Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 29 Desember 2014

TAJUK RENCANA: Berita Buruk di Akhir Tahun (Kompas)

HARI Minggu (28/12) pukul 06.18 WIB, pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 hilang kontak dengan Air Traffic Control Jakarta.
Reaksi spontan menanggapi berita seperti itu adalah perasaan tercekam. Apalagi ketika mengetahui bahwa pesawat yang berangkat dari Bandar Udara Juanda, Surabaya, menuju Singapura itu mengangkut 162 orang; 155 penumpang dan 7 kru.

Berita buruk seperti itu selalu berat untuk ditanggung, terutama oleh keluarga penumpang dan kru, lebih-lebih jika berita buruk itu datang menjelang pergantian tahun. Menjelang pergantian tahun, biasanya orang sudah membuat resolusi yang berisi tekad untuk menjadikan tahun yang akan datang, tahun yang baru, sebagai tahun yang lebih baik bagi diri sendiri dan keluarga.

Ingatan kita tertarik mundur 10 tahun ke belakang, ke tanggal 26 Desember 2004, ketika gempa bumi berkekuatan 9,3 skala Richter melanda Aceh, yang disusul tsunami dahsyat yang menghantam pantai barat Aceh hingga menewaskan sekitar 160.000 orang. Musibah yang datang menjelang akhir tahun 2004 itu nyaris tidak tertanggungkan oleh orang-orang yang selain mengalami musibah itu sendiri juga kehilangan orang-orang yang mereka kasihi.

Akan tetapi, kita mencatat ada perbedaan besar dalam menyikapi musibah gempa dan tsunami Aceh dengan berita buruk hilang kontaknya pesawat AirAsia Airbus 320-200. Ketika gempa dan tsunami melanda Aceh, perkembangan berita tentang besarnya peristiwa itu dan dampak yang diakibatkan berjalan lambat. Akibatnya, tanggapan dari aparat terkait pun pada awalnya terkesan lambat. Seperti kita ketahui, menjelang akhir tahun, seperti biasanya, sebagian besar orang sudah libur sehingga kecepatan dalam bereaksi pun agak terganggu.

Kini, 10 tahun sesudahnya, keadaan sudah jauh berbeda. Walaupun berita buruk itu datang menjelang akhir tahun, tanggapan dari aparat dan instansi terkait bisa dikatakan cepat. Namun, hingga upaya pencarian pesawat AirAsia yang berangkat dari Surabaya pukul 05.36 WIB itu dihentikan, kemarin sore, keberadaan pesawat belum diketahui.

Sejumlah negara seperti Australia, Singapura, Inggris, Korea Selatan, dan Malaysia juga menawarkan diri untuk membantu Indonesia dalam upaya mencari pesawat itu. Kita ketahui bahwa proses pencarian pesawat yang hilang tidak pernah mudah walaupun kemajuan teknologi penerbangan sudah sangat maju.

Kita belum lupa dengan kasus pesawat Malaysia Airlines MH370 dari Kuala Lumpur menuju Beijing yang juga hilang kontak, 8 Maret lalu. Pesawat itu belum dapat ditemukan hingga kini.

Namun, itu tidak membuat kita berhenti berharap ada kabar baik dari berita pesawat AirAsia yang hilang kontak Minggu kemarin pukul 06.18 WIB.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010903293
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger