Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 09 Maret 2015

TAJUK RENCANA: AS Masih Memilih Tekan Rusia (Kompas)

Amerika Serikat belum sepenuhnya yakin solusi militer merupakan cara terbaik untuk menyelesaikan krisis yang berlangsung di Ukraina.

Dalam wawancara dengan radio Jerman, DLF, di Berlin, Jumat (6/3), Wakil Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, sekutu, termasuk AS, harus terus menjaga tekanan mereka dan membujuk Rusia untuk keluar dari Ukraina.

Hingga saat ini, Pemerintah AS masih memilih menekan Rusia melalui upaya diplomatik dan meningkatkan sanksi atas keterlibatan Rusia di Ukraina. Uni Eropa dan AS menuduh Rusia membantu pasukan pemberontak Ukraina, suatu tuduhan yang dibantah Rusia.

Kamis lalu, Ketua DPR AS John Boehner bersama sejumlah politisi lain mendesak Presiden AS Barack Obama menyetujui pengiriman senjata mematikan kepada Ukraina agar negara itu dapat mempertahankan wilayah kedaulatannya. Lambatnya Pemerintah AS menyetujui pengiriman senjata mematikan kepada Ukraina itu membuat sejumlah anggota DPR AS frustrasi.

Tampaknya, Pemerintah AS belum ingin memperuncing keadaan dengan mengirimkan senjata mematikan ke Ukraina. Pada tahap ini, Pemerintah AS belum sepenuhnya yakin solusi militer merupakan cara untuk menyelesaikan krisis Ukraina. Wakil Menlu AS Antony Blinken mengatakan, "Jika kita memasok teknologi pertahanan yang lebih, Rusia bisa dengan mudah membalasnya dengan menyediakan dua, tiga, atau empat kali lipat dari apa yang kita lakukan."

Bahwa kemampuan Ukraina mempertahankan diri perlu dibantu untuk ditingkatkan, itu betul, tetapi apakah itu harus dengan mengirimkan senjata mematikan? Ini yang hingga kini belum diputuskan oleh Pemerintah AS.

Pemerintah Inggris, Jumat, merencanakan mengirim alat militer yang tidak mematikan untuk Ukraina senilai 1,3 juta dollar AS (sekitar Rp 16,6 miliar). Bantuan itu berupa helm, global positioning system (GPS), kacamata pengindera malam, dan laptop. Disebutkan, bantuan itu akan dikirimkan beberapa minggu mendatang.

Kita tidak menentang pendapat yang menyatakan Ukraina perlu dibantu untuk menghadapi para pemberontak yang didukung Rusia. Namun, bantuan seperti apa yang akan diberikan kepada Ukraina, itulah yang dipertanyakan. Sebab, jika terjadi pertempuran hebat di Ukraina, yang paling menderita adalah rakyat Ukraina. Itu sebabnya, kita menyambut baik keputusan Obama untuk tidak cepat-cepat mengirimkan senjata mematikan kepada Ukraina. Seandainya AS melakukannya, Rusia pun akan melakukan tindakan serupa.

Pada saat ini, memilih untuk menekan Rusia lewat jalur diplomatik, dan memberlakukan sanksi, masih merupakan langkah terbaik.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Maret 2015, di halaman 6 dengan judul "AS Masih Memilih Tekan Rusia".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger