Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 03 Desember 2014

TAJUK RENCANA: Janji-janji Kosong NIIS (Kompas)

Milisi Negara Islam di Irak dan Suriah menyengsarakan warga Mosul, kota kedua terbesar di bagian utara Irak, 400 kilometer di utara Baghdad.
Janji yang diumbar Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) bahwa warga kota itu akan hidup lebih baik dan lebih nyaman di bawah penguasaan NIIS ternyata hanya merupakan janji kosong belaka. Kini, enam bulan setelah dikuasai NIIS, warga Mosul malah mengalami krisis air bersih dan obat-obatan serta kesulitan memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Jika tidak cepat diatasi, dikhawatirkan keadaan di kota itu akan bertambah buruk. Persoalannya, NIIS tidak punya kemampuan untuk melakukan itu. NIIS adalah kelompok milisi bersenjata. NIIS sama sekali tak punya keterampilan dan kemampuan untuk mengelola sebuah kota. Repotnya, pegawai pemerintah Irak, yang terampil mengelola kota, banyak yang meninggalkan kota itu untuk menghindari aturan yang keras dan kaku yang diterapkan NIIS.

Warga Mosul pun berupaya keluar dari kota Mosul untuk berobat dan mencari kehidupan yang lebih baik. Namun, NIIS menghalangi warga meninggalkan kota Mosul. "Jalan-jalan telah ditutup dan Mosul berubah menjadi penjara besar yang tidak bisa kita tinggalkan," ujar Mohammed, warga Mosul barat, Senin (1/12), yang ingin membawa anaknya yang berusia 10 tahun ke Rumah Sakit Republik untuk berobat.

Tidak ada jalan lain untuk mengatasi keadaan di Mosul itu, kecuali berharap Pemerintah Irak yang berkedudukan di Baghdad mengirimkan pasukan Angkatan Bersenjata Irak untuk membebaskan Mosul dari pendudukan NIIS.

Sayangnya, hal tersebut tidak dapat dilakukan dalam waktu dekat mengingat pada saat ini moralitas Angkatan Bersenjata (AB) Irak sangat lemah. Hari Minggu lalu, Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengemukakan, dari hasil investigasi diketahui, ada sekitar 50.000 tentara fiktif. Gaji tentara-tentara fiktif itu diterima oleh pejabat dan perwira AB Irak. Suap-menyuap menjadi praktik yang biasa di Angkatan Bersenjata Irak agar seseorang dipromosikan atau dapat mempertahankan jabatannya.

Saat ini, pasukan koalisi yang dipelopori Amerika Serikat memang melakukan serangkaian serangan udara terhadap posisi-posisi NIIS di Suriah dan Irak untuk melemahkan kekuatan NIIS. Namun, tanpa bantuan dan dukungan dari AB Irak di darat, serangan-serangan udara koalisi tersebut tidak banyak gunanya.

Kesengsaraan warga Mosul memang akan memperburuk citra NIIS. Namun, kita pasti tidak dapat membiarkan kesengsaraan itu. Pada saat ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah satu-satunya institusi yang dapat memainkan peran yang menentukan, misalnya, dengan menggelar bantuan kemanusiaan ke kota Mosul. Kita hanya bisa berharap bahwa penguasa NIIS di Mosul mengizinkan PBB menggelar bantuan kemanusiaan di Mosul.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010446457
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger