Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 31 Oktober 2013

Damai Masih Jauh dari Palestina (Tajuk Rencana Kompas)

Perkembangan terakhir di Jalur Gaza memberikan gambaran jelas bahwa damai dan perdamaian masih jauh dari Palestina.
Meskipun, kemarin, Israel membebaskan 26 orang Palestina yang ditahan, antara lain ada yang ditahan sejak tahun 1984. Pembebasan tahanan itu merupakan bagian dari kesepakatan untuk mewujudkan perdamaian antara Israel, Otoritas Palestina, dan Amerika Serikat.

Akan tetapi, kesepakatan itu tidak diakui Hamas yang menguasai Jalur Gaza. Hamas menyatakan bahwa Otoritas Palestina yang dikuasai Fatah tidak punya otoritas mengatasnamakan rakyat Palestina untuk berunding dengan Israel. Ini masalah lama yang senyatanya menjadi batu sandungan bagi terciptanya perdamaian karena pihak Palestina sendiri tidak bersatu padu, seia sekata, dalam menghadapi Palestina.

Dua hari sebelum pembebasan tahanan Palestina, Hamas menembakkan rudal ke wilayah Israel, yang kemudian dibalas Israel dengan mengerahkan pesawat tempurnya. Serangan rudal Hamas ke wilayah Israel dan serangan pesawat tempur Israel ke wilayah Gaza bukanlah hal baru.

Kita masih ingat Perang Gaza atau yang oleh Israel disebut "Operation Cast Lead", yang berlangsung selama 22 hari, mulai 27 Desember 2008. Tujuan Israel melancarkan operasi militer, yang menewaskan l1.417 orang Palestina dan hanya 13 orang Israel, itu adalah untuk menghentikan penembakan rudal oleh Hamas ke wilayah Israel dan menghentikan penyelundupan senjata dari wilayah Mesir ke Gaza lewat terowongan.

Tentu alasan Israel itu tidak bisa diterima atau dibenarkan begitu saja. Bukan tanpa alasan kalau Hamas menembakkan rudal ke arah Israel. Bukan tanpa alasan pula kalau Hamas menyelundupkan senjata lewat terowongan.

Jalur Gaza, seluas 365 kilometer persegi dan dihuni lebih kurang 1,5 juta orang, bagaikan penjara terbesar di dunia karena semua akses keluar-masuk ditutup Israel, kecuali akses keluar-masuk ke wilayah Mesir. Itulah sebabnya, Hamas menuntut agar akses keluar-masuk dibuka dan menuntut Israel menghentikan penyerangan terhadap mereka. Namun, tuntutan itu tidak pernah dikabulkan Israel karena Tel Aviv tetap beranggapan bahwa dari wilayah itulah bahaya mengancam mereka. Terbuka akses, baik keluar maupun masuk, ke Gaza dianggap akan mempermudah Hamas mempersenjatai diri.

Selama masalah itu belum terpecahkan, kecil kemungkinan tercipta perdamaian dan kedamaian di Palestina. Masalah Jalur Gaza, persoalan antara Israel dan Hamas, hanya sebagian masalah yang belum terselesaikan dalam konflik Israel-Palestina. Masih banyak persoalan lain yang hingga kini belum terselesaikan.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000002910901
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger