Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 09 November 2013

Selubung Misteri Kematian Arafat (Tajuk Rencana Kompas)

SELUBUNG  misteri tentang penyebab kematian Yasser Arafat semakin terkuak setelah ditemukan indikasi kematian karena diracuni.
Laporan tim forensik Swiss menyingkapkan, zat berbahaya polonium ditemukan dalam sampel jenazah pemimpin Palestina itu, yang meninggal 11 November 2004 di Paris setelah dirawat satu bulan. Namun, dengan hati-hati tim forensik tidak mau menyetujui atau juga menolak kemungkinan polonium sebagai penyebab kematian Arafat meski diketahui zat itu sangatlah berbahaya.

Sementara Ny Suha, istri mendiang Arafat, secara tegas menyatakan, suaminya meninggal karena diracuni polonium oleh sebuah negara yang memiliki kemampuan nuklir, tanpa merinci lebih lanjut. Tetap menjadi pertanyaan, siapa otak dan pelaku yang meracuni Arafat dengan polonium.

Tim forensik Swiss hanya menyatakan, pihak ketiga terlibat dalam kematian Arafat, lebih-lebih jika dilihat dari jumlah polonium dalam sampel jenazah pemimpin Palestina itu. Meski temuan tim forensik Swiss mengindikasikan Arafat meninggal karena diracuni, tetap sulit diketahui otak dan pelaku kejahatan itu. Israel yang merasa dicurigai cepat-cepat membantah telah meracuni tokoh karismatik Arafat.

Tentu saja perlu dituntaskan misteri penyebab kematian Arafat sebagai upaya menyingkap kebenaran, sekaligus melawan kejahatan pembunuhan. Masuk akal jika para pejabat Palestina menuntut pembentukan tim internasional untuk memastikan penyebab kematian Arafat.

Penyingkapan segera penyebab kematian Arafat sangat diperlukan, sekurang-kurangnya bagi bangsa Palestina, untuk membantu mengakhiri berbagai spekulasi tentang penyebab kematiannya. Sejak kematian Arafat 11 November 2004 di Paris setelah dirawat satu bulan, timbul silang pendapat tentang penyebab kematian tokoh yang menjadi legenda dalam perjuangan bangsa Palestina.

Banyak kalangan semula menerima kematian Arafat sebagai hal wajar dalam usia 75 tahun. Namun, tidak sedikit yang mencurigai kematian Arafat karena konspirasi untuk menyingkirkannya. Kecurigaan muncul karena Arafat tiba-tiba sakit setelah makam malam 12 Oktober 2004 di Ramallah, Tepi Barat, yang sedang dikepung militer Israel. Arafat kemudian diterbangkan ke Paris untuk dirawat, tetapi sebulan kemudian meninggal.

Kematian Arafat bukan hanya kehilangan bagi Palestina, melainkan juga dunia karena warisan kepemimpinannya yang meninggalkan pendekatan kekerasan dengan mendorong perundingan damai dalam mengakhiri konflik Timur Tengah. Arafat pernah dikenal sebagai pemimpin gerilyawan tangguh, tetapi kemudian dikagumi dunia karena tanpa kenal lelah mendorong perdamaian di Timur Tengah sampai kematiannya sekitar sembilan tahun lalu.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000003061298
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger