Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 29 Januari 2020

”Nandur Demit” (TRIAS KUNCAHYONO)


INDRO UNTUK KOMPAS

Trias Kuncahyono, wartawan Kompas 1988-2018

Pertemuan kami pagi itu tidak dalam agenda. Kami berjumpa di Stasiun Tugu, Yogyakarta, sama-sama menunggu KA Prameks (Solo-Kutoarjo PP), meskipun tujuan kami berbeda: Klaten dan Solo.

Di dalam kereta kami duduk berdampingan. Begitu kereta bergerak meninggalkan Stasiun Tugu, pada pukul 09.09 WIB, ia mulai bercerita. "Pak, pernah mendengar istilahnandur demit, belum?" tanyanya mengawali cerita.

Tanpa menunggu jawaban, mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma-Fakultas Teologi Wedabhakti itu melanjutkan ceritanya bahwa sekarang ini sedang menyusun tesis tentang ekologi. Untuk menyusun tesis tentang lingkungan hidup itu, program penghijauan di Baturetno sebagai obyek penelitiannya.

Sejak sekitar 10 tahun silam, di Baturetno dijalankan program penghijauan dengan menanam pohon beringin. Beringin merupakan tanaman yang memiliki kemampuan hidup dan beradaptasi dengan bagus pada berbagai kondisi lingkungan. Selain itu, keberadaan tanaman beringin pada kawasan hutan bisa dijadikan sebagai indikator proses terjadinya suksesi hutan. Beringin juga merupakan tanaman yang memiliki umur sangat tua, tanaman tersebut dapat hidup dalam waktu hingga ratusan tahun.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Pohon beringin yang tumbuh di alun-alun selatan Yogyakarta. Tempat ini ramai oleh wisatawan yang hendak mencoba tradisi Masangin (berjalan dengan mata tertutup melewati area di antara dua pohon beringin), Kamis (22/3/2012).

Beringin termasuk tanaman yang menyimpan air, indikasinya tidak menggugurkan daunnya meski musim kemarau. Juga kerabat beringin banyak tumbuh di sekitar mata air. Akan tetapi, pohon ini tidak termasuk kayu komersial ataupun bahan untuk arang kayu sehingga tidak menarik bagi pembalak liar. Ini merupakan alasan para pencinta lingkungan menanam beringin untuk penghijauan, normalisasi daerah aliran sungai, penghijauan sekitar mata air atau reboisasi.

Akan tetapi, beringin juga kurang menarik bagi penduduk karena tidak termasuk pohon yang kayunya termasuk komersial. Penduduk maunya menanam pohon yang bisa mendatangkan uang. Itu salah satu hambatan di awal program reboisasi.

"Ada soal lain, yang lebih menarik," katanya. Ada sementara penduduk yang menganggap menanam beringin sama saja nandur demit. Ini berangkat dari kepercayaan masyarakat bahwa demit, makhluk halus seperti memedi, demit (dedemit) baureksa, danyang, dan sebagainya, senang tinggal di pohon-pohon besar seperti beringin.

Memedi dalam bahasa Jawa berasal dari kata wedi (takut). Memedi berarti hal- hal yang membuat takut. Demit berarti halus, sangat kecil, yang berarti demit adalah sesuatu yang tak tervisualkan atau tak kasatmata. Baureksa dan danyang berarti penunggu. Semua kata tersebut berkonotasi pada dunia roh dan reinkarnasi.

Kepercayaan terhadap kehidupan makhluk halus seperti itu ada di mana-mana. Orang Jawa, misalnya, menjaga hubungan dengan makhluk halus. Dunia roh serta makhluk halus tetap dipercayai seiring dengan pergantian kepercayaan yang berlangsung dari zaman ke zaman.

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Pekerja merapikan daun pohon beringin yang tumbuh di halaman Istana Negara, Jakarta, Senin (13/4/2015). Daun-daun itu dirapikan untuk memperindah pohon yang tumbuh di kompleks istana.

Ada yang mengatakan bahwa Jawa adalah hasil kebudayaan yang dibangun dari kepercayaan akan dunia magis. Hantu adalah salah satunya. Roh halus atau hantu seolah hidup berdampingan dengan dunia manusia Jawa hingga saat ini. Hal ini membuat penggolongan roh halus Jawa sangat beragam.

Bagi orang yang mencapai ilmu sejati dalam kejawen atau mungkin yang sudah menguasai metafisika, dunia makhluk halus itu biasa adanya dan bukan omong kosong. Itulah sebabnya menanam beringin dianggap sebagainandur demit, padahal untuk memelihara lingkungan hidup.

Dalam kisah pewayangan pun dunia makhluk halus ini ada kisahnya. Misalnya, dalam Kakawin Sena, diceritakan tentang nama-nama makhluk halus Jawa, seperti dhengen,kekeblekwewebanaspati, dangandarwa. Epos Kekawin Senamenceritakan kisah tentang perjalanan suci tokoh pewayangan Bima untuk menemukan arti kesempurnaan hidup. Makhluk-makhluk seperti inilah yang menjadi penghalang langkah Bima menemukan arti kehidupan sejati.

Kisah lain ialah dalam epos Mahabharata yang mengisahkan tentang tokoh Batari Durga, yang semula adalah Dewi Umayi, istri Batara Guru. Batari Durga dititahkan menjadi istri Betara Kala. Ia memperoleh pekerjaan merajai beberapa gandarwa, setan, serta makhluk halus yang jahat lain. Sedangkan perkawinannya dengan Batara Kala menurunkan Kala Yawana, Kala Durgangsa, Jaramaya, Ranumaya, serta banyak lagi putra-putra yang lain.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Anak-anak bermain ayunan pada akar gantung pohon beringin di sela-sela pelajaran olahraga di Desa Giriasih, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Kamis (30/10/2008).

Watak Batari Durga benar-benar jahat lantaran ia mengemban pekerjaan menggoda orang yang baik budi. Batari Durga bertakhta di Setragandamayit, yang bermakna tempat pengasingan berbau mayat. Batari Durgi berupa raksasa, bermata iblis. Namun, meskipun Batari Durga kerap dilukiskan jahat, bengis, serta menakutkan, sebagian sekte agama di India, terlebih di lokasi utara, memujanya sebagai dewi pelindung. Mereka yakin Durga adalah Dewi Penolong untuk orang yang tengah terkena musibah atau mungkin menanggung derita lantaran satu perlakuan yang tidak adil.

Hingga kini, manusia memercayai bahwa di luar dirinya ada makhluk-makhluk halus, gaib, yang tidak tampak oleh mata telanjang. Dunia semacam ini bisa jadi menjadi nyata dengan penampakan gejalanya seperti lewat jelangkung, nini thowong, tenung, kesurupan, ajian-ajian seperti kekebalan, dan sebagainya.

Hal seperti itu juga melahirkan kreativitas, misalnya, dengan adanya banyak film horor yang menjadi salah satu genre film populer dan diminati para penikmat film di seluruh dunia. Film seperti ini menyajikan sensasi yang berbeda. Alur ceritanya pun beragam, mulai dari kisah hantu/setan, ilmu sihir/mistis, boneka misterius, hingga berbagai macam alur cerita lain yang tentunya membuat penonton menahan napas. Di Indonesia ada Pengabdi Setan, Titisan Setan, Keramat, Pogong, Sundel Bolong, dan sebagainya. Dari Hollywood pun muncul, misalnya, The Ring, Paranormal Activity, The Grudge, dan The Amityville Horror.

Kalimat demit ora ndhulit, setan ora doyan lebih sebagai harapan agar manusia yang hidup di dunia ini hendaknya terhindar dari gangguan makhluk-makhluk halus, seperti demit serta nafsunya (nafsu-nafsu jahat, nafsu angkara murka), keserakahan (kekayaan dan juga kekuasaan).

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Hantu pocong menjadi salah satu tema film horor yang ditawarkan banyak bioskop. Poster film horor terlihat di Mulia Agung Theater di perempatan Pasar Senen, Jakarta, Jumat (13/1/2012).

Mengapa demikian? Karena menurut budayawan dan rohaniwan Sindhunata, manusia tidak hidup hanya dalam dunia yang terang, tetapi juga dunia yang gelap. Kegelapan itu sering tidak bisa diraba, tetapi selalu mendikte manusia, entah dalam perbuatan menuruti hawa nafsu, kejahatan, ataupun keserakahan dalam berbagai hal, yang belakangan ini semakin kentara dan mencolok mata. Misalnya, sikap intoleran, korupsi, juga kejahatan-kejahatan lewat dunia maya dengan menyebarkan berita bohong, hoaks, dan kebencian.

Perilaku kejahatan, nandur demit itu, dapat dilakukan oleh orang-orang dari berbagai status dan kelas sosial, dari yang rendah hingga yang tinggi, berkaitan dengan pekerjaannya ataupun dilakukan secara berkelompok, seperti halnya organisasi guna mencapai tujuan organisasi, tanpa memedulikan kepentingan bersama. Semua itu adalah tindakannandur demit, di zaman kini, dan akan berbuah demit.

"Bapak turun di Klaten, ya," katanya ketika kereta berhenti di Stasiun Klaten pukul 09.44 WIB. Dan, kami pun bersalaman. "Jangan nandur demit, Pak. Sudah terlalu banyak demit," katanya lagi, disusul tawa berderai.

Kompas, 28 Januari 2020

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger