Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 07 November 2014

TAJUK RENCANA: Tantangan Berat Presiden Obama (Kompas)

EFEKTIVITAS  pemerintahan Presiden AS Barack Obama diperkirakan akan kedodoran, sekurang-kurangnya untuk sisa waktu dua tahun kekuasaannya.
Perkiraan itu muncul setelah hasil pemilihan sela, midterm election, pekan ini memperlihatkan secara dramatis perubahan komposisi kekuatan di Senat dan gubernur. Semula posisi di Senat dan gubernur didominasi Partai Demokrat, kini dikuasai Partai Republik, selain DPR. Pukulan berat memang sedang dihadapi Demokrat karena sejumlah basis utama dan tradisionalnya, seperti Massachusetts dan Maryland, disapu bersih oleh Republik.

Kemenangan Republik dalam pemilu sela sudah diramalkan dalam sejumlah jajak pendapat. Kepercayaan rakyat terhadap kepemimpinan Presiden Obama dari Partai Demokrat merosot tajam karena dinilai gagal menggairahkan kehidupan ekonomi. Selama beberapa tahun terakhir, perekonomian AS mengalami kelesuan hebat.

Tantangan pemerintahan Obama yang sudah rumit dalam bidang ekonomi tampaknya diperberat oleh persoalan politik. Pemerintahan Obama dan Partai Demokrat akan menghadapi Partai Republik yang kini mendominasi Senat dan DPR. Hasil pemilu sela pekan ini yang dimenangi secara mencolok oleh Republik dapat dianggap sebagai bukti dukungan rakyat terhadap Presiden Obama sudah luntur.

Mayoritas warga AS kini berpaling kepada Republik untuk melakukan perbaikan dan terobosan, terutama dalam bidang ekonomi. Segera terbayang, Presiden Obama dan Demokrat akan menghadapi saat-saat penuh tantangan dalam dua tahun ke depan. Pemerintahan Obama akan semakin sulit meloloskan berbagai kebijakan karena Senat dan DPR dikuasai Republik.

Sebelum pemilu sela saja ketika Demokrat masih menjadi mayoritas di Senat dan DPR, berbagai proses legislasi sering terhambat oleh manuver politik Republik. Sudah pasti pula Republik tidak gampang meloloskan berbagai rancangan undang-undang karena bisa saja Obama dari Demokrat akan menggunakan hak vetonya.

Tarik-menarik kekuatan Demokrat dan Republik di Senat dan DPR diperkirakan akan terus mengencang, sementara dukungan Kongres dan rakyat terhadap Presiden Obama diduga akan terus menurun jika gagal melakukan terobosan besar dalam dua tahun sisa kekuasaannya. Tentu saja pertarungan politik antara parlemen dan pemerintah akan merugikan rakyat AS.

Namun, kerugian itu dipastikan tidak terlalu parah karena masyarakat AS dengan seluruh institusi sosialnya sudah berjalan efektif, yang membuat proses kehidupan tidak terlalu terganggu. Sebaliknya bagi negara-negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia, pertarungan politik di kalangan elite benar-benar merugikan rakyat, yang memang umumnya belum mempunyai kemandirian dalam banyak hal, terutama dalam bidang ekonomi.


Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000009940920
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger