Kim Jong Un Serukan Rekonsiliasi
0 KOMENTAR FACEBOOKTWITTER
PEMIMPIN Korea Utara dalam pesan Tahun Baru 2014 menyerukan terciptanya iklim kondusif untuk memperbaiki hubungan dengan Korea Selatan.
Dalam pesan yang disiarkan televisi nasional Korut, Rabu (1/1), Kim Jong Un mengatakan, sudah saatnya bagi kedua Korea untuk berhenti melakukan sesuatu yang merugikan persatuan dan rekonsiliasi nasional.
"Kami akan bergandengan tangan dengan siapa pun yang memilih untuk memberi prioritas kepada bangsa dan keinginan untuk reunifikasi, terlepas dari masa lalu, dan terus berusaha untuk mencapai hubungan antar-Korea yang lebih baik," ujarnya.
Harus diakui bahwa pesan damai yang diserukan pemimpin muda Korut itu menarik untuk diikuti mengingat pesan damai itu tergolong langka, apalagi disampaikan setelah hubungan kedua Korea memanas tahun 2013.
Tidak mudah memang memaknai pesan Tahun Baru Kim Jong Un tersebut mengingat bersamaan dengan pesan damai itu, ia juga menebar ancaman. Selain menyatakan bahwa Korut tidak akan mengemis untuk mencapai perdamaian dengan Korsel, Jong Un menyebut manuver nuklir Amerika Serikat dan Korsel sebagai tantangan kepada Korut untuk melancarkan perang nuklir.
"Jika perang pecah lagi di kawasan ini, itu akan membawa bencana nuklir besar-besaran, dan AS juga tidak pernah akan aman," kata Jong Un. Ia menambahkan, "Kita dihadapkan pada situasi berbahaya, yaitu jika terjadi bentrokan kecil antarmiliter yang tak disengaja, tentu dapat menyebabkan perang besar-besaran."
Dan, ancaman yang ditebar Jong Un bisa diartikan sangat serius. Kepribadian Kim Jong Un sangat sulit diduga. Itu jika kita tidak ingin menggunakan kata misterius. Ia tidak ragu-ragu mengeksekusi pamannya sendiri, Jang Song Thaek, yang secara tidak resmi adalah orang nomor dua terkuat di Korut dan merupakan mentor politiknya sepeninggal ayahnya, Kim Jong Il.
Bukan hanya itu, dalam pesan Tahun Baru tersebut, Jong Un juga memuji eksekusi mati terhadap paman, dan beberapa asistennya. Ia menyebut eksekusi mati pamannya tersebut diperlukan untuk membersihkan unsur-unsur antipartai, antirevolusi, dan elemen faksionalis untuk mempererat kesatuan partai dan memperkuat solidaritas hingga 100 kali lipat.
Namun, terlepas dari kepribadian Jong Un yang sulit diduga, sangat bijaksana apabila Korsel menanggapi positif pesan damai Korut. Tujuannya agar hubungan baik dengan Korut dapat terus dijaga dan dipelihara. Memang di dalam pesan damai tersebut terkandung seruan rekonsiliasi dan keinginan unifikasi kedua Korea, tetapi hendaknya disadari bahwa unifikasi Korea masih memerlukan jalan panjang. Walaupun demikian, keinginan unifikasi kedua Korea harus terus disuarakan agar kedua Korea bisa hidup berdampingan secara damai dan tenang.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000003927161
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar