Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 02 November 2020

INDUSTRI DIGITAL: Dari Pemberontakan Kaum Milenial ke IPO ”King of Fintech” Ant Group (ANDREAS MARYOTO)


Andreas Maryoto, wartawan senior Kompas.

Sebuah revolusi industri keuangan terjadi karena kaum milenial malas melihat antrean panjang di bank. Mereka tidak mau membuang waktu berlama-lama untuk mendapatkan layanan perbankan dan manajer investasi. Wujud protes mereka terhadap keadaaan adalah dengan menghasilkan perubahan besar di industri keuangan, yaitu dengan memunculkan teknologi finansial.

Teknologi finansial (tekfin) digemari kaum milenial dan juga generasi pendahulunya karena membebaskan mereka dari antrean dan proses yang ribet. Dengan tekfin, transaksi keuangan cukup dilakukan di gawai dalam waktu singkat. Tak menyita tenaga dan waktu.

Layanan keuangan berbasis teknologi digital itu kini marak berkembang di berbagai tempat, sementara layanan konvensional makin redup. Salah satu puncak dari keberhasilan tekfin adalah ketika perusahaan tekfin terbesar di dunia asal China, Ant Group, dalam beberapa pekan ke depan akan melantai ke bursa (initial public offering/IPO). Ant Group yang disebut sebagai "King of Fintech" (Si Raja Tekfin) menjadi cermin bagi perusahaan keuangan finansial untuk berubah. Keangkuhan perusahaan keuangan finansial selama ini tidak bisa lagi dipertahankan.

Perusahaan afiliasi Alibaba Group di bidang keuangan itu akan melakukan penawaran saham perdana di dua bursa, yaitu Hong Kong dan Shanghai. Semua mata kini tengah berdebar-debar menunggu aksi korporasi ini.

AP PHOTO/KIN CHEUNG

Maskot Ant Group dipajang di kantor perusahaan tekfin ini di Hong Kong, 23 Oktober 2020. Ant Group segera melakukan IPO dengan target meraup dana 34 miliar dollar AS.

Keberhasilan aksi korporasi ini akan menjadi patokan bagi tekfin dan lembaga keuangan konvensional untuk memikirkan masa depan mereka. Ant Group merupakan "bank" terbesar di China, tetapi tidak mempunyai satu cabang pun. Hal itu merupakan salah satu bukti bahwa pasar tidak membutuhkan lagi layanan yang lama dan memusingkan.

Pada 2014, perusahaan ini bernama Alipay. Kemudian Alipay berganti nama menjadi Ant Financial Group dengan berbagai layanan. Sekarang, perusahaan ini menjadi Ant Group. Ada beberapa layanan Ant Group, antara lain Alipay untuk dompet digital, Huabei untuk kartu kredit virtual, dan Jiebei untuk layanan pinjaman konsumer. Layanan lainnya ialah asuransi dan pemesanan tiket. Mereka juga membuat layanan solusi teknologi terkait dengan industri keuangan.

Jumlah saham yang dijual mencapai 11 persen. Mereka menjual saham dengan harga 10,3 dollar AS per saham. Dengan penawaran ini, Ant Group berharap meraih dana sekitar 34 miliar dollar AS, sebuah angka yang melampaui penawaran saham perdana korporasi minyak asal Arab Saudi, Aramco, beberapa waktu lalu. Dana yang berhasil didapat Aramco sekitar 29 miliar dollar AS. Saat ini, pemilik saham mayoritas Ant Group adalah Jack Ma, sekitar 50,5 persen. Alibaba melalui dua anak perusahaan memiliki saham sekitar 33 persen. Beberapa lembaga keuangan global ikut memiliki saham.

Pada harga saham 10,3 dollar AS, Ant Group akan memiliki valuasi 310 miliar dollar AS. Ant yang berarti semut (serangga kecil) semula dibentuk untuk menjalankan sistem pembayaran bernama Alipay. Sesuai dengan namanya, mereka melayani orang-orang kecil yang jumlahnya banyak.

AFP/GREG BAKER

Seorang pelanggan melakukan pembayaran dengan Alipay, layanan pembayaran dari Ant Group, di sebuah pasar di Beijing, China, 27 Oktober 2020. Ant Group melayani usaha-usaha kecil yang jumlahnya banyak.

Langkah mereka sukses. Sejauh ini, Ant Group berhasil menangkap pasar itu. Mereka memiliki nasabah dengan jumlah hampir 1 miliar di China dan di beberapa negara. Layanan sebesar itu mencapai pangsa pasar 55 persen dari seluruh layanan jasa pembayaran senilai 29 triliun dollar AS di China.

Setelah menyerahkan sejumlah persyaratan ke otoritas bursa, baik di Hong Kong maupun Shanghai pada Agustus lalu, Ant Group tengah menunggu hasil pemeriksaan dokumen oleh otroritas bursa. Untuk IPO dengan nilai di atas 1 miliar dollar AS, otoritas bursa Hong Kong membutuhkan waktu tiga sampai empat bulan hingga saham bisa ditawarkan kepada publik. Oleh karena itu, dalam hitungan beberapa pekan ke depan, Ant Group kemungkinan mendapat lampu hijau untuk melantai ke bursa.

Ant Group tidak sendirian di pasar tekfin. Beberapa pesaing yang juga berasal dari China bersaing untuk melayani masyarakat. Beberapa pesaing itu, antara lain, Tencent Holdings, perusahan asuransi Ping An, alat pembayaran yang dikeluarkan JD.Com, dan usaha rintisan bernama Yeepay. Ant Group masih terbesar, tetapi pesaingnya terus mengincar pasar tekfin. Kompetitor tak kalah kreatif dalam meraih nasabah baru.

Meski diduga mereka akan sukses melakukan penawaran saham perdana,  risiko bisnis tetap ada. Salah satu risiko yang muncul ialah tekanan oleh pemerintah Amerika Serikat. Mereka menduga Ant Group termasuk yang diintai setelah beberapa kasus menimpa perusahaan asal China, seperti Huawei Technology, ByteDance, dan Tencent Holdings. Ant Group sangat mungkin menjadi target berikutnya.

AP PHOTO/KIN CHEUNG

Pekerja berjalan di depan logo Ant Group di kantor perusahaan ini, di Hong Kong, 23 Oktober 2020.

IPO perusahaan ini juga disebut sebagai IPO perusahaan teknologi terbesar sejak muncul tren dotcomtahun 1999. Seperti diketahui, trendotcom muncul ketika banyak perusahaan bermunculan dan menawarkan berbagai solusi.

Meski sempat hancur berantakan (dotcom bubble burst), beberapa perusahaan muncul dengan model bisnis baru hingga menemukan bentuk untuk menjalankan bisnisnya. Pasar keuangan diperkirakan akan merespons penawaran saham perdana Ant Group. Dugaan ini muncul setidaknya berbasis pada riset-riset yang diadakan beberapa bulan lalu.

Permintaan pasar diperkirakan akan membuat penawaran saham ini bakal sukses. Revolusi industri keuangan akan terus berlangsung. Pemain lama harus bersiap dan berubah. Jika tidak, mereka akan tergulung oleh zaman. Penawaran saham perdana Ant Group menjadi bukti bahwa layanan mereka telah diterima pasar.

Kompas, 29 Oktober 2020

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger