Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 08 Desember 2014

TAJUK RENCANA Raja dan Masa Depan Thailand (Kompas)

RAJA Thailand Bhumibol Adulyadej tidak tampil di hadapan publik seperti yang setiap kali dilakukannya pada hari ulang tahunnya, Jumat (5/12).
Tim dokter istana menyatakan, kondisi kesehatan membuat Raja tidak siap tampil di depan publik. Walaupun demikian, ribuan warga Thailand tetap berkumpul di depan Istana Kerajaan di Bangkok menunggu dengan harapan dapat melihat sosok Raja.

Raja Bhumibol merupakan tokoh sentral yang sangat dihormati, baik dalam kehidupan politik maupun dalam kehidupan sehari-hari. Itulah sebabnya, tidak tampilnya Raja di hadapan publik pada hari ulang tahunnya membuat banyak orang gundah terhadap kondisi kesehatannya.

Banyak yang masih mengharapkan keberadaannya sebagai tokoh sentral dalam kehidupan politik dan kehidupan sehari-hari. Saat ini, Thailand dikuasai pemerintah militer hasil kudeta. Tanpa kehadiran Raja, dikhawatirkan militer tidak akan mengembalikan kekuasaan kepada pemerintah hasil pemilu. Apalagi, semula militer berjanji akan mengadakan pemilu pada tahun 2015, kemudian mengundurkan hingga tahun 2016.

Sejak kudeta militer tahun 1932, Thailand menganut sistem pemerintahan monarki konstitusional. Dalam sistem ini perdana menteri hasil pemilu adalah kepala pemerintahan dan raja adalah kepala negara. Namun, Bhumibol yang naik takhta tahun 1946 itu berhasil menjadikan dirinya lebih daripada sekadar kepala negara.

Memang banyak yang sempat meragukan perannya, ketika sejak November 2013 hingga kudeta militer 22 Mei 2014, Raja tidak kunjung turun tangan. Padahal, pemerintahan PM Yingluck Shinawatra, adik perempuan mantan PM Thaksin Shinawatra, nyaris tidak dapat menjalankan fungsinya karena dirongrong oleh para aktivis yang setiap hari turun ke jalan.

Ada dugaan Raja kurang menyukai Yingluck karena memiliki hubungan darah dengan Thaksin, yang semasa berkuasa menunjukkan sikap yang kurang hormat kepadanya. Namun, Raja tak dapat berbuat apa-apa karena Yingluck adalah PM hasil Pemilu 2011. Para aktivis yang mengadakan aksi selama hampir tujuh bulan pun tak dapat menyingkirkan Yingluck. Akhirnya, ketika militer melakukan kudeta 22 Mei 2014, Raja seperti bersyukur dan merestui pemerintahan hasil kudeta itu, 26 Mei 2014.

Seperti telah disebutkan di atas, tanpa kehadiran Raja, pertanyaannya, siapa yang dapat menjamin pemerintah militer hasil kudeta akan mengembalikan kekuasaan kepada pemerintah hasil pemilu? Di atas kertas, putra mahkota Thailand, Pangeran Vajiralongkorn, akan menggantikan Raja, tetapi pertanyaannya, apakah ia akan mendapatkan penghormatan yang sama seperti ayahnya? Dalam kaitan itulah, kita berharap Raja tetap dapat mengamankan terlaksananya pemilu dan penyerahan kekuasaan kepada pemerintah hasil pemilu.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010542208
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger