Sejak awal pertemuan, tampak jelas bahwa kedua pihak tidak menunjukkan sikap bersahabat. Wakil Perdana Menteri Vietnam Pham Binh Minh, yang merangkap sebagai Menteri Luar Negeri, dan anggota Dewan Negara Tiongkok, Yang Jiechi, sama-sama tidak tersenyum saat bersalaman sebelum pertemuan dimulai, Rabu (18/6).
Dalam pertemuan di antara keduanya, Tiongkok menekankan, Vietnam harus mengganti kerugian akibat kerusuhan anti Tiongkok di sejumlah kota di Vietnam. Tiongkok juga meminta Vietnam menghentikan intervensi dan perilakunya yang melecehkan.
Tiongkok mengacu pada benturan antara kapal-kapal penjaga pantai Tiongkok dan kapal-kapal penjaga pantai Vietnam di perairan di sekitar wilayah tumpang tindih klaim kedua negara di Laut Tiongkok Selatan.
Benturan itu diawali oleh penempatan anjungan pengeboran minyak Tiongkok di perairan yang diklaim Vietnam masuk dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE)-nya. Tiongkok yang menganggap wilayah yang diklaim Vietnam itu sebagai wilayahnya mengirimkan kapal-kapal penjaga pantainya ke wilayah tersebut untuk berpatroli di sana. Merasa wilayah itu adalah wilayah ZEE-nya, Vietnam pun mengirimkan kapal-kapal penjaga pantainya ke sana.
Terjadilah "perang urat saraf" di antara kedua negara tersebut. Namun, kali ini Tiongkok terkena batunya. Berbeda dengan Filipina, yang memilih untuk tidak berkonfrontasi dengan Tiongkok di Beting Thomas Second, gugus kepulauan di Laut Tiongkok Selatan, Vietnam malah memilih untuk berkonfrontasi. Kapal penjaga pantai
Vietnam menabrak, atau mencoba menabrak, kapal penjaga pantai Tiongkok. Vietnam mengatakan, langkah itu dilakukan sebagai tindak balasan atas ulah kapal Tiongkok yang menabrak dan menenggelamkan kapal nelayan Vietnam.
Hubungan kedua negara pun menegang. Di beberapa kota di Vietnam terjadi aksi unjuk rasa menentang perilaku Tiongkok yang berlanjut dan berkembang menjadi kerusuhan anti Tiongkok.
Uniknya, Tiongkok yang selama ini menolak membawa masalah sengketa di Laut Tiongkok Selatan ke forum internasional tiba-tiba mengadukan Vietnam ke Perserikatan Bangsa-Bangsa. Vietnam memang berbeda. Negara yang pernah mengalahkan Perancis dan Amerika Serikat memang tidak dapat ditekan oleh negara lain, sebesar atau sekuat apa pun negara itu. Itu sebabnya, agresivitas Tiongkok dihadapi Vietnam dengan sikap yang sama.
Kita berharap sikap Vietnam ini menyadarkan Tiongkok untuk tidak bersikap agresif, khususnya di perairan tumpang tindih klaim di Laut Tiongkok Selatan.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000007340426
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar