Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 04 April 2015

TAJUK RENCANA: Paskah yang Mengubah Kehidupan (Kompas)

Berseliwerannya persoalan menggerus nilai keluhuran ciptaan nyaris mematikan harapan. Ajakan memaknai hari Paskah 2015 menjadi tawar.

Kita sajikan contoh. Kongres partai politik berakhir ricuh. Keputusan politik diwarnai kesan "maju-mundur" dan menggantung. Sebaliknya ada yang berlangsung diam- diam, seperti terpuruknya nilai rupiah, melambungnya harga barang, dan naiknya harga premium.

Dalam kondisi dinamika (dalam arti positif) atau karut- marut (dalam arti negatif) itu, hidup kembali gerakan radikalisme dengan premis agama dengan wajah aksi kekerasan berkelit-kelindan antara pemutarbalikan nilai intrinsik (keluhuran) agama dan kepentingan politik (positif) manifestasi keserakahan manusia (negatif). Kemunculan itu gejala modern menawarkan konsep "ratu adil", tidak wajar di tengah upaya membangun dunia yang human, toleran, dan satu. Gejala modern antitese keterlemparan dan keterasingan arus globalisasi dan modernisasi.

Abstraksi umum kondisi keseharian di atas, dalam dan luar negeri, menunjukkan ruwetnya tali-temali persoalan dan nuansa. Berkat kemajuan teknologi informasi, semua terbuka, semua bisa menyampaikan sikap. Semua diberi warna dan dibelokkan demi kepentingan masing-masing. Segalanya bisa terjadi, tidak masuk akal, bisa saja koinsiden, by design, bisa juga by default.

Ironis, ketika Indonesia tegas terhadap penjahat kelas kakap narkoba, di saat yang sama lalai menjaga 10 tahanan penjahat kelas kakap; ketika aparat keamanan sibuk menyisir aksi terorisme dan aksi kekerasan atas nama agama, agamawan dan politisi mengumumkan kedamaian sebagai jati diri agama apa pun, beredar buku yang isinya mengajarkan sebaliknya.

Kondisi yang serba ironis dan kontradiktif itu dirasakan sebagai bagian dari keniscayaan. Tidak boleh tidak harus demikian, pergumulan dinamis, representasi bahwa di tengah kondisi karut-marut dunia ada tantangan munculnya nilai keluhuran. Mutiara muncul bersinar justru di tengah comberan lumpur. Keluhuran nilai agama, apa pun sebagai lembaga presentasi iman masing-masing, akan tampak mulia justru ketika semakin banyak tantangan, pergolakan, penolakan, dan penistaan.

Memoria passionis et resurrectionis(peringatan akan penderitaan dan kebangkitan), rumusan JB Metz tentang teologi salib, menegaskan adanya kesatuan imani antara kematian dan kebangkitan. Kebangkitan tidak terjadi tanpa kematian. Kalau kematian kita asosiasikan dengan kondisi keterpurukan, keterbelakangan, karut-marutnya situasi, kondisi "kematian" menawarkan sekaligus menjanjikan kebangkitan. Keruwetan dalam pengartian negatif, maupun dinamik kehidupan dalam pengartian positif, bagian dari harapan. Memoria passionis et resurrectionis. Paskah mengubah kehidupan! Pergumulan tiada akhir!

Selamat Paskah 2015!

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 April 2015, di halaman 6 dengan judul "Paskah yang Mengubah Kehidupan".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger