Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 27 Mei 2011

Anas Urbaningrum Ternyata Jadi Bagian dari Gurita Bisnis Keluarga Nazaruddin di Riau

Jumat, 27 May 2011 04:42 WIB

PEKANBARU, RIMANEWS- Gurita bisnis keluarga mantan Bendahara Umum DPP
Partai Demokrat Nazaruddin di Riau ternyata juga melibatkan ketua Umum
DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Anas masuk dalam jajaran
Komisaris di bisnis perkebunan sawit PT Panahatan yang dipimpin
Direktur Utama (Dirut) Muhammad Nasir yang juga kakak sepupu Nazaruddin.

"Iya benar, keluarga Nazaruddin dan Nasir punya bisnis perkebunan sawit
di Duri (PT Panahatan). Mereka juga menguasai berbagai bisnis dan
proyek lainnya di Riau, seperti jasa kontruksi dan tender proyek di
rumah sakit," kata Koordinator Divisi Kaderisasi, Pendidikan, dan
Pelatihan DPD Partai Demokrat Riau Ronny Riansyah seperti dirilis Media
Indonesia, Kamis (26/5).

Ronny mengungkapkan bisnis sawit keluarga Nazaruddin yang masih
berhubungan saudara dengan Muhammad Nasir yang kini duduk sebagai
anggota DPR-RI Partai Demokrat pemilihan Riau sempat menjadi sorotan
media massa, karena lahannya bermasalah dan bersengketa dengan warga
sekitar.

Namun perkembangan kasus sengketa itu tiba-tiba terhenti yang dari
keterangan warga diduga akibat adanya pengaruh orang kuat di Senayan,
Jakarta.

"Dulu pernah ribut tentang bisnis sawit mereka itu di surat kabar lokal. Bisnisnya bermasalah," ujar Ronny.

Dari informasi yang berhasil dihimpun Media Indonesia, bisnis sawit
keluarga Nazaruddin bersama istrinya Neneng, dan kakaknya Muhammad
Nasir, menempatkan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum
sebagai Komisaris dengan kepemilikan saham sebesar 35%.

Sedangkan Nazaruddin duduk di kursi Presiden Komisaris dengan porsi
saham yang sama yakni 35%. Sementara Muhammad Nasir menjadi Direktur
Utama dengan kepemilikan saham 30%.

"Lahan sawit di pematang pudu itu berada kawasan hutan lindung Suaka
Margasatwa Balai Raja. Daerah itu adalah ring road populasi gajah. Di
sana kerap terjadi konflik kematian gajah," ujar Direktur Eksekutif
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau Hariansyah Usman.

Menurut Hariansyah, adanya perkebunan sawit di daerah itu jelas-jelas
melanggar karena kawasan tersebut adalah suaka margasatwa. Adapun
konflik kematian gajah yang kerap terjadi disebabkan oleh semakin
membeludaknya lahan sawit di daerah tersebut.

"Kita sering terima pengaduan warga soal sengketa sawit disana," jelas Hariansyah.

Senada dengan itu, Eri, pemilik kebun sawit yang berbatasan langsung
dengan 2.000 hektare kebun sawit PT Panahatan yang diduga kongsi bisnis
Nazaruddin dan Anas Urbaningrum, menjelaskan sengketa lahan yang
terjadi disebabkan karena banyaknya surat tanah ilegal yang diperjual
belikan secara bebas.

Konflik terjadi karena perusahaan di sekitar pemukiman warga di
Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau
sering mencaplok lahan warga.

"Kita tak tahu siapa pemilik perusahaan-perusahaan itu. Tapi mereka suka ambil lahan dan itu membuat warga marah," ujarnya.

Sementara itu, dari hasil penelusuran Media Indonesia, Nazaruddin
ternyata memiliki keluarga besar di Pekanbaru. Mertuanya, Nurmani
merupakan warga Jl Amal, Kecamatan Sukajadi Pekanbaru.

Istri Nazaruddin, Neneng, juga merupakan anggota Partai Demokrat.
Neneng juga pernah ikut pemilihan anggota DPR-RI Dapil II dari Riau.
Sedangkan sepupu Nazaruddin, Muhammad Nasir selain anggota DPR RI juga
mantan pengurus DPD Partai Demokrat Riau.

Begitu juga kakak sepupunya, Rita Zahara merupakan Bendahara Umum
(Bendum) DPD Partai Demokrat Riau sekaligus Ketua Fraksi Demokrat DPRD
Riau.

Keluarga besar Nazaruddin ini menempati tanah keluarga seluas 220 meter
persegi di Jl Amal tersebut. Abang Neneng, Syafrizal membuka usaha
warung rumah makan di dekat rumah keluarga itu. Di sampingnya kini
berdiri bangunan mewah berlantai dua yang hampir rampung.

Rumah mewah bergaya minimalis ini, menurut Syafrizal dibangun secara
bergotong royong sesama keluarga besar Nurmani. Nazaruddin dan Neneng
disebut-sebut sebagai penyumbang terbesar untuk membantu pembangunan
rumah orang tuanya itu yang ditaksir senilai Rp2 miliar.

"Biaya pembangunan rumah ini ditanggung bersama. Namun sebagian besar
dana berasal dari Nazaruddin dan istrinya, Neneng,? kata pria yang
akrab disapa Eri ini.

Rumah mertua Nazaruddin yang tengah dibangun itu terbilang paling mewah
dibandingkan dengan rumah-rumah yang berada di sekitarnya. Rumah mertua
Nazaruddin itu persisnya mulai dibangun sejak delapan bulan
lalu.[ach/MI]

http://www.rimanews.com/read/2011052...-nazaruddin-di

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger