Keputusan itu diambil Abbott sesuai janji kampanyenya. Ia menegaskan, "Sangat penting untuk menyampaikan pesan kepada para penyelundup manusia bahwa model bisnis mereka telah berakhir." Sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Australia, Indonesia-lah yang akan menanggung beban berat dari keputusan Abbott itu.
Dalam urusan pencari suaka ke Australia, Indonesia berada dalam posisi sulit. Hal itu mengingat para pencari suaka ke Australia yang datang dari Iran, Afganistan, Pakistan, Vietnam, dan negara-negara lain menjadikan Indonesia sebagai batu loncatan untuk menuju Australia. Dengan kata lain, para pencari suaka ke Australia itu masuk ke Indonesia secara legal dan dari Indonesia mereka menggunakan kapal-kapal nelayan menuju Australia.
Dikisahkan, dengan membayar jaringan penyelundup manusia hingga 10.000 dollar AS, dari pelabuhan Indonesia mereka diberangkatkan ke Australia. Jika dihadang oleh Angkatan Laut Australia, mereka akan kembali memasuki wilayah perairan Indonesia dan "terdampar" di Indonesia.
Menyelesaikan masalah ini memang tidak mudah. Niat para pencari suaka ke Australia bukanlah semata-mata alasan politik, melainkan alasan ekonomi. Kemakmuran Australia menjadi magnet bagi para pencari suaka untuk mencoba peruntungan di negara itu. Namun, kita juga mengerti bahwa Australia tidak mungkin menerima mereka, yang mencoba masuk gelombang demi gelombang. Australia memiliki keterbatasan. Australia mempunyai batas jumlah imigran, atau pencari suaka, yang dapat diterimanya, dan untuk menerimanya pun perlu selektif.
Namun, apabila pencari suaka ke Australia karena alasan politik, atau pencari suaka itu datang sebagai pengungsi, Abbott tetap mempertahankan kebijakan PM Kevin Rudd yang digantikannya, yakni memproses mereka di Papua Niugini dan Nauru.
Oleh karena posisi Indonesia yang paling terjepit dalam urusan pencari suaka ini, jika Australia ingin membina hubungan baik dengan Indonesia, tidak ada pilihan lain bagi Abbott kecuali duduk bersama dan membicarakan cara terbaik untuk menangani masalah itu.
Pada tanggal 30 September mendatang, sebagai PM baru Australia, Tony Abbott akan berkunjung ke Indonesia. Menempatkan Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjunginya setelah ia dilantik, Rabu (18/9) lalu, merupakan simbol bahwa Australia menganggap Indonesia sebagai negara yang penting bagi mereka. Ada baiknya Abbott membicarakan soal pencari suaka ke Australia itu dengan Indonesia dan mencari penyelesaian bersama-sama.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000002204234
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar