Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 02 September 2014

TAJUK RENCANA Di Balik Konflik Ukraina (Kompas)

MENGIKUTI perkembangan di Ukraina timur, sesungguhnya ada alasan yang jika disimak lebih dalam cukup membuat kita khawatir.
Kemarin kita membaca di harian ini, yang kini sedang berkecamuk di Ukraina bukanlah konflik antara Rusia dan Ukraina, melainkan—menurut juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov—konflik domestik Ukraina. Tampak Rusia berniat baik untuk menjaga integritas wilayah Ukraina dan mendorong dicapainya solusi politik.

Sebaliknya pihak Uni Eropa dan AS yang sejauh ini telah menerapkan sanksi ekonomi terhadap Rusia beranggapan negara ini telah ikut memperkeruh situasi politik di Ukraina. Kiev menyebut serangan terbaru separatis pro Rusia telah didukung 1.000 tentara Rusia. Hal tersebut telah dibantah Presiden Putin. Pemimpin Rusia ini menegaskan, penyelesaian krisis di Ukraina bergantung pada kemauan politik penguasa Ukraina.

Uni Eropa yang tidak yakin dengan pernyataan Putin sebaliknya justru mengkaji diterapkannya sanksi baru atas Rusia.

Di sinilah kita melihat kesenjangan persepsi antara Barat dan Rusia. Jika hal ini dikaitkan dengan pandangan yang berkembang di kalangan pengamat internasional, semakin besarlah kekhawatiran bahwa sesungguhnya yang sedang terjadi sekarang ini di Ukraina adalah bahaya perang yang lebih berskala luas.

Jaswant Singh, mantan pejabat tinggi India, dalam kolomnya yang dimuat di Project Syndicate (JP, 31/8) melihat korek api yang dinyalakan Presiden Putin bisa menyalakan kobaran besar. Singh bahkan menyebutkan, ketiadaan pemimpin, kelompok pemimpin, atau institusi yang bisa menegakkan tatanan dan perdamaian internasional dewasa ini mengingatkan orang pada yang terjadi di Eropa, 100 tahun silam, yaitu yang berujung pada Perang Dunia I.

Melihat yang berkembang sekarang ini, lalu menempatkannya dalam perspektif sejarah, dan mencoba memproyeksikannya ke depan, yang terjadi di Ukraina sekarang ini baru fenomena di permukaan. Di belakangnya sesungguhnya masih banyak faktor kompleks, yang jika dirunut, terkesan mendebarkan.

Bisa saja langkah Putin menimbulkan dampak terhadap Rusia dan popularitasnya, tetapi ketiadaan otoritas internasional yang berwibawa lebih mengkhawatirkan lagi. Di sini, bahkan para pemimpin negara-negara yang kini sedang bertumbuh bagus pun diharapkan suaranya untuk mendukung tata internasional yang tertib, agar hal itu bisa dipertahankan dan mereka bisa terus mendapatkan dukungan iklim internasional yang kondusif bagi keberlangsungan pertumbuhan.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008644654
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger