Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 04 September 2015

TAJUK RENCANA: Tragedi Korupsi Guatemala (Kompas)

Tidak tanggung-tanggung, perwakilan rakyat Guatemala mencabut kekebalan hukum Presiden Otto Perez Molina atas dugaan kasus korupsi.

Rupanya Guatemala tidak mau setengah-setengah dalam gerakan melawan kejahatan korupsi, yang memang merebak luas di kalangan elite negara Amerika Latin itu. Tanpa pandang bulu, Presiden, Wakil Presiden, para menteri, dan para pejabat tinggi diusut secara hukum.

Gerakan pemberantasan korupsi menjadi efektif, antara lain, karena ikut digalang Kongres sebagai perwakilan rakyat, yang relatif masih terjaga kredibilitas dan integritasnya dari godaan penyuapan. Sudah terbayang, pemberantasan korupsi akan semakin menjadi benang kusut seandainya kalangan parlemen yang mempunyai fungsi kontrol dan para penegak hukum, seperti kepolisian dan kejaksaan, terlibat jauh dalam praktik korupsi.

Tidaklah mengherankan jika rakyat Guatemala memberi apresiasi tinggi kepada para wakilnya di Kongres, yang akhirnya tidak ragu-ragu mencabut status kekebalan hukum atas Presiden Perez (64). Sebanyak 132 anggota Kongres, minus 26 orang yang tidak sempat hadir dalam pertemuan pada Selasa 1 September, mendukung secara bulat pencabutan kekebalan hukum atas Presiden Perez.

Putusan bersejarah yang sangat mengejutkan itu merupakan pukulan berat bagi Perez, yang selama beberapa bulan terakhir terus berusaha bertahan dan membela diri di bawah gelombang demonstrasi yang menuntut pengunduran dirinya.

Presiden Perez berusaha membela diri dengan berkali-kali membantah tuduhan menerima bagian dari berbagai pungutan liar yang dilakukan kalangan pabean di seluruh negeri. Sudah lama PBB mengingatkan buruknya sistem pabean Guatemala, yang merugikan kalangan pengusaha. Rakyat Guatemala juga melancarkan demonstrasi, memprotes merebaknya korupsi.

Segala peringatan dan gelombang protes itu tidak banyak digubris pemerintahan Perez, yang dalam konstitusi hanya bisa berkuasa satu periode, empat tahun. Namun, Perez benar-benar dibuat tidak berdaya, pekan ini. Putusan Kongres yang mencabut status kekebalan hukumnya membawa dampak tidak kecil. Perez tak hanya dilarang bepergian ke luar negeri, tetapi terancam segera ditahan.

Pencabutan imunitas hukum Perez membuat upaya pembongkaran praktik korupsi di Guatemala menjadi semakin dramatis. Awal tahun ini, Wakil Presiden Roxana Baldetti dan sekitar setengah anggota kabinet bersama sejumlah pejabat tinggi sipil dan militer juga diturunkan dan ditahan atas kasus yang sama dengan Presiden Perez.

Upaya membongkar praktik korupsi di Guatemala yang tidak kenal bulu diharapkan akan mengubah kehidupan negeri itu, yang sekitar 53,7 persen dari 15 juta penduduknya masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 September 2015, di halaman 6 dengan judul "Tragedi Korupsi Guatemala".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger