Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 24 November 2014

TAJUK RENCANA: Hentikan Bencana Berulang (Kompas)

IKLIM tropis basah yang seharusnya adalah anugerah bagi Indonesia perlahan berubah menjadi ancaman bencana karena kita abai terhadap alam.
Musim hujan baru mulai, tetapi bencana alam sudah mengambil korban jiwa. Empat orang tewas tertimbun longsor di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat pekan lalu, setelah hujan deras turun beberapa hari.

Hujan yang mengguyur wilayah Bogor pekan lalu menyebabkan sebagian wilayah Jakarta terendam banjir. Dini hari Minggu kemarin banjir dan longsor terjadi di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, akibat hujan deras. Di Kalimantan Barat, curah hujan tinggi menyebabkan terganggunya transportasi antara Kabupaten Landak dan Kabupaten Bengkayang.

Bencana alam akibat curah hujan selalu berulang di beberapa tempat di Tanah Air. Selain mengambil korban jiwa, curah hujan yang tinggi juga mengakibatkan kerugian materi triliunan rupiah akibat musnahnya harta benda dan hilangnya produktivitas kerja.

Sebelumnya, kemarau panjang menyebabkan kebakaran lahan dan hutan. Bencana ini lebih banyak disebabkan perbuatan manusia.

Bencana alam banjir dan kebakaran hutan seharusnya dapat dicegah. Hal ini berbeda dengan bencana akibat gunung meletus dan gempa vulkanik yang menyertai serta gempa tektonik yang sampai saat ini datangnya belum dapat diprediksi.

Keberulangan bencana banjir dan kebakaran hutan menjadi ironi bagi bangsa Indonesia yang mendapat anugerah iklim tropis basah. Iklim tersebut memberi Indonesia hutan hujan tropis yang paling kaya dan beragam jenis fauna dan floranya di dunia.

Alam telah membayar tunai sikap sebagian masyarakat dan pemimpin yang terus abai terhadap lingkungan dan tidak pandai menghargai apa yang kita miliki.

Pemahaman tentang pentingnya hidup harmonis bersama alam tidak dapat diselesaikan hanya oleh satu instansi pemerintah, lembaga, atau organisasi masyarakat. Pemahaman ini harus ditanamkan sejak dini melalui pendidikan di sekolah dan rumah. Pemahaman juga harus terus konsisten diberikan kepada masyarakat luas.

Pencegahan bencana alam tidak bisa dilepaskan dari kondisi ekonomi masyarakat, terutama masyarakat sekitar hutan. Pun tak dapat dilepaskan dari penegakan hukum karena pelanggaran terhadap rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) dilakukan juga oleh pejabat pemerintah.

Kita bersama tidak dapat bersikap acuh tak acuh terhadap bencana alam hanya karena bukan kita atau keluarga kita menjadi korban. Lingkungan adalah sistem yang saling berhubungan.

Jangan pula lupa perubahan iklim akibat naiknya suhu Bumi sudah terjadi. Tidak ada yang dapat menghindari bencana global itu kecuali kita bersama mencegah lingkungan kita menjadi lebih buruk.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010277222
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger