Bisa dikatakan, pemilu pada April mendatang adalah peristiwa politik yang sangat penting untuk menentukan masa depan Afganistan. Setelah lebih dari satu dekade tangan-tangan asing membantu serta mengintervensi masalah politik dalam negeri dan pengambilan keputusan, pemilu presiden mendatang akan menjadi ujian yang sangat menentukan bagi budaya politik negeri itu.
Para pemilih akan memberikan suara mereka bagi masa depan negerinya setelah jatuhnya Taliban pada 2001. Karena itu, apabila pemilu yang dalam konstitusi disebutkan harus dilaksanakan secara "bebas, umum, rahasia, dan langsung" bisa berjalan secara damai dan mulus, hal itu akan menunjukkan bahwa Afganistan sudah berada di jalan yang benar untuk menjadi negara demokratis yang lebih stabil.
Usaha untuk menunjukkan bahwa pemilu akan bisa berlangsung secara damai dan demokratis memang terlihat. Misalnya, untuk kali pertama diadakan debat para calon presiden di televisi (sampai akhir tahun lalu tercatat 27 kandidat presiden). Debat di televisi menjadi menarik karena, pada zaman Taliban berkuasa, televisi dan radio dinyatakan sebagai barang terlarang. Debat di televisi ini juga memberikan gambaran bahwa pemilu dilaksanakan secara terbuka.
Akan tetapi, apabila Pemilu 2014, pada April mendatang, tidak bisa berlangsung secara aman dan damai, lancar dan mulus, ini akan menjadi bencana tidak hanya bagi Afganistan, tetapi juga bagi kawasan.
Tentang keberlangsungan pemilu secara damai kiranya perlu mendapat tekanan. Hal tersebut mengingat bahwa menurut jadwal, pasukan keamanan internasional (termasuk Amerika Serikat di dalamnya) akan meninggalkan negeri itu pada akhir 2014. Itu berarti masalah keamanan akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Afganistan. Sementara salah satu problem utama Afganistan saat ini menyangkut masalah keamanan.
Karena itu, pertanyaannya adalah apakah pemilu bisa berlangsung secara aman dan damai? Termasuk dalam hal ini tidak ada manipulasi, kecurangan, intrik-intrik, dan ancaman-ancaman yang membuat para calon pemilih takut untuk menggunakan haknya?
Hingga saat ini, dua bulan lebih sebelum pemilu, masih ada persoalan besar yang belum bisa diselesaikan Pemerintah Afganistan: mengisap pipa perdamaian dengan Taliban. Apabila sampai hari pelaksanaan pemilu tetap belum ada perdamaian, sangat wajar jika ada kekhawatiran bahwa pemilu tidak akan berlangsung secara damai dan proses demokratisasi yang mulus tidak akan terwujud.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000004586398
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar