Dua kapal sipil yang membawa suplai ke Beting Second Thomas dihadang kapal Angkatan Laut China. Selasa (11/3) lalu, Manila mengirimkan nota protes resmi kepada Beijing terkait penghadangan itu.
Penghadangan itu kita sesalkan karena terjadi pada saat 10 negara, termasuk Filipina, China, Malaysia, dan Vietnam, yang memiliki tumpang tindih klaim wilayah di Laut China Selatan, tengah bahu-membahu mencari pesawat Boeing 777-200ER milik Malaysia Airlines yang hilang di perairan itu. Ternyata musibah hilangnya pesawat Boeing 777-200ER itu tak mampu meredam ketegangan dalam hubungan antara China dan Filipina.
Beting Second Thomas berada di gugus Kepulauan Spratly yang berlokasi 200 kilometer dari Pulau Palawan, Filipina barat, yang diklaim Manila sebagai bagian dari teritorialnya. China pun mengklaim Beting Second Thomas sebagai bagian dari teritorialnya.
Blokade Angkatan Laut China untuk menghadang suplai logistik untuk satuan marinir yang bertugas di Beting Second Thomas memang merepotkan Pemerintah Filipina. Namun, hal itu tidak akan dapat menghentikan upaya Manila karena Manila kemudian menjatuhkan suplai logistik melalui udara. Selain menjatuhkan lewat udara, Manila pun akan mencoba mengirimkan suplai dengan menggunakan kapal sipil lagi.
China perlu tahu bahwa blokade yang dilakukannya itu tidak akan efektif. Uni Soviet (kini, Rusia) pernah mencoba pada tahun 1961 memblokade Berlin Barat dengan menutup semua ruas jalan yang menghubungkan Berlin Barat dengan Jerman Barat. Kota Berlin, yang dibagi menjadi Berlin Barat dan Berlin Timur, terletak di dalam wilayah Jerman Timur sehingga blokade itu dapat dilakukan. Uni Soviet berharap, jika Berlin Barat dapat dilumpuhkan, maka Berlin Barat dapat digabungkan kembali dengan Berlin Timur.
Namun, Amerika Serikat, serta sekutunya, Inggris, dan Perancis, berkeras untuk melawan blokade Uni Soviet itu. Oleh karena tidak dapat memasuki Berlin Barat melalui jalan darat, ketiga negara Barat itu memasukkan suplai logistik untuk Berlin Barat lewat udara.
Ketiga negara itu menggunakan seluruh armada kargo mereka untuk mengangkut segala keperluan bagi penduduk Berlin Barat. Melihat blokadenya tidak memberikan hasil, akhirnya Uni Soviet menghentikan blokade yang berlangsung 11 bulan.
Dalam kaitan itulah kita berharap China menghentikan blokade terhadap Beting Second Thomas. Jalan terbaik untuk menyelesaikan tumpang tindih klaim teritorial adalah melalui dialog, dan bukan dengan cara lain.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000005457682
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar