Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 04 September 2020

PEMULIHAN EKONOMI: Dirjen WTO: Skenario Pesimistis Terhindarkan (SIMON SARAGIH)


HANDINING

Simon Saragih, wartawan senior Kompas

Kuartal pertama 2020 mencatatkan kemerosotan ekonomi yang sangat mengkhawatirkan. Perdagangan internasional, salah satu penopang perekonomian, anjlok melebihi kejatuhan yang pernah terjadi saat krisis ekonomi Eropa pada 2008 dan krisis ekonomi AS pada 2009. Penguncian wilayah dan peredaman mobilitas menjadi penyebab kemerosotan itu.

Akan tetapi, mendadak muncul sinyal pemulihan pada akhir kuartal kedua 2020. Relaksasi di banyak negara memulihkan pergerakan warga, yang juga dengan sendirinya memulihkan perdagangan global. Skenario pesimistis tentang kemerosotan ekonomi yang sangat dalam tampaknya terhindari.

Hal itu dinyatakan Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Roberto Azevedo saat menyampaikan laporan terbaru WTO pada 29 Agustus lalu di Geneva, Swiss.

Awalnya memang sempat muncul kekhawatiran besar. Ini didasarkan pada volume perdagangan dunia yang anjlok 3 persen pada kuartal pertama 2020 dibandingkan dengan semester pertama 2019.

Azevedo mengatakan, data akhir akan segera bisa diketahui secara pasti pada September 2020. Sekadar informasi, total perdagangan barang dunia pada 2018 sebesar 19,48 triliun dollar AS. Data lengkap untuk 2019 belum tersedia.

Pada kuartal pertama 2020, baru China yang paling dihebohkan deraan virus korona yang memunculkan penyakit bernama Covid-19. Pada kuartal kedua 2020, pandemi Covid-19 merebak ke seantero dunia. Seiring dengan itu, semakin banyak pula negara yang melakukan pembatasan pergerakan manusia hingga dilakukan penguncian wilayah yang dikenal dengan istilah lockdown.

ROBERTO MONALDO/LAPRESSE VIA AP

Petugas polisi menghentikan dan memeriksa kendaraan di Roma, Italia, Sabtu, 11 April 2020. Menggunakan helikopter dan drone, polisi memastikan warga Italia tidak menyelinap keluar saat kebijakan lockdown akibat wabah Covid-19.

Langkah-langkah pencegahan penyebaran pandemi Covid-19 dan usaha terkait diintensifkan di paruh kedua Maret 2020. Langkah menjaga jarak sosial dan fisik, restriksi perjalanan dan transportasi pada paruh kedua Maret itu berlangsung efektif di banyak negara. Ini berlangsung hingga April dan Mei 2020.

Respons kebijakan positif

Dengan dasar itu, perkiraan awal pada kuartal kedua 2020 mengindikasikan akan terjadi penurunan perdagangan global sekitar 18,5 persen secara tahunan sepanjang 2020 dibandingkan dengan 2019. Penurunan ini secara historis besar, tetapi bisa lebih buruk lagi dari itu.

Pada April 2020 itu, muncul dua skenario WTO. Skenario optimistis menunjukkan perdagangan global turun 13 persen sepanjang 2020. Skenario pesimistis mengindikasikan penurunan perdagangan 32 persen sepanjang 2020. Skenario menengah adalah penurunan 18,5 persen.

Asumsi di balik skenario pesimistis itu adalah biaya untuk kesehatan. Sempat diperkirakan bahwa penurunan tajam perdagangan yang sudah terjadi pada kuartal pertama akan berlanjut pada kuartal kedua 2020. Asumsi lain, ada ketidakpastian besar sekitar buruknya efek pandemi dan dampaknya pada perekonomian.

Akan tetapi, sejak April 2020 respons cepat pemerintahan di beberapa negara berhasil memperlambat kontraksi. Misalnya, beberapa negara meluncurkan dana stimulus besar-besaran, termasuk kepada warga yang paling terpukul. Untuk pebisnis, diberikan keringanan pajak.

Tentu program-program seperti ini tidak bertujuan memulihkan total perekonomian dan perdagangan dunia yang melesu habis-habisan. Akan tetapi, program semacam ini hingga tingkat tertentu berhasil mencegah kejatuhan lebih dalam.

KOMPAS/AGUS SUSANTO

Foto aerial lalu lintas tol dalam kota dan jalan protokol Gatot Subroto di Jakarta Selatan, Senin (8/6/2020) pukul 17.30. Hasil pemantauan Kepolisian Daerah Metro Jaya, kepadatan lalu lintas meningkat di sejumlah titik di Jalan Tol Dalam Kota bertepatan dengan dimulainya pelonggaran pembatasan sejumlah sektor, termasuk perkantoran.

Kebijakan-kebjakan pemerintah itu diikuti lagi dengan pelonggaran pada mobilitas di akhir kuartal kedua 2020. Hal ini memunculkan berbagai perkembangan yang tergambarkan dalam aneka indikator.

Berubah pada kuartal kedua

Penerbangan komersial internasional, khususnya pengangkut kargo, anjlok secara substansial 74 persen selama periode 5 Januari 2020 hingga 18 April 2020 dibandingkan dengan periode serupa tahun sebelumnya. Namun, sejak itu angkutan kargo naik 58 persen hingga pertengahan Juni 2020. Pelabuhan kontainer juga mulai pulih secara parsial pada Juni 2020 dibandingkan dengan Mei 2020.

Sementara itu, indeks-indeks permintaan baru terhadap ekspor juga mulai pulih pada Mei 2020 setelah anjlok pada April 2020. Meski pembelian barang-barang tahan lama (durable goods), seperti otomotif, anjlok tajam pada awal krisis, permintaan terhadap barang-barang lain menunjukkan daya tahan dalam pekan-pekan terakhir kuartal kedua.

Penjualan barang-barang elektronik lebih bagus dari yang diperkirakan dan mendorong perdagangan internasional untuk produk-produk tersebut. Sebagai contoh, berdasarkan data statistik China, ekspor negara itu untuk mesin pemrosesan data otomatis, termasuk komponen komputer, naik 30 persen pada April 2020 dibandingkan dengan April 2019. Peningkatan permintaan juga terjadi pada komputer dan jasa teknologi informasi pendukung pekerjaan dari rumah (work from home) selama krisis.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Seorang pegawai bank bekerja di rumahnya di Tangerang Selatan, Banten, Selasa (17/3/2020), saat masa pandemi Covid-19. Permintaan terhadap komputer dan jasa teknologi informasi pendukung pekerjaan dari rumah meningkat selama pandemi.

Penjualan mobil juga pulih meski masih di level rendah. Sebagai contoh, penjualan mobil naik 5 persen pada Mei 2020 dari Mei 2019 setelah anjlok 79 persen pada Februari 2020 dibandingkan dengan Februari 2019. Penjualan mobil di Eropa Barat dan Amerika Serikat masih anjlok pada Mei 2020 dibandingkan dengan Mei 2019, tetapi tingkat penurunannya sudah lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan-bulan pada awal 2020.

Mulai naiknya pembelian barang-barang tahan lama (durable) bisa dilihat sebagai mulai munculnya keyakinan konsumen seiring dengan relaksasi dan mulai bergeraknya perekonomian.

Azevedo menambahkan, penerbangan sipil untuk kategori penumpang sangat berkolerasi dengan perdagangan. Hal ini juga mulai pulih sejak kuartal kedua 2020. Data dari The International Civil Aviation Organization (ICAO), sebuah badan khusus PBB, menunjukkan jumlah keberangkatan penerbangan harian di bandara-bandara internasional sudah mencapai angka di atas 10.000 per hari sejak awal Agustus 2020.

Sebelum pandemi, jumlah penerbangan harian sekitar 31.000 penerbangan dan anjlok menjadi 1.712 keberangkatan saja per hari pada 13 April 2020. Namun, penerbangan terus menapak naik sejak April hingga Agustus.

Berdasarkan situasi sekarang, perdagangan global hanya perlu tumbuh 2,5 persen dari kuartal ke kuartal pada kuartal ketiga dan keempat tahun 2020 untuk memenuhi skenario optimistis.

Stimulus ekonomi dan harapan bahwa pandemi mereda kemungkinan telah mendorong keyakinan konsumen ke tingkat lebih tinggi dari yang diperkirakan. Semua itu secara bersamaan mengindikasikan perdagangan global kemungkinan sudah berbalik arah dari kejatuhan. Azevedo mengatakan, kemungkinan pemulihan sudah mulai terjadi sejak kuartal kedua 2020.

Pemulihan pola L

Walaupun pemulihan tidak berpola huruf V, dari jauh drastis menjadi pulih drastis, lanjut Azededo, setidaknya pemulihan bisa berbentuk huruf L. Pola L ini menunjukkan kejatuhan tidak berlanjut meski situasi datar setelahnya.

Para ekonom WTO, menurut Azevedo, kini yakin meski volume perdagangan global tetap anjlok secara tahunan sepanjang 2020, tetapi kemungkinan besar tidak memasuki kategori pesimistis seperti yang diproyeksikan pada April 2020 itu. Berdasarkan situasi sekarang, perdagangan global hanya perlu tumbuh 2,5 persen dari kuartal ke kuartal pada kuartal ketiga dan keempat tahun 2020 untuk memenuhi skenario optimistis.

Setelah kemunculan data pada akhir kuartal kedua, skenario pesimistis April, tampaknya kecil kemungkinan untuk terjadi. Data yang muncul pada kuartal kedua tidak mendukung asumsi April. "Ini merupakan berita yang benar-benar positif, tetapi kita tidak bisa berpuas diri," kata Azevedo.

AFP/JAIME REINA

Turis di bandara Ibiza, Spanyol, 17 Agustus 2020. Pada Juni, Ibiza berharap banyak saat kawasan wisata itu kedatangan turis pertama yang diizinkan masuk setelah lockdown sebagai bagian dari proyek percontohan dengan Jerman.

Azevedo menambahkan, penting untuk mematrikan dalam pikiran bahwa pemulihan ini terjadi setelah penurunan historis atau mendekati historis. Namun, arah pemulihan ini perlu dimonitor secara hati-hati sebelum menarik kesimpulan definitif tentang pemulihan.

Masalahnya, untuk melihat gambaran pada 2021, jika ada perkembangan yang terbalik, termasuk jika ada potensi akan terjadi gelombang kedua Covid-19, pertumbuhan ekonomi akan lebih lambat dari perkiraan. Jika ada pembalikan arah perdagangan global secara menyeluruh, itu akan membuat ekspansi perdagangan tidak memenuhi perkiraan sebelumnya.

Keputusan tentang kebijakan ekonomi telah berperan penting memperlambat kejatuhan produksi dan perdagangan. Kebijakan itu akan terus memainkan peran penting dalam menentukan tahapan pemulihan ekonomi. Agar produksi dan perdagangan pulih kuat pada 2021, kebijakan fiskal, moneter dan kebijakan perdagangan diperlukan untuk menuju arah yang sama.

Tentu pada akhirnya, pemulihan juga tergantung dari bagaimana perkembangan tentang kelesuan di sektor-sektor jasa. Sektor jasa yang dimaksudkan adalah jasa yang membutuhkan layanan keramahan, layanan jasa pribadi dan hiburan, yang tidak banyak kandungan impornya ketimbang sektor manufaktur. Jasa ini termasuk liburan, perhotelan, dan persewaan.

Kompas, 5 September 2020




Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger