Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 23 Oktober 2014

TAJUK RENCANA Pergulatan Politik Brasil (Kompas)

MASA depan kebijakan sosial ekonomi Brasil, yang pro rakyat miskin, mulai dipertanyakan di tengah suasana kampanye pemilihan presiden negeri itu.
Pertanyaan muncul karena posisi petahana Presiden Dilma Rousseff (66) dari Partai Pekerja terkesan rawan dalam menghadapi tantangan tokoh oposisi Aecio Neves (54) dari Partai Sosialis Demokrat. Persaingan ketat sudah terlihat sejak putaran pertama pemilu presiden tanggal 5 Oktober lalu. Rousseff yang berhaluan neososialis meraih sekitar 43 persen, sementara Neves yang berpaham kiri tengah merebut hampir 40 persen.

Hasil jajak pendapat menjelang putaran kedua pemilihan presiden pada 26 Oktober memperlihatkan, Rousseff hanya unggul tipis atas Neves dengan perbandingan 46 persen melawan 43 persen. Kedua kandidat terus berkejaran dalam usaha meraih dukungan. Tidaklah mengherankan pemilihan presiden tahun 2014 ini digambarkan paling panas sejak kehidupan demokrasi dipulihkan tahun 1985 setelah 21 tahun di bawah diktator militer.

Pusat pertarungan terdapat di Provinsi Minas Gerais, yang merupakan tempat asal kedua kandidat presiden. Tidak begitu jelas pula mengapa Minas Gerais dengan penduduk 20,5 juta jiwa sering menjadi penentu kemenangan. Sudah menjadi persepsi umum, kemenangan kursi presiden di negeri berpenduduk 203,3 juta jiwa itu sangat ditentukan oleh perolehan suara di Minas Gerais.

Peta dukungan di Minas Gerais praktis terpecah dua. Wilayah selatan yang umumnya dihuni masyarakat miskin cenderung mendukung Rousseff, sementara wilayah utara yang dihuni kelas menengah mendukung Neves. Kekuatan dukungan terhadap Rousseff terletak pada program sosial ekonomi yang memihak rakyat kecil melalui pendidikan dan layanan kesehatan gratis. Juga diberikan dana kontan bagi masyarakat prasejahtera.

Dukungan politik diperoleh Rousseff tidak hanya dari Partai Pekerja, tetapi juga dari pendahulunya, mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, yang masih sangat populer. Sebaliknya, Neves mendapat dukungan kelas menengah karena perpolitikannya yang cenderung memihak pasar. Pengaruh positif juga didapatkan Neves sebagai cucu mantan Presiden Tancredo Neves, yang terpilih menjadi presiden demokratis pertama tahun 1985 setelah negara itu 21 tahun di bawah diktator militer.

Hasil jajak pendapat yang menunjukkan perbedaan dukungan yang sangat tipis mendorong kedua kubu bertarung habis-habisan. Siapa pun yang menang, program sosial ekonomi untuk masyarakat miskin menjadi salah satu taruhannya. Jika Rousseff terpilih kembali, program kesejahteraan sosial dipastikan akan dilanjutkan, dan sebaliknya akan menjadi tidak menentu jika Neves yang cenderung pro pasar terpilih. Proses pemilihan presiden Brasil pun semakin menarik untuk terus diikuti.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000009672277
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger