Kecelakaan di Jalan Tol Jagorawi, Minggu (8/9) dini hari, mengentak hati kita karena sejumlah hal. Yang pertama tentu jatuhnya korban jiwa sebanyak enam orang dan tujuh orang lainnya luka-luka. Kita sampaikan simpati dan duka bagi keluarga korban.
Mereka, para korban musibah ini, harus kita pikirkan. Keluarga mereka tiba-tiba saja kehilangan orang yang mereka cintai oleh musibah yang sama sekali bukan akibat dari kesalahan mereka.
Kini, seiring dengan kehilangan orang tercinta, hilang pula tiang utama keluarga yang menopang kebutuhan keluarga. Tak berlebihan jika sebagian lalu menyebut tragedi ini memiskinkan keluarga korban.
Kita hargai pihak berwajib yang segera mengusut kejadian ini. Ada problem di sana, karena meski harus memikul tanggung jawab, pengemudi yang terlibat dalam kecelakaan ini adalah remaja berusia 13 tahun, yang masih tergolong belum dianggap dewasa, juga untuk mendapatkan izin mengemudi.
Memang ada juga yang mempertanyakan, mengapa kendaraan yang ditumpangi para korban berisi lebih banyak penumpang daripada kapasitas normalnya.
Namun, kita tidak ingin terjebak dalam kisruh argumen, sebaliknya kita sangat berkepentingan agar kecelakaan ini dapat diusut tuntas dan hukum ditegakkan adil terhadap pihak yang bertanggung jawab.
Selanjutnya, kejadian ini semestinya juga bisa menjadi momentum untuk menertibkan lalu lintas kita, yang dari hari ke hari terkesan makin semrawut.
Uji mendapatkan SIM pun patut ditegakkan secara ketat, baik untuk batas usia maupun keterampilan dan pemahaman aturan lalu lintas. Justru ketika jumlah kendaraan bermotor semakin banyak, logis apabila kita semakin berkepentingan untuk memperketat aturan berkendara secara aman, bukan sebaliknya semakin longgar.
Kita mengetahui, teknologi otomotif semakin maju, kendaraan pun semakin ringan dipacu. Namun, di sinilah ujian kearifan dan keterampilan pengendara semakin dituntut.
Tidak kalah penting, orangtua yang berkelebihan pun tidak perlu memanjakan anak dengan memberi atau mengizinkan mereka mengemudikan kendaraan di jalan umum ketika usia masih belum mencukupi. Penyebabnya, mengemudi tidak hanya berkaitan dengan membawa kendaraan dan mengatur kecepatan, tetapi juga terkait dengan kedewasaan dan kematangan emosi, lebih-lebih ketika kondisi jalan raya semakin padat.
Cukup sudah jalanan menjadi rimba dan arena perilaku acak-acakan yang membahayakan keselamatan pengguna. Musibah di Jalan Tol Jagorawi harus menjadi pelajaran pahit yang harus baik-baik kita perhatikan.
(Tajuk Rencana Kompas, 10 September 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar