Keputusan untuk menunda pemilu diambil setelah pihak keamanan menyatakan tidak dapat memberikan jaminan keamanan bagi para pemilih, terutama di wilayah Nigeria timur laut. Daerah itu ada di bawah kekuasaan kelompok Boko Haram, yang sejak tahun 2011 melawan pemerintah pusat, Abuja.
Namun, ada yang berpendapat penundaan pemilu itu merupakan cerminan ketidaksiapan Presiden Goodluck Jonathan menghadapi mantan pemimpin militer pendukung kudeta 1983, Muhammadu Buhari, yang menjadi lawan beratnya.
Sekadar catatan, Boko Haram yang berarti 'melarang pendidikan Barat' dibentuk awal 2000-an. Mereka adalah gerakan radikal ultrakonservatif. Namun, ada yang mengartikan istilah tersebut, "boko haram", mengandung nilai religius dan sosial dalam konteks Nigeria utara yang miskin, yang juga terbelakang dalam pendidikan. Pendidikan Barat hanya bisa dinikmati oleh sedikit orang elite yang mendapat pendidikan di universitas di Inggris. Mereka kembali dan menjadi elite yang memerintah.
Mereka tidak hanya melawan pemerintah pusat, tetapi juga menebarkan teror di mana-mana, menculik, membunuh, serta membakar tempat ibadah dan rumah di banyak desa. Ratusan orang tewas di tengah kelompok yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda ini. Pada Februari 2014, misalnya, mereka membunuh lebih dari 400 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan. Pada April, mereka menculik 280 siswi sekolah.
Apa pun alasannya, sepak terjang Boko Haram selama ini tetap tidak bisa dibenarkan. Penculikan, peneroran, pembunuhan, dan sejenisnya adalah pertama-tama tindakan pengecut; sebuah kejahatan kemanusiaan yang amat kejam, yang pasti bisa dibenarkan siapa saja. Mereka memang sudah benar-benar menjelma menjadi "kelompok penebar maut; pencabut nyawa".
Apa yang terjadi sekarang ini di Nigeria pertama-tama menunjukkan ketidakberdayaan, kelemahan, pasukan Nigeria. Karena itu, mereka meminta bantuan negara tetangga yang kemudian mengirimkan 8.000 tentara. Mereka juga meminta bantuan Amerika Serikat. Sepak terjang Boko Haram itu pun memberikan gambaran bahwa Pemerintah Nigeria pimpinan Jonathan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Penundaan pemilu adalah peringatan awal akan munculnya krisis politik yang lebih buruk. Nigeria akan semakin hancur jika tak mampu menghabisi Boko Haram. Bayangan kehancuran negeri yang pernah disebut sebagai contoh negara demokrasi di Afrika itu semakin jelas, nyata.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000012094956
Tidak ada komentar:
Posting Komentar