Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 23 Agustus 2014

TAJUK RENCANA: Bersama Melawan NIIS (Kompas)

EKSEKUSI mati terhadap wartawan James Foley oleh NIIS telah menyadarkan banyak pemimpin negara, betapa kejam dan berbahayanya NIIS.
Itulah sebabnya, Presiden Perancis Francois Hollande merencanakan untuk menggelar konferensi internasional membahas cara mengatasi sepak terjang kelompok militan itu. Gagasan Perancis itu disambut negara-negara besar yang sama-sama melihat betapa berbahayanya Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) yang kemudian menyebut dirinya Negara Islam (NI) bagi tatanan internasional.

Memang, sejak NIIS merebut dan menguasai Mosul, sebuah kota di Irak utara, sepak terjang mereka semakin, pertama-tama, mengancam keutuhan Irak; kedua, mengancam pluralitas Irak; ketiga, mengancam keberlangsungan hidup kelompok-kelompok minoritas, baik minoritas secara etnis maupun agama; keempat, mengacaukan dan mengancam perdamaian dunia.

Kelompok militan ini memang berbahaya karena mereka mengembangkan ideologi nihilistik; kemutlakan pandangan, seakan kebenaran pasti melekat pada mereka; seakan mereka sendiri yang benar. Mereka juga menganut sikap pandangan tidak mampu menjalankan dialog.

Kemutlakan pandangan itu ditandai dengan munculnya tendensi uniformitas, terlebih penyeragaman pemikiran. Mereka yang tidak sesuai dengan jalan pemikiran mereka, yang tidak sesuai dengan ideologi mereka, harus minggir dan diminggirkan, bahkan kalau perlu dihilangkan.

Demi tercapainya tujuan, jalan kekerasanlah yang ditempuh, yang diambil. Kita banyak mendengar terjadinya pembunuhan terhadap orang-orang di Irak utara yang tidak sehaluan dengan mereka atau yang tidak mau menerima sikap dan pendapat mereka.

Menurut berita yang tersiar, banyak kaum minoritas Yazidi dan Kurdi yang telah mereka bunuh; demikian juga kaum minoritas Kristen yang dipaksa meninggalkan kampung halamannya karena tak mau menuruti kehendak mereka, bahkan tidak sedikit yang dibunuh. Banyak tempat ibadah, seperti masjid, yang mereka hancurkan. Mereka juga menghancurkan makam Nabi Yunus.

Dari sepak terjang mereka selama ini terlihat bahwa nilai-nilai moral memang cenderung semakin menghilang dari mereka. Barangkali bahkan moralitas dipandang relatif. Artinya, apa yang mutlak adalah apa yang sesuai dengan prinsip moralitas mereka sendiri. Dengan demikian, moralitas telah kehilangan cahaya terangnya.

Sebenarnya, tidak hanya negara-negara Barat yang merasa risau dan bahkan terancam oleh sepak terjang NIIS, tetapi juga negara-negara Arab, juga negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Apakah mereka—negara-negara Arab—akan tunduk kepada kemauan NIIS? Tentu tidak! Karena itu, dibutuhkan langkah bersama untuk menghadang gerakan NIIS dan pada akhirnya menghentikan.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008448371
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger