Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 10 Januari 2015

TAJUK RENCANA Menangkap Dinamika Internasional

PIDATO awal tahun Menlu Retno Marsudi mempertegas arah kebijakan luar negeri Indonesia lima tahun ke depan, di tengah dinamika internasional saat ini.

Sebenarnya, kalau kita simak dari pidato hari Kamis kemarin, kebijakan politik luar negeri Indonesia yang menjadikan ASEAN sebagai prioritas diplomasinya bukanlah hal yang baru. Kita katakan demikian karena, memang, demikianlah yang terjadi selama ini. Namun, bahwa sekarang ditegaskan lagi tentu bukan tanpa alasan.

Indonesia, sebagai salah satu inisiator pembentukan ASEAN, yang apabila dibandingkan dengan negara-negara anggota lain, memiliki banyak kelebihan, baik dari segi luas wilayah, jumlah penduduk, maupun pengalamannya sebagai negara-bangsa, menduduki posisi primus inter pares dalam ASEAN.

Dengan posisi seperti itu, sudah sewajarnya Indonesia memainkan peran—untuk tidak menyebutnya sebagai dominan—menonjol atau penting di ASEAN. Peran tersebut adalah peran ASEAN dewasa ini dan pada masa mendatang di tengah perkembangan dan perubahan geoekonomis dan geostrategis kawasan yang demikian dinamis.

Sebagai misal bisa kita sebut semakin pentingnya kawasan Asia Timur karena pergeseran pusat gravitasi ekonomi dan politik dunia dari Barat ke Timur. Hal itu antara lain didorong oleh kebangkitan Tiongkok sebagai kekuatan ekonomi global, sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi kawasan. Selain itu, kawasan Timur juga menjadi pusat pertemuan kegiatan ekonomi, kerja sama ekonomi dari banyak negara; sebut saja APEC.

Hal-hal tersebut setidaknya sudah menjelaskan arti penting kawasan Timur—sekaligus ASEAN—sekarang dan pada masa mendatang. Dalam konteks inilah, kiranya Indonesia berperan di dalam ASEAN. Pertama-tama bagaimana membangun soliditas, persatuan ASEAN di tengah "hiruk-pikuk" dinamika internasional. Misalnya, bagaimana ASEAN tidak terpecah-belah karena persengketaan di kawasan Laut Tiongkok Selatan.

ASEAN, tidak hanya harus solid, bersatu, tetapi juga mampu menanggapi perkembangan zaman atau tetap relevan dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Dalam hal ini, peran Indonesia sangat diharapkan.

Tentu hal itu harus didukung oleh sekurang-kurangnya sumber daya manusia yang benar-benar kompeten, yang mumpuni, yang piawai dalam diplomasi dan paham betul akan persoalan yang ada.

Ini menjadi tugas Menlu dan seluruh jajarannya untuk mempersiapkan diplomat-diplomat yang andal. Apalagi masih dituntut menyukseskan prioritas politik luar negeri seperti yang sudah dinyatakan Presiden Jokowi: menjaga kedaulatan Indonesia, meningkatkan perlindungan warga negara Indonesia, dan meningkatkan diplomasi ekonomi. Semua itu, tentunya, demi kepentingan nasional.


Sumber: ‎http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000011268527 


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger