Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 27 Mei 2011

Nazarudin Juga Danai Ibas dan Anas Rp 10 M

2011-05-27

Nazarudin Juga Danai Ibas dan Anas Rp 10 M

JAKARTA - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin
benar-benar orang berpengaruh dan kuat. Pasalnya, selain memberikan
sumbangan uang yang cukup besar ke Partai Demokrat yakni Rp 13 miliar,
anggota Komisi III DPR RI ini ternyata juga membiayai kegiatan Anas
Urbaningrum, Ketua Umum PD dan Ibas, Sekjen PD yang setahunnya mencapai
Rp 10 miliar.

"Dia punya catatan tentang penggunaan dana. Semuanya dicatat termasuk
biaya penyewaan pesawat untuk kegiatan Anas dan Ibas yang setahunnya
mencapai Rp 10 miliar," ujar sumber yang tidak mau disebutkan namanya.

Selain bukti-bukti itu, sumber itu juga meyakinkan Nazar memiliki
bukti-bukti aliran uang ke sejumlah petinggi PD, seperti, Jhoni Allen
Marbun, serta keluarga SBY.

Pernyataan Nazar, tentu saja bukan tudingan sembarangan.Sebagai
bendahara umum, Nazar sudah pasti tahu asal muasal dan penggunaan uang
partai. Maka tidak aneh bila ia mengklaim punya data terkait
tudingannya, meskipun belakangan ia seperti mengurungkan niatnya untuk
membuka aib koleganya. Alasannya bukti-buktinya masih dikumpulkan.

Bila sikap Nazar akhir-akhir ini agak melembek, bagi orang dekatnya
bukan karena Nazar tidak punya bukti. Nazar diyakini punya bukti-bukti
itu. Hanya saja Nazar tidak mau mengungkapnya lantaran tudingan
tersebut hanya untuk menggertak saja."Tapi kalau situasi berubah bisa
saja ia bakal habis-habisan melawan," kata orang dekat Nazar yang tidak
mau disebut namanya itu.

Gertakan Nazar terkait sejumlah petinggi PD akhirnya berbuah komitmen.
Jangan heran kalau kemudian Nazar mengatakan pemecatannya sebagai
bendahara umum oleh DK PD belum final. Soalnya, kata Nazar, keputusan
DK belum mendapat legitimasi dari DPP PD. "Itu keputusan DK masih harus
disampaikan ke DPP. Sebab keputusan resmi bukan di DK melainkan rapat
pleno yang dipimpin Ketua Umum PD Anas Urbaningrum," ujar Nazar

Kabur ke Singapura

Posisinya yang tidak menguntungkan ternyata membuat Nazaruddin
mengambil pilihan. Politisi Demokrat itu kini dikabarkan pergi ke
Singapura. Hebatnya, ia bisa berangkat sebelum dicegah oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) yang suratnya keluar 24 Mei. "Dia pergi
tanggal 23 Mei," ujar Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar.

Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar tidak mau berpolemik tentang hal
ini. Yang jelas, kata dia, imigrasi bekerja berdasarkan permintaan KPK.

"Tanyakan pada yang bersangkutan (Nazaruddin) saja," kata Patrialis
saat ditanya kemungkinan Nazar tahu soal pencegahan ini. Hal tersebut
disampaikan di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Kamis (26/5).

Menurut Patrialis, Nazar pergi pukul 19.30 WIB malam menggunakan
pesawat Garuda. Sementara, surat permintaan cegah ke luar negeri baru
dikirim tanggal 24 Mei 2011 pukul 18.00 WIB sore. "Jam 6 sore. Jadi
sekitar 24 jam-lah, setelah keberangkatan apa Nazaruddin," imbuhnya.

Melihat kondisi tersebut, Ketua DPP PD Ruhut Sitompul akan memintanya
pulang. "Oh tentu kita akan meminta pulang," kata salah seorang Ketua
DPP PD Ruhut Sitompul, Kamis (26/5)

Namun, sampai saat ini, sebenarnya Ruhut belum mengetahui secara persis
apakah Nazaruddin memang pergi ke Singapura. Dia tidak tahu keberadaan
Nazaruddin saat ini.

Bila memang Nazaruddin benar pergi ke Singapura, Ruhut yakin kader
Demokrat yang diduga terlibat kasus suap di Kemenpora itu tidak berniat
kabur dari masalah yang menjeratnya. "Mungkin saja kan check up, nggak
mungkin lah kabur," kata dia.

Dia menegaskan PD tidak akan melindungi kadernya yang bermasalah dengan
hukum. "Tentu kalau dipanggil (KPK) kita kader-kader kita akan datang,"
ungkapnya. jak

http://www.surabayapagi.com/index.ph...80bf39b4b1255a

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger