Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 06 Desember 2014

TAJUK RENCANA: Soal Ras Tak Pernah Mudah (Kompas)

Menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan soal ras tidak pernah mudah. Kasus terbunuhnya Eric Garner, warga Staten Island, AS, tak terkecuali.
Kasus yang berhubungan dengan ras selalu diikuti dengan prasangka, dan itu membuat kasus-kasus seperti itu menjadi sulit diselesaikan. Apa pun keputusan yang diambil pengadilan akan selalu dianggap sebagai tidak adil. Kasus terakhir, terbunuhnya Eric Garner, warga kulit hitam Staten Island. Orang yang didakwa sebagai pembunuhnya adalah polisi berkulit putih, Daniel Pantaleo.

Dalam upaya menangkap Garner, yang diduga menjual rokok ilegal (tanpa pajak), Pantaleo, yang dibantu beberapa rekan, memiting Garner dan menjatuhkannya ke trotoar. Pantaleo tidak melepaskan pitingannya walaupun Garner berteriak, "Saya tidak bisa bernapas, saya tak bisa bernapas." Garner tewas dalam peristiwa itu karena ternyata ia mengidap asma, penyakit darah tinggi, dan jantung.

Juri utama di pengadilan di New York, Rabu (4/12), memutuskan untuk tidak melanjutkan kasus hukum atas Pantaleo. Ribuan orang pun turun ke jalan untuk memprotes keputusan tersebut. Pada Agustus lalu, di Ferguson, remaja berkulit hitam, Michael Brown, yang menggunakan pistol mainan tewas ditembak polisi berkulit putih, Darren Wilson. Dalam kasus itu pun, juri utama memutuskan kasus tersebut tidak dapat diajukan ke pengadilan. Kemarahan warga pun tidak terbendung. Tidak hanya turun ke jalan, mereka pun membakar sejumlah toko dan melakukan penjarahan.

Menilai siapa yang bersalah dalam kedua kasus itu sungguh tidak mudah. Hal itu karena, menurut polisi, saat penangkapan, polisi berada dalam posisi yang sangat rentan. Jika personel polisi tidak berhati-hati atau tidak bertindak dengan cepat, bukan tidak mungkin ia kehilangan nyawanya. Dalam kasus Garner, sangat mungkin ucapan bahwa ia tak bisa bernapas merupakan strategi untuk melepaskan diri karena mungkin saja ia memiliki pistol. Adapun dalam kasus Brown, bagaimana mungkin Wilson tahu bahwa pistol yang dibawa Brown adalah senjata mainan.

Namun, itu versi polisi. Menurut masyarakat, polisi cenderung menggunakan kekerasan secara berlebihan. Selain Garner dan Brown, ada lagi satu warga kulit hitam ditembak polisi di Arizona.

Untuk insiden tewasnya Eric Garner, kita menyambut baik niat Jaksa Agung Eric Holder untuk menyelidiki apakah ada pelanggaran hak asasi manusia dalam insiden tersebut atau tidak. Pendapat dari pihak ketiga diperlukan karena penyelesaian yang diberikan pengadilan tidak dirasakan adil oleh masyarakat.

Kita berharap pada ketiga kasus itu ditemukan cara cepat untuk meredam kemarahan masyarakat yang diperparah persoalan ras di dalamnya.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010505819
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger