Hanya beberapa jam setelah Kanada menaikkan level ancaman terornya, Rabu (23/10), seorang terduga teroris menembak seorang tentara hingga tewas dan melukai tiga lainnya di Ottawa War Memorial, Kanada.
Terduga teroris bersenjata laras panjang itu kemudian melarikan diri ke gedung parlemen, di dekat Ottawa War Memorial, dan tewas di tempat dalam baku tembak hebat dengan polisi. Walaupun orang bersenjata tersebut telah tewas tertembak, suasana di ibu kota Kanada itu tetap dalam kewaspadaan yang tinggi sepanjang hari itu.
Perdana Menteri Kanada Stephen Harper mengungkapkan, dua hari sebelum penembakan di Ottawa, juga terjadi penembakan terhadap seorang anggota angkatan bersenjata Kanada hingga tewas di Quebec.
PM Harper mengatakan, Kanada tidak terintimidasi atas dua peristiwa itu. Kanada akan tetap memperdalam keterlibatannya dalam perang melawan kelompok militan bersama-sama dengan negara-negara sekutu.
Ia menegaskan, "Tidak ada tempat perlindungan yang benar-benar aman. Kanada pun tidak." Penegasan Harper itu benar. Pada saat ini, tidak ada satu negara pun yang benar-benar aman untuk dijadikan tempat berlindung. Seberapa pun jauhnya letak sebuah negara dari pusat kekerasan di Timur Tengah, tetap saja bahaya terorisme mengintai negara itu.
Akhir September lalu, di Australia, negara yang terletak jauh di selatan pun terkena teror. Dua perwira polisi ditusuk oleh terduga teroris. Salah satu polisi itu langsung menembak terduga teroris hingga tewas di tempat.
Peristiwa penembakan di Kanada itu dianggap sebagai peristiwa yang menyedihkan. Wali Kota Ottawa Jim Watson menyebut penembakan itu sebagai peristiwa yang menyedihkan dan tragis, baik bagi kota Ottawa maupun bagi Kanada.
Namun, kita merasa lega karena aksi terorisme itu tidak membuat pemerintah di Ottawa dan Canberra terintimidasi dan terdorong untuk membatasi kebebasan orang bergerak di dalam negeri, terutama dari kalangan minoritas yang dicurigai. Apalagi di Kanada, PM Harper mengungkapkan, pelaku penembakan teroris di Ottawa yang tewas itu adalah seorang pemuda keturunan Aljazair yang lahir di Kanada.
Kita berharap Kanada akan menyikapi aksi penembakan itu seperti Australia. Menanggapi aksi terduga teroris itu, para pemimpin agama di Australia langsung berkumpul dan bersama-sama menyerukan kepada semua warga untuk menahan diri dan tetap menjaga harmoni. Dan, yang paling penting, kita tidak boleh membiarkan emosi mengambil alih akal sehat.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000009690446
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar