Serangan di siang bolong, Sabtu (21/9), di sebuah pusat perbelanjaan itu semakin menghebohkan karena dilakukan kaum ekstremis asal negara tetangga, Somalia. Kelompok bersenjata Shebab dukungan jaringan teroris Al Qaeda menyeberang ke wilayah Kenya. Tragedi akhir pekan yang menewaskan 59 orang dan mencederai sekitar 200 orang itu digambarkan terburuk sejak aksi peledakan bom jaringan teroris Al Qaeda di Kedutaan Besar Amerika Serikat tahun 2008, yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Masyarakat Kenya, khususnya Nairobi, terus dibuat tercekam, lebih-lebih karena drama serangan teroris belum juga berakhir meski sudah berlalu 24 jam. Sebanyak 10-15 teroris bersenjata masih berada dalam Mal Westgate, pusat perbelanjaan kelas atas di Nairobi. Ketegangan terus memuncak karena belum diketahui jumlah pengunjung mal yang disandera kaum teroris. Aparat keamanan telah mengepung rapat mal. Masyarakat pun terus menunggu bagaimana kesudahan drama pengepungan ini.
Sejumlah kalangan dibuat terkejut atas serangan mendadak kaum teroris. Di luar dugaan siapa pun, kaum teroris bertopeng melepaskan tembakan secara membabi buta ke arah kerumunan pengunjung yang sedang memadati Mal Westgate. Tidak seperti perang, termasuk perang saudara sekalipun, yang bisa diramalkan, serangan teroris selalu tiba-tiba, di luar perkiraan siapa pun. Juga tidak memilih-milih sasaran. Serangan akhir pekan lalu menjadi mimpi buruk sekitar 1.000 pengunjung Mal Westgate.
Tidak habis pikir pula, sastrawan terkenal, budayawan, dan negarawan asal Ghana, Kofi Awoonor, yang kebetulan menjadi salah satu pengunjung mal, ikut tewas dalam serangan teroris di Nairobi itu. Lazimnya, orang-orang sipil tidak berdaya dan tidak bersenjata menjadi korban serangan kaum teroris. Tujuan serangan teroris bukanlah pertama-tama korban langsung, tetapi untuk menciptakan ketakutan mendalam bagi masyarakat luas.
Serangan teroris ke Nairobi dikatakan sebagai pembalasan atas partisipasi Pemerintah Kenya dalam Pasukan Uni Afrika, yang sedang membantu Pemerintah Somalia menghadapi ancaman pemberontak bersenjata Shebab. Aksi kelompok Shebab di Somalia ataupun ke Nairobi tidak terlepas dari dukungan Al Qaeda. Pengaruh jaringan Al Qaeda memang masih kuat di beberapa negara Timur Tengah dan sejumlah negara Afrika.
Serangan kaum Shebab ke Nairobi menggambarkan aksi terorisme bisa dilakukan lintas batas negara, bahkan lintas kawasan dan benua. Sebagai bahaya internasional, ancaman terorisme perlu dilawan bersama. Tanpa kekompakan di kalangan masyarakat dan semua pemerintah di dunia, perang melawan terorisme akan kedodoran.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000002261898
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar