayuran, dengan meningkatkan produksi di dalam negeri. Dengan teknologi sederhana dan tepat guna yang dihasilkan peneliti Indonesia, pengurangan impor dapat dilakukan segera sepanjang semua bekerja untuk kepentingan bersama.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2020 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Hal tercepat yang dapat dilakukan adalah meningkatkan konsumsi domestik melalui belanja rumah tangga dan swasta serta belanja pemerintah melalui APBN. APBN yang sedang tertekan tetap dapat memberi efek stimulus bila tepat sasaran. Penggunaan APBN dan APBD didorong untuk membeli produk dalam negeri. Bantuan untuk masyarakat miskin juga didorong untuk menggunakan produk setempat, terutama makanan yang diproduksi setempat.

Kepala daerah sangat berperan dalam memastikan dana APBN dibelanjakan di tingkat lokal. Dana desa akan sangat bermanfaat untuk menumbuhkan usaha mikro, kecil, dan menegah. Miliarder dan filantropis Bill Gates memberi contoh, memberantas kemiskinan di Afrika dengan membantu masyarakat miskin beternak ayam.

Masih banyak lagi potensi ekonomi domestik dapat ditumbuhkan. Tetapi, untuk itu, diperlukan contoh dari atas. Presiden sudah mengajak kita untuk hidup sederhana. Para pimpinan lembaga sudah mengeluarkan surat edaran untuk tidak pamer.

Pada situasi sulit, para pemimpin pemerintahan, tokoh masyarakat, dan dunia usaha perlu menunjukkan keberpihakan pada kesulitan warga yang ditunjukkan dengan sikap asketis, menahan diri untuk tak memamerkan kemewahan.

KOMPAS/AGUS SUSANTO
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (8/11/2019). PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC

Kompas, 21 November 2019

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger